Selasa, 19 April 2011

JT 190411 : Simpati Untuk ABK Sinar Kudus

Boleh jadi, bentuk keputus-asaan pihak keluarga dan anggota Kesatuan Pelaut Indonesia (KPI) dicurahkan dalam aksi demo ke kantor PT. Samudera Indonesia Tbk (PTSI) di kawasan Slipi, Jakarta Barat, beberapa hari lalu.. Ada titik terang ? Ya gitu deh.

Kabarnya pihak PTSI siap membayar tebusan dan pemerintah pun ngga ada pilihan selain ngomong  opsi militer dan berbasa-basi. Intinya, lawan perompak Somalia itu cuma 2 (dua) opsi : bayar tebusan (ransom) atau sikat abiiiz.

Kalo mencla-mencle dan kelamaan, bukannya kru kapal dibebaskan. Yang ada juga (berdasarkan pengalaman mengikuti isu oerompakan di kawasan Teluk Aden dan Somalia), uang tebusan meningkat terus.

Semakin lama mengulur waktu, semakin besar biaya tebusan karena siapa juga yang mo mensubsidi makan sehari-hari anak buah kapal (ABK) selama berada dibawah kontrol dan naungan perompak sadis mata duitan.

Belum lagi citra (image) perusahaan dan pemerintah bila terlalu lama mikir karena menyangkut hajat hidup orang banyak sehingga langsung eksekusi, itu pilihan terbaik. Tapi itu juga tergantung good-will dan rantai birokrasi yang ada.

Koq susah banget ya menghabisi aksi perompak Somalia ? Mereka sudah jadi bisnis internasional karena uang hasil tebusan jutaan dolar Amrik, dipakai untuk mempersenjatai diri, seperti membeli peralatan canggih, termasuk kapal cepat dan roket dan amunisi. Pfffuih.

Menurut catatan seorang wartawan BBC yang pernah berkunjung ke kampung perompak di wilayah Puntland (salah satu sudut Somalia yang hidup bergelimang kemewahan), masing-masing kelompok hidup berdampingan dan memiliki kapling sendiri-sendiri (akur).

Sekedar tahu aja nih (buat sharing, bukan menggurui yang sudah tahu). Ada sedikitnya 3 (tiga) kelompok perompak besar di Somalia – menurut pengamat Somalia, Mohamed Mohamed (mirip orang Sunda ya, namanya dulang-ulang he3x), mereka adalah :

  1. Mantan nelayan yang beralih profesi dan disegani karena mengenal wilayah Teluk Aden dengan baik,
  2. Mantan milisi - produk dari perang saudara di Somalia, dan
  3. Ahli IT yang memiliki keahlian khusus di bidang teknologi.
Bayangkan 3 kelompok besar ini bersatu atau masing-masing memiliki ahli di kelompoknya ? Wilayah Puntland tidak sama dengan wilayah Somalia lain yang miskin dan kering kerontang, bahkan kehidupan warganya menunggu bantuan internasional.

Warga Puntland menjadi warga negara khusus dengan keahlian merompak dan banyak warga muda usia antara 20-35 tahun memilih jadi perompak sebagai jalan pintas menjadi kaya. Kayak kisah Robin Hood di padang pasir.

Begitulah dunia. Seyogyanya, kita bisa memetik hikmah dari setiap kejadian.Setiap masalah, pasti ada solusinya. Itu aja. Tetap ikut prihatin dengan kondisi saudara-saudara kita di MV, Sinar Kudus. Simpati buat semuanya.

Rujukan terkait info kapal Sinar Kudus, silahkan baca JT 160411 : ABK Sinar Kudus Menunggu Asa, JT 100411 : Sinar Kudus, Apa Kabar ? dan JT 170311 : Sinar Kudus Dibajak Perompak Somalia.

Sumber : Dari Sana-sini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar