Selasa, 29 Juni 2021

JT 290621 : Dampak Krisis Yantian Lebih Besar Dari Ever Given Di Suez

 

Saat kapal kontainer yang dioperasikan oleh perusahaan pelayaran Taiwan, Evergreen Marine kandas di Terusan Suez selama 6 (enam) hari, seolah dunia dibikin lumpuh karena rantai pasok barang2 kebutuhan masyarakat terkendala.

Hingga saat ini, kapal Ever Given (kapasitas 20.388 TEUs) masih trauma – andai dia bisa ngomong – dan ditahan oleh pemerintah Mesir karena dimintai untuk menyelesaikan biaya kompensasi sehingga menyebabkan keterlambatan disana-sini.

Pelabuhan2 di Eropa pun banyak yang terkena kongesti, sementara pasok kontainer kosong + kapal sedang sulit2nya, ocean freight melambung ditambah lagi, sejak Covid-19 merebak kembali di Yantian, produktifitas pelabuhan hanya sekita 30 persen dari yang seharusnya.

Enam hari saja, sudah membuat sibuk pasokan logistik terkendala. Kini tingkat keterlambatan kapal mencapai 1-2 minggu dan akibatnya bisa dibayangkan seperti apa. Bagaimana mengurainya di waktu2 mendatang ?

Hal tersebut diatas disampaikan oleh Lars Jensen, CEO Vespucci Maritime (sebuah Lembaga konsultan di Denmark). Yantian meng-handle 13,3 juta TEUs di tahun 2020 = 36.000 TEUs per hari.

Dan Yantian berkontribusi 1/3 dari perdagangan Guangdong + menguasai ¼ kargo RRCina untuk tujuan Amrik. Jika produktifitas Pelabuhan Yantian hanya 30 persen (dihitung dari diketemukannya Covid-19 baru) dari yang semestinya, akan ada potensi kontainer sebanyak 25.500 TEUs yang gak tertangani dan akan menggulung terus kedepannya. Jika diakumulasikan akan mendekati angka 375.000 hingga 500.000 kontainer hingga saat ini.

Sebagai pembanding, saat Terusan Suez terblokade dengan kandasnya kapal Ever Given akhir Maret lalu, potensi loss ato kehilangan perhari 55.000 kontainer saja. Itupun berlangsung hanya 6 (enam) hari saja.

Kondisi darurat ini menyebabkan sejumlah pelayaran besar memilih omit (gak masuk) Yantian + Shenzhen untuk 2 minggu kedepan. Harga pun otomatis berfluktuasi lagi akibat timpangnya ketersediaan kontainer, jadual kapal skaligus space kapal.

Sampai berapa krisis Yantian ini akan selesai, kuuuuuy kita simak bareng2 aja. Informasi terkait, silahkan baca : JT 120621 : Kongesti Yantian Dorong Rekor Tarif.

Sumber : Dari Sana-sini / Foto : Yahoo News NZ.

Senin, 28 Juni 2021

JT 280621 : Seaspan Corp. Panen Gede

 

Sukses besar yang diperoleh perusahaan pelayaran global, rupanya dinikmati oleh para juragan kapal yang punya gawe menyediakan kapal2 sewa untuk dioperasikan oleh perusahaan pelayaran lain.

Gak semua kapal sanggup dibeli karena keterbatasan modal tetapi ada juga dengan strategi jika memiliki kapal sewa, sewaktu-waktu tren volume sedang drop / menurun maka ada kebijakan bisa mengembalikan unit kepada sang pemilik kapal.

Salah satu juragan kapal yang kini didaulat menjadi lessor terbesar bagi sejumlah perusahaan pelayaran global, yakni Seaspan Corporation. Kabar terakhir, Sespan baru saja berhasil memperpanjang kontrak dengan pihak Cosco Shipping.

Wuiiiiih congrats ya. Gak tanggung2, 17 kapal kontainer berhasil diperpanjang masa sewanya hingga 3 (tiga) tahun kedepan dengan perusahaan pelayaran asal RRCina tersebut.

Sesuai perjanjian sewa dengan Cosco, ada 2 (dua) unit yang berakhir sewanya di tahun 2021 ini, 13 unit di tahun 2022 + 2 unit di tahun 2023. Kesemuanya diperpanjang untuk masa 3 tahun kemuka – demikian sebagaimana dilaporkan Splash 247.

Perpanjangn sewa kontrak ini saja sudah mendapatkan revenue sekitar USD 700 juta. Bing Chen selaku Chairman, Direktur + CEO Seaspan berkomentar dengan sumringah bahwa komitmen dengan mitra saat ini akan menjadi prioritas walau diakuinya order kapal baru di tahun 2022 + 2023 minim.

Tapi untuk tahun 2024, Seaspan akan mendapat 37 kapal anyar. Kuartal 4 tahun 2022 akan kiriman 2 (dua) unit saja tetapi opsi 2 x 12.000 TEUs kapal anyar ini, selain disewakan ada juga alternatif untuk dijual.

Selain Cosco, mitra kerja Seaspan lainnya yakni Maersk, MSC, CMA CGM + Hapag-Lloyd. Hanya Evergreen + HMM yang belum tertarik dengan tawaran Seaspan dan mungkin sudah ada lessor lainnya yang lebih dipercaya.

Jumlah armada Seaspan saat ini 129 unit kapal dengan total kapasitas mendekati 1 juta TEUs. Dengan tambaha order kapal anyar 39 unit (37 + 2 yang masih harus dikonfirmasi ulang), total kapasitasnya akan bertambah 600.000 TEUs.

Diantara kapal2 anyar tersebut, MSC langsung akan mengoperasikan 2 x 24.000 TEUs, 6 x 15.000 TEUs + 5 x 12.000 TEUs. Sementara kapal dual-fuel LNG akan dialokasikan 10 unit untuk Zim + 8 unit untuk ONE / Ocean Network Express.

Muanteeeeeep Seaspan !

Sumber : Dari Sana-sini.

Minggu, 27 Juni 2021

JT 270621 : Shoei Kisen Capai Kesepakatan Dengan SCA Untuk Ever Given

 

Sepertinya ini kabar bagus yang harus disampaikan walau masih berupa bocoran isu karena setelah berminggu-minggu bernegosiasi, para pihak capek juga dan ingin segera mengakhiri drama ini.

Kabarnya pihak Suez Canal Authority (SCA) + pemilik kapal Ever Given, yakni Shoei Kisen Kaisha sudah mencapai kesepakatan prinsip atas kompensasi yang selama ini diperjuangkan oleh kedua belah pihak. Bertindak selaku penengah atas kepentingan diatas, pihak asuransi P&I Club.

Akhir Maret lalu, sebuah kapal raksasa berkapasitas 20.388 TEUs yang dioperasikan Evergreen Marine (Taiwan) kandas di Terusan Suez selama 6 (enam) hari dan membuat alur supply chain global berantakan, hingga hari ini.

Isu keuangan yang menonjol, sepertinya bisa disetujui karena biaya kompensasi awalnya USD 916 juta namun sempat diturunkan ke angka USD 550 juta, Pihak Shoei menawar USD 150 juta dan angka terakhir kabarnya ada kenaikan.

Berapa besaran kenaikannya ? Keppo deh. Tunggu aja keputusan resminya ya. Sembari nunggu keputusan final, bisa juga dicari informasi sebelumnya yang terangkum dibawah ini.

Silahkan baca di : JT 230621 : Ever Given Berharap Bisa Bebas, JT 180621 : Ever Given Menanti Asa, JT 310521 : Ever Given Diminta Tinggal Hingga 20/06, JT 280521 : Ever Given Masih Harus Tinggal Di Mesir, JT 230421 : Pengadilan Mesir Tolak Permintaan Evergreen, JT 190421 : Pelaut India Galau Usai Kandasnya Ever Given, JT 160421 : Mesir Enggan Lepas Kapal Evergreen, Jika Belum Bayar Kompensasi, JT 100421 : Antrian Kapal Di Suez Terurai Paska Kandasnya Ever Given, JT 290321 : Breaking News – Kapal Ever Given Berhasil Diapungkan, JT 250321 : Update 1 - Kondisi Kapal Ever Given Pasrah, JT 240321 : Ever Given Sebabkan Antrian Di Suez.

Sumber : Dari Sana-sini / Foto : Foreign Policy.

Sabtu, 26 Juni 2021

JT 260621 : Program Swastanisasi HMM Jalan Terus

 

Program swastanisasi perusahaan pelayaran Korea Selatan, HMM yang didorong terus untuk bisa masuk Liga Utama ato 10 Besar Pelayaran Dunia tetap digulirkan oleh investor terbesar saat ini, yakni Korea Development Bank (KDB).

Pihak KDB mempertimbangkan pelepasan sahamnya di industri maritim dan sedang mencari peminat serius yang ingin membeli HMM. Alasan privatisasi, untuk meningkatkan daya saing-nya di industri pelayaran global.

Spekulasi diatas bergulir sejak awal tahun 2021 dimana sejak akhir tahun lalu, valuasi HMM terus meningkat, seiring dengan laporan tutup buku yang menggembirakan pihak manajemen.

Laporan keuangan HMM mencatat operating income Kuartal 1 – 2021 (Jan-Mar) merupakan yang tertinggi dalam sejarah berdirinya perusahaan ini, yakni mencatatkan revenue mendekati USD 2 Milyar. Wooow deh.

Seperti diketahui, pihak bank sedang bernegosiasi dengan salah satu konglomerat dan pihak KDB hanya akan menyisakan 25 persen sahamnya di HMM, kecuali jika ada permintaan khusus dari pembeli / investor baru HMM.

Januari lalu muncul nama POSCO sebagai salah satu calon peminat HMM dan hingga kini pihak bank sedang melakukan berbagai kajian, termasuk dengan calon investor baru namun gak mo buru2 disebutkan, siapakah gerangan.

KDB sendiri sedang memiliki proyek gede pertama yakni rencana mengawinkan Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering (DSME) dengan Hyundai Heavy Industries (HHI) sedangkan penjualan saham KDB di HMM akan menjadi proyek ke-2 yang menjadi pertaruhannya.

Siapakah investor baru yang bakal masuk HMM ? Kita tunggu kabar selanjutnya ya.

Sumber : Dari Sana-sini / Photo : Maritime Executive - Risk.net.

Jumat, 25 Juni 2021

JT 250621 : Evergreen Order 2 x 24.000 TEUs

 

Masalah yang menyelimuti salah satu kapalnya Evergreen Marine, yakni MV Ever Given (kapaitas 20.388 TEUs) gak menjadi kendala bagi pelayaran Taiwan ini untuk terus melaju dan bersaing dengan pelayaran global lainnya.

Salah satu keputusan yang atraktif yaitu Evergreen memesan 2 x 24.000 TEUs dari galangan kapal RRCina, Hudong-Zhonghua. Bocoran ini didapat dari laporan mingguan terbaru Clarkson Research.

Harga kapal, gak disebutkan secara rinci untuk kedua kapal diatas. Evergreen saat ini menduduki ranking ke-7 di dunia dan merupakan pelayaran ke-2 terbanyak memesan kapal baru – setelah MSC, demikian menurut tulisan media Splash 247.

Sekedar info aja nih. Bulan depan, Evergreen akan menerima kapal gede MV Ever Ace, kapasitas 23.992 TEUs (dibulatkan jadi 24.000 TEUs) ato 28 TEUs lebih gede ketimbang kapal HMM yang saat ini dideklarasikan sebagai kapal terbesar di dunia.

Galangan kapal yang membangun Ever Ace yakni Samsung Heavy Industries )SHI), Korea Selatan. Jiaaaah segitu aja terlewati deh rekor kapal terbesar. Maksudnya gak bertahan lama alias disalip Evergreen deh hik 3x.

Sumber : Dari Sana-sini / Foto : ShipSpotting.

Kamis, 24 Juni 2021

JT 240621 : CULines Order 2 x 2.400 TEUs

 

Perkembangan lebih lanjut dari pelayaran yang sedang naik kelas, dari pelayaran domestik, menjadi pelayaran spesialis Intra-Asia dan kini sedang berupaya menjadi pendatang baru di rute Asia – Eropa (AE).

Boleh protes ato gak setuju, yang pasti sih CULines tengah bersiap ekspansi ke Eropa dimana seperti diketahui bersama, selama ini yang bermain di rute AE bukan pelayaran abal2 tetapi skalanya global dan klo gak kuat, bisa terpental dari AE.

Adalah China United Lines (CULines) asal Shenzhen, RRCina yang baru saja menandatangani kontrak dengan galangan Yangzijiang Shipbuilding, untuk membangun kapal 2 unit dengan kapasitas 2.400 TEUs – begitu laporan media Seatrade Maritime News.

Ke-2 kapal anyar ini rencana pengirimannya di tahun 2023. Penempatannya kapal ini akan digunakan di rute Intra-Asia. Order sebelumnya, CULines memesan 2 x 1.900 TEUs dari galangan CSSC Huangpu Wenchong.

Rujukan tentang CULines, silahkan baca : JT 010521 : CULines Resmi Ekspansi ke Eropa ?, JT 100321 : Laila, Kapal Pertama CU Lines Masuk Hamburg, JT 230121 : CU Lines Jajaki Pasar Asia – Eropa, JT 210121 : CULines Sang Pemain Baru AE.

Congrats CULines. Good Luck !

Sumber : Dari Sana-sini / Foto : Logistics Manager.

Rabu, 23 Juni 2021

JT 230621 : Ever Given Berharap Bisa Bebas

 

Setelah tertahan hampir 3 (tiga) bulan lamanya di Terusan Suez, dalam waktu dekat kabarnya kapal yang dioperasikan Evergreen Marine ini bakal dilepas. Sampai saat ini sih masih ditahan karena negosiasinya cukup a lot antara para-pihak.

Pihak asuransi kapal, P&I Club Inggeris memberikan kode bahwa kesepakatan dengan pihak Suez Canal Authority (SCA) hampir rampung dan berharap jika deal, kapal Ever Given (kapasitas 20.388 TEUs) bisa melanjutkan pelayarannya ke Eropa.

Media Inggeris, The Loadstar, mengabarkan bahwa pihak SCA butuh waktu untuk mempelajari usulan yang disampaikan P&I Club dan keputusan akhirnya minta ditunda lagi ke tgl 04/07. Uupps pas hari jadi Amrik juga nih he he he.

Inti masalahnya adalah ke biaya kompensasi, yang semula diajukan pihak SCA hamper mendekati angka USD 1 Milyar. Namun kemudan setelah negosiasi cukup Panjang, SCA menurunkan hingga USD 600 juta namun pihak pemilik kapal hanya mampu membayar USD 150 juta.

Saat nego terakhir, kedua belah pihak nampaknya ingin segera mengakhiri negosiasi Panjang serta mencari solusi terbaik. Dari pihak yang bisa dipercaya, kemungkinan angka yang disepakati di angka USD 200 juta.

MV Ever Given merupakan kapal sewa, dimiliki oleh perusahaan Jepang, Shoei Kisen Kaisha namun pengoperasiannya dilakukan oleh pelayaran Taiwan, Evergreen Marine Corp. (EMC). Keduanya bahu membahu untuk bisa segera mengoperasikan kembali kapal ini. Jika kapal tertahan lama, efek klaim berikutnya dari pemilik barang sudah menunggu.

Apakah pihak SCA bisa menerima biaya kompensasi atas kandasnya kapal Ever Given, yang menutup pendapatan pengelola terusan selama 6 (enam) hari plus biaya lain2. Kita tunggu di info selanjutnya ya.

Rujukan informasi terkait isu Ever Given ini, silahkan baca : JT 310521 : Ever Given Diminta Tinggal Hingga 20/06, JT 280521 : Ever Given Masih Harus Tinggal Di Mesir, JT 230421 : Pengadilan Mesir Tolak Permintaan Evergreen, JT 190421 : Pelaut India Galau Usai Kandasnya Ever Given, JT 160421 : Mesir Enggan Lepas Kapal Evergreen, Jika Belum Bayar Kompensasi, JT 100421 : Antrian Kapal Di Suez Terurai Paska Kandasnya Ever Given, JT 290321 : Breaking News – Kapal Ever Given Berhasil Diapungkan, JT 250321 : Update 1 - Kondisi Kapal Ever Given Pasrah, JT 240321 : Ever Given Sebabkan Antrian Di Suez.

Sumber : Dari Sana-sini / Foto : VesselFinder.

Senin, 21 Juni 2021

JT 210621 : SITC Order 8 Kapal Baru

 

Gerak langkah perusahaan pelayaran yang berbasis di Hong Kong ini, serta hingga kini dikenal sebagai spesialis Intra-Asia, SITC International memperbanyak kapal baru yang dipesan dan kini jumlahnya mendekati 30 unit. Order terakhir yakni menambah 8 unit kapal. Wooow banyak juga ya. 

Entah proyeksi optimis perdagangan global yang dimunculkan ato karena antisipasi volume ekspor impor yang mulai membaik di Asia, khususnya RRCina sehingga SITC menambah pesanan 8 (delapan) unit kapal, dengan komposisi 4 x 2.600 TEUs + 4 x 1.800 TEUs. Aje gile deh.

Total transaksi terakhir senilai USD 192 juta dimana harga kapal 2.600 TEUs yakni USD 27 juta per unit sedangkan kapal 1.800 TEUs dibanderol USD 21 juta per uni. Galangan kapal yang ditunjuk adalah afiliasi dari Yangzijiang adalah Jiangsu Yangzijiang Shipbuilding + Jiangsu New Yangzi Shipbuilding. Masa pengiriman diperkirakan mulai November 2022 hingga Mei 2023. 

Sebelumnya SITC Shipowning memanfaatkan opsi menambah 8 unit kapal berkapasitas 1.023 TEUs seharga USD 153,6 juta. Galangan kapal yang mendapat hoki yakni Dae Sun Shipbuilding & Engineering, Korea Selatan. Ternyata diam2 cuannya ok juga ya ha ha ha.

Saat ini, SITC menempati ranking ke-16 operator kapal kontainer terbesar sedunia, dengan total kapasitas terpasang 142.875 TEUs, termasuk 23 kapal sewa. Penerimaan omzet yang diluar perkiraan selama pandemi Covid-19 membuat sebagian besar pelayaran berani memesan kapal dengan jumlah banyak, salah satunya SITC ini.

Disaat harga sewa kapal bekas / secondhand ships cukup mahal maka pilihan pelayaran disaat punya duit, mending membangun armada sendiri. Demikian catatan akhir dari media asal Inggeris, The Loadstar.

Congrats !

Sumber : Dari Sana-sini / Foto : Container News.

Minggu, 20 Juni 2021

JT 200621 : Manuver MSC Persulit Maersk

 

Boleh didebat, boleh juga untuk dipahami. Harus diakui manuver yang dilakukan oleh pelayaran nomor 2 dunia, Mediterranean Shipping Co. (MSC) dalam setahun belakangan ini cukup menyulitkan sang rival utamanya, Maersk.

Perusahaan pelayaran nomor wahid asal Denmark ini tengah dalam bayang2 ancaman MSC yang dalam waktu dekat siap menggeser posisi Maersk di posisi puncak klasemen.

Pelayaran pelayaran blasteran Swiss-Italia ini cukup menyita perhatian pengamat luas, seiring dengan manuver akuisisi kapal2 secondhand di pasar internasional dan jika dihitung-hitung sejak tahun lalu sudah mengoleksi 60 unit.

CEO MSC, Soren Toft, sebelumnya merupakan jebolan Maersk yang ditarik MSC saat melakukan restrukturisasi di tahun 2019 lalu. Sejak saat itulah MSC membeli kapal2 secondhand, dengan agregat mendekati 257.000 TEUs dan kini total kapasitas yang dimiliki MSC 4 juta TEUs.

Dalam skala ranking kekuatan armada, selisih antara Maersk dan MSC kini hanya tinggal 120.000 TEUs dan jelas sangat mengkhawatirkan bagi Maersk. Sejumlah broker berpendapat, gak pernah ada dalam sejarah akuisisi kapal secondhand sedemikian massif, seperti yang dilakukan MSC.

Info terakhir yang disampaikan Alphaliner, MSC telah membayar Eastern Pacific Shipping (EPS) USD 42,5 juta untuk kapal Kowloon Bay (kapasitas 5.018 TEUs) – dibenarkan juga oleh multiple broker.

Sebelumnya lagi, MSC membeli kapal Alabama (4.250 TEUs), Songa Haydn (3.534 TEUs), City of Hong Kong (2.564 TEUs) serta Oregon Trader (2.492 TEUs), kesemuanya sudah masuk dalam hitungan 60 unit diatas.

Rujukan informasi sebelumnya, silahkan baca : JT 170621 : 10 Pelayaran Kuasai 85 Persen Pasar, JT 080621 : MSC Order 4 x 24.200 TEUs, JT 290421 : MSC Siap Geser Maersk, JT 270421 : MSC Beli Aset CPP 2 x 9.288 TEUs, JT 260221 : MSC Akan Geser Maersk di Urutan 1, JT 060221 : MSC Siap Salip Maersk ?, JT 180121 : MSC Semakin Dekati Maersk.

Sumber : Dari Sana-sini.

Sabtu, 19 Juni 2021

JT 190621 : Buntut X-Press Pearl, TT Club Gugah Kepedulian Hazmat


Beberapa kejadian besar di laut sebenarnya pernah disuarakan, terutama yang menyangkut tragedi kebakaran dan sejenisnya karena menjadi kerugian besar, baik dari sisi ganti kerugian maupun citra (image) perusahaan.

Demikian pula, setelah peristiwa tragis terakhir yang menimpa kapal X-Press Pearl, TT Club merespon kepada semua pihak yang terkait langsung maupun gak langsung, untuk bertindak transparan + teliti saat berkirim barang.

Menurut laporan TT Club, setiap tahunnya diperkirakan ada 150.000 kontainer yang salah mendeklarasikan barang2 berbahaya (misdeclared) dengan tidak semestinya sehingga membahayakan barang2 milik pihak lain.

Kejadian yang menimpa X-press Pearl bukanlah yang pertama, kedua ato ketiga kalinya tetapi sudah berkali-kali. Bila tidak dilakukan mitigasi risiko seperti diatas niscaya keyakinan Customer menggunakan moda laut sangat rapuh.

Disinilah dibutuhkan kepedulian bersama agar unsur KESELAMATAN BARANG bisa terjaga dengan baik. TT Club terus mengkampanyekan setiap waktu untuk mengurangi potensi kerusakan yang bisa merugikan para pihak, khususnya kategori barang2 berbahaya / dangerous goods ato hazmat.

Tinjauan peraturan yang efektif patut diacungi jempol. Memang, pertemuan terakhir Komite Keselamatan Maritim IMO memperdebatkan secara rinci masalah kebakaran kapal peti kemas.

Namun, pertimbangan seperti itu tidak akan menghasilkan perubahan yang cepat,- sebagaimana diungkap Direktur Manajemen Risiko TT Club Peregrine Storrs-Fox. Memang pasti butuh perjuangan Panjang karena tidak berada di satu sisi tetapi melibatkan pihak lain.

Inisiatif holistik yang dipimpin oleh pelaku usaha / industri sangat diperlukan. Pemahaman oleh semua pelaku usaha, mulai pengemasan, pemuatan, dan pembongkaran kontainer yang aman + kebutuhan informasi yang terperinci.

Intinya, skali lagi dibutuhkan kepercayaan + transparansi para pelaku usaha untuk mengelola keseluruhan rangkaian rantai pasok ini. Sudah siap ? Setidaknya TT Club terus mengedukasi hal2 positif berkenaan dengan keselamatan pengiriman barang.

Kebetulan TT Club tahun ini menyelenggarakan serangkaian webinar awal tahun ini yang mencakup semua aspek kebakaran kapal kontainer. Yang tertarik, silahkan googling ya.

Rujukan kejadian tragedy X-Press Pearl, silahkan dibaca : JT 110621 : Update 3 - Jaksa Tuntut Email Kasus X-Press Pearl Yang Dihapus, JT 070621 : Update 2 - Klaim Kapal X-Press Pearl, JT 270521 : Update 1 MV. X-Press Pearl Dievakusi, JT 240521 : X-Press Pearl Alami Kebakaran Di Kolombo.

Sumber : Dari Sana-sini / Foto : The Loadstar.

Jumat, 18 Juni 2021

JT 180621 : Ever Given Menanti Asa

 

Buntut dari kandasnya kapal Ever Given (kapasitas 20.388 TEUs) di Terusan Suez selama hampir 6 (enam) hari namun menyisakan persoalan besar, yakni tertahannya kiriman barang Customer karena kapalnya jadi sandera pemerintah Mesir.

Pasalnya ada biaya kompensasi yang dituntut oleh pihak pengelola terusan yakni Suez Canal Authority (SCA) saat membebaskan yang kandas serta terusan sempat tertutup untuk lalu lintas kapal hampir seminggu. Nilainya mendekati USD 1 Milyar !

Pasti teriak dunk siapapun yang dikenai denda ato biaya kompensasi segede itu. Yang menarik adalah operator kapal ini yakni perusahaan pelayaran Taiwan, Evergreen Marine namun pemilik kapalnya yakni Shoei Kisen Kaisha yang berasal dari Jepang.

Bagi importir di Eropa, kabarnya sudah frustasi menanti kabar kedatangan MV Ever Given, pasalnya sejumlah barang yang berada diatas kapal merupakan barang2 yang masuk kategori sensitif waktu.

Seharusnya ada ruang kompromi untuk menyelesaikan isu ini. Masing2 pihak hingga saat ini masih bersikukuh dan menyalahkan pihak lain. Padahal selaku pemberi jasa + pengguna jasa, bisalah dinegosiasikan. Semoga berhasil.

Pihak SCA mempermasalahkan kecepatan kapal Ever Given (excessive speed) saat dipandu oleh tim SCA hingga akhirnya kandas. Pihak asuransi P&I Club menyatakan bahwa navigasi sepanjang alur terusan berada dibawah kewenangan pilot pandu SCA. Nah khan … klo gini mah gak bakal kelar.

Rujukan sebalumnya, silahkan baca : JT 310521 : Ever Given Diminta Tinggal Hingga 20/06, JT 280521 : Ever Given Masih Harus Tinggal Di Mesir, JT 230421 : Pengadilan Mesir Tolak Permintaan Evergreen, JT 190421 : Pelaut India Galau Usai Kandasnya Ever Given, JT 160421 : Mesir Enggan Lepas Kapal Evergreen, Jika Belum Bayar Kompensasi, JT 100421 : Antrian Kapal Di Suez Terurai Paska Kandasnya Ever Given, JT 290321 : Breaking News – Kapal Ever Given Berhasil Diapungkan, JT 250321 : Update 1 - Kondisi Kapal Ever Given Pasrah, JT 240321 : Ever Given Sebabkan Antrian Di Suez.

Sumber : Dari Sana-sini.

Kamis, 17 Juni 2021

JT 170621 : 10 Pelayaran Kuasai 85 Persen Pasar

 

Bagaimana gak heboh dan makin kaya itu perusahaan pelayaran global. Disaat seperti sekarang, harga yang sedang asyik2nya buat dinikmati dibantu kondisi supply & demand yang gak seimbang, klop deh keberuntungan mereka ini.

Dari data terbaru, ternyata 10 pelayaran global itu menguasai 85 persen kapasitas angkutan laut sedunia, sementara 4 besarnya saja menguasa 58 persen. Empat besar dimaksud Maersk, MSC, CMA CGM + Cosco Shipping – demikian laporan FreightWaves yang berbasis di New York, Amrik.

Satu hal yang sedang dinanti oleh para pengamat yakni manuver MSC yang sangat agresif dalam membeli kapal2 secondhand untuk memperkuat ekspansi + ambisi menikung Maersk dalam waktu dekat.

Perhitungan itu bukan tanpa alasan kuat. Direkrutnya Soren Toft ex Maersk, agresifitas pembelian kapal2 secondhand hingga kapal2 anyar serta ekspansi servis yang akan dilakukan di tahun2 mendatang.

Dari catatan Alphaliner, sejak awal tahu 2021, armada kapal MSC meningkat 4 persen dan kini sudah mendekati angka 4 juta TEUs. Jika kapal2 barunya jadi, diperkirakan menjadi 4,7 juta TEUs ato melewati Maersk punya armada.

Jika maujud dan lancar, posisi MSC akan berada diatas puncak klasemen dan menggeser Maersk karena kapasitas yang dimiliki 14 persen diatas Maersk dan 34 persen diatas CMA CGM. Hmm ….

Hingga saat ini, Maersk merupakan satu2nya pelayaran global yang belum mengumumkan untuk membuat kapal2 baru, melainkan mengoptimalkan asset yang dimiliki. Maersk sudah memimpin perlombaan ini selama 25 tahun lebih.

Rujukan perihal manuver MSC dalam beberapa waktu belakangan, silahkan baca : JT 080621 : MSC Order 4 x 24.200 TEUs, JT 290421 : MSC Siap Geser Maersk, JT 270421 : MSC Beli Aset CPP 2 x 9.288 TEUs, JT 260221 : MSC Akan Geser Maersk di Urutan 1, JT 060221 : MSC Siap Salip Maersk ?, JT 180121 : MSC Semakin Dekati Maersk.

Sumber : Dari Sana-sini / Foto : Splash 247.

Selasa, 15 Juni 2021

JT 150621 : MPCC Akuisisi Songa Container

 


Kompetisi di sektor transportasi saat ini sangat ketat. Volume-nya pun demikian sehingga jika ingin mengejar parta besar, ya dibesarkan skalian. Jika kecil tertahan modal, mending jadi spesialis dan bergerak di ceruk pasar khusus.

Ada sebuah perusahaan pelayaran yang berbasis di Oslo, Norwegia yakni MPC Container Ships (MPCC) yang mengakuisisi Songa Container (milik Chairman Arne Blystad), dengan armada 11 kapal, nilai transaksinya USD 210,25 juta.

Dengan hasil diatas, MPCC mengakuisisi rata2 kapal 2.250 TEUs dengan kondisi umur kapal sekitar 11,9 tahun. Kapal2 ini dilengkapi dengan scrubber (9 unit) dan sisanya ice-class untuk transaksi perdagangan di seputaran Baltik.

Seperti halnya seorang pimpinan yang visioner, CEO MPCC yakni Constantin Baack melihat proyeksi masa depan industri berbasis kontainer sangat prospektif sehingga akuisisi menjadi model strategi yang dijalankan oleh MPCC saat ini.

Harus diakui, sejak akhir tahun 2020 sejarah pelayaran seolah memihak para pengusaha sehingga mayoritas pelayaran sangat diuntungkan. Silahkan dicek laporan keuangan tahunan, khususnya 2020 nyaris gak ada yang merah.

Mari kita simak bersama, kemana arah MPCC dalam beberapa tahun kedepan.

Sumber : Dari Sana-sini.

Sabtu, 12 Juni 2021

JT 120621 : Kongesti Yantian Dorong Rekor Tarif

 

Krisis yang ditimbulkan akibat lumpuhnya terminal Yantian, Shenzhen saat merebaknya Coronavirus di RRCina belakangan ini, menyebabkan sejumlah kapal terlambat / antri serta efeknya tarif ongkos kirim semakin melambung.

Menurut American Journal of Transport (AJT), akibat jadual antrian kapal, setidaknya sekitar 5 (lima) persen kapasitas kapal global yang ada, sedang menunggu jadual sandar dan seterusnya.

Lagi2 ke perkara supply & demand, dimana terjadi ketidakseimbangan maka akan ada peluang harga meroket. Semisal akibat krisis Yantian nih, ocean freight terdongkrak naik 25 persen untuk rute Asia - Amrik pantai timur (US East Coast / USEC), menjadi USD 9.000 per FEU ato 40’.

Sedangkan harga Asia – Eropa / Med di batas USD 11.000 per FEU. Lantas, ocean freight Asia – US West Coast (USWC) di angka USD 6.341 ato naik 15 persen. Artinya, kondisi tarif sedang berkiblat ke industri pelayaran nih.

Customer di hari gini boleh tepok jidat dengan berbagai macam prediksi tetapi hadapilah kenyataan bahwa kondisi seperti ini akan berlangsung cukup lama sekitar 2-3 tahun, kecuali ada mukjizat, seperti Coronovirus hilang dari muka bumi.

Pelabuhan Yantian merupakan salah satu pelabuhan tersibuk di dunia dan 25 persen kargo tujuan Amrik berasal dari pelabuhan ini. Selama tiga minggu ini kapasitasnya hanya terpakai 30 persen doank, Wadaaaaaw.

Kondisi antri-mengantri ini diprediksi bakal memperparah supply chain global dan jangan salahkan juga jika moda angkutan udara + kereta barang dari RRCina menuju Amrik, Eropa dan Med laris manis tanjung kimpul.

Jika kondisi mulai normal, sedikit banyak pamor industri pelayaran sudah mulai tergerus. Seberapa hebat ? Ya harus survei supaya angkanya bisa dipertanggungjawabkan ha ha ha

Keadaan yang diluar normal ini bisa menyebabkan waktu tunggu kapal bisa mencapai 16 hari ato 2 minggu lebih. Padahal akibat penutupan Terusan Suez tempo hari belum juga terurai, kini bertambah isu bari di Yantian dan memiliki efek domino yang dahsyat.

Mari kita amati beberapa hari ato minggu kedepan.

Sumber : Dari Sana-sini / Foto : Splash 247.

Jumat, 11 Juni 2021

JT 110621 : Update 3 - Jaksa Tuntut Email Kasus X-Press Pearl Yang Dihapus

 

Kejadian yang menoreh sejarah baru dalam sebuah kasus malapetaka di industri pelayaran jaman now, sesaat setelah kejadian rupanya jaksa penuntut memburu pesan elektronik (baca : e-mail) yang kabarnya dihapus. Jadi ada catatan yang terputus.

Eng ing eng, ini kasus bakal tambah rame karena jika terbukti bakal menyeret pasal penghilangan barang bukti. Tapi jika tidak terbukti pun, minimal rangkaian investigasi sudah hampir menyeluruh.  

Beberapa waktu lalu, sebuah kapal kontainer milik X-Press Feeder terbakar di perairan dekat Kolombo, Sri Lanka karena suatu kelalaian yang menyebabkan kapal X-Press Pearl akhirnya tenggelam.

Karena diantisipasi akan berakibat fatal, pihak investigator segera melakukan penyelidikan untuk mengungkap kasus ini. Namun jaksa Sri Lanka menuduh pihak X-Press Feeders dan induknya, Sea Consortium, menutup-nutupi proses penyelidikan tersebut.

Seperti diketahui, kapal berkapasitas 2.700 TEUs kemudian tenggelam setelah beberapa hari berjuang untuk dipadamkan namun gagal dan konsekuensinya kapal tenggelam. Salah satu hal terburuk yang dicatat dari kejadian diatas, bencana ekologis yang melanda negara kepulauan itu segera dimulai.

Indikasi penyebab kebakaran hebat diatas kapal X-Press Pearl dikatakan sebagai kebocoran asam nitrat, yang dinyatakan dengan benar tetapi tampaknya efek pengemasannya (packing) yang tidak sempurna, demikian laporan Splash 247 yang berbasis di Singapura.

Jaksa penuntut menuduh bahwa pihak Sea Consortium Sri Lanka (agen lokal untuk kapal itu) menghapus email2 penting terkait aktifitas. X-Press Pearl yang terdaftar di Singapura.

Bahkan, kebocoran asam nitrat di atas kapal sudah dilaporkan kepada perwakilannya 9 (sembilan) hari sebelum kapal memasuki perairan Sri Lanka, tetapi agen tersebut gagal memberi tahu pihak berwenang Kolombo. Demikian catatan jaksa.

Komunikasi email antara Sea Consortium dengan Master Rusia dari X-Press Pearl, Tyutkalo Vitaly, telah dihapus, kata mereka. Pengadilan telah menuntut X-Press Feeders menemukan email dari server di luar negeri.

Dari total 1.486 kontainer, ada kontainer yang memuat 25 ton asam nitrat. Disinyalir, kontainer yang bocor inilah yang menjadi pemicu kebakaran kapal hingga tenggelam. Hingga berita diturunkan, sejumlah sampah plastik dan serpihan kontainer yang gosong berserakan di pantai barat Sri Lanka.

Sebelum kejadian, pelabuhan di Qatar + India menolak untuk membongkar kontainer bocor diatas. Pihak penyelidik juga memeriksa perekam data perjalanan (VDR) kapal, yang berhasil diselamatkan oleh tim penyelam.

Informasi sebelumnya terkait X-Press Pearl, silahkan baca : JT 070621 : Update 2 - Klaim Kapal X-Press Pearl, JT 270521 : Update 1 MV. X-Press Pearl Dievakusi, JT 240521 : X-Press Pearl Alami Kebakaran Di Kolombo.

Sumber : Dari Sana-sini / Foto : Splash 247 - Channel News asia (CNA).

Kamis, 10 Juni 2021

JT 100621 : Pelabuhan Asia Tolak Kapten Kapal Ital Libera

 


Ibarat drama yang cukup mengharukan. Di satu sisi seseorang sudah berjuang mengabdikan diri menjadi kapten kapal untuk memindahkan barang dari negara ke negara lain namun disaat2 akhirnya kondisi terbalik yang diterima.

Dari info2 yang berhasil ditelusuri editor, kondisi ini menimpa kapten kapal Ital Libera (milik Evergreen Marine), Capt. Angelo Capurro, usia 61 tahun yang meninggal tgl 13/04 di perairan Indonesia dan dikonfirmasi meninggal karena Covid-19.

Kapal berkapasitas 5.090 TEUs ini sebenarnya dalam pelayaran dari Durban menuju Singapura. Dan awak kapal buatan tahun 2009 ini pun terkena dampaknya, Sebagian terkena Covid-19 juga.

Pasalnya, sudah 2 (dua) bulan lewat jenazah kapten kapal ini masih belum bisa diambil pihak keluarga, walaupun pihak keluarga ingin mengebumikan sebagai layaknya namun masih terkendala.

Rumitnya, sejumlah Pelabuhan di Asia menolak kedatangan kapal Ital Libera, yang berarti juga penolakan halus untuk tidak memberikan akses masuk. Pihak pelayaran sudah menyampaikan (declared) kondisi diatas kapal sebagai force majeure.

Pihak keluarga nyaris frustasi menghadapi situasi yang gak pasti ini. Keputusan akhirnya, kapal diminta balik ke Italia (kebetulan kapal ini berbendera Italia), untuk mengembalikan jenazah yang sudah cukup lama tertahan diatas kapal.

Kapal Ital Libera dioperasikan di rute Asia – Afika Selatan dibawah komando Evergreen dengan nama servis South Africa Express (SA1), menghubungkan RRCina, Taiwan dengan Afrika Selatan via Singapura.

Kita gak mo masalahin kenapa pelabuhan2 di Asia secara serentak menolak memberikan akses masuk tetapi satu hal yang pasti, karena ada yang terkena Covid-19 sehingga bertindak aman. Jangan jadi polemic dan jangan dipolitisir ya.

Selamat Jalan Capt Angelo Capurro.

Sumber : Dari Sana-sini / Foto : MarineTraffic.

Selasa, 08 Juni 2021

JT 080621 : MSC Order 4 x 24.200 TEUs

 

Dunia boleh bergelimang dengan berbagai permasalahan tapi perusahaan pelayaran Mediterranean Shipping Co. (MSC) harus tetap ekspansi supaya salah satu ambisinya tercapai. Apaan tuh ?

Bukan jadi rahasia lagi bahwa MSC tengah mengejar pelayaran nomor wahid saat ini, Maersk yang sedang bersemedi namun sewaktu-waktu punya jurus pamungkas yang sulit dibaca namun hingga detik ini belum ada satupun phak yang bisa menebak.

Seperti dilansir dalam informasi beberapa waktu lalu, jika Maersk tetap bersikukuh untuk tidak menambah kapasitas dengan membeli kapal anyar, bisa jadi akan menyewa tonase dalam jumlah sepadan, untuk sekedar menjaga jarak. Social distancing in shipping biz.

Jika tidak melakukan sebiah terobosan sama sekali, diprediksi tahun 2022 ato maksimal 2023 posisi pelayaran nomor satu di dunia akan berpindah ke tangan MSC dan Maersk akan menjadi runner-up.

Untuk mencapai tujuan itu, MSC nge-gaspol dengan memesan 4 x 24.200 TEUs di gakangan kapal RRCina, Hudong-Zhonghua Shipbuilding + Jiangnan Shipyard yang merupakan bagian dari CSSC / China State Shipbuilding Corporation.

Harga per unitnya USD 150 juta dan kapal2 anyar ini direncanakan akan dikirim tahun 2023 mendatang – demikian menurut catatan broker yang dimuat di Container News, Jacksonville.

MSC rupanya sengaja menambah 200 TEUs supaya gelar kapal terbesar pun menjadi miliknya. Hmm gitu ya. Penambahan 4 (empat) unit kapal ini saja sudah mencadangkan slot 100.000 TEUs.

Hanya pelayaran kelas kakap yang bisa menyaingi kompetisi di level ini. MSC gak ngebeli kapal2 anyar, kapal secondhand pun disikat habis. Awal bulan ini, MSC menyiapkan dana USD 14 juta untuk mendapatkan Contship Hub + Contship Gem, keduanya buatan 2003, kapasitas 1.102-TEUs.

Di bulan Desember 2020, MSC sudah memesan 6 (enam) unit kapal berukuran sama dari Hudong-Zhonghua, Jiangnan + Yangzijiang Shipbuilding, masing2 mendapat jatah 2 unit.

Jika jadi semua, kekuatan armada MSC akan mencapai 4 juta TEUs, terdiri dari 172 kapal milik (owned ship) + 427 kapal sewa. Mendekati kekauatan armada Maersk yang kini bertengger dengan 4,11 juta TEUs. Beda tipislah.

Duitnya dari mana sih buat beli kapal2 anyar ini ? ICBC Financial Leasing + CSSC (Hong Kong) Shipping yang berada dibalik pendanaan pengadaan kapal2 MSC yang baru.

Selain membeli 4 (empat) kapal baru diatas, MSC pun memiliki pesanan 13 x 16.000 TEUs di galangan kapal CSSC, Guangzhou Shipyard + Dalian Shipbuilding Industry Company.

Selain itu, MSC pun ngeborong 49 kapal sejak September 2020, mayoritas kapal secondhand. Bisa dibayangin ngga sih, beli kapal disaat dunia kekurangan space kapal. Gimana jadinya untuk nge-deal harga yang pas.

Dari catatan yang ada, MSC memiliki pesanan 40 kapal setara 724.760 TEUs sementara tahun ini 4 x 23.000 TEUs dari galangan DSME (Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering) siap meluncur.

Intinya melihat agresifitas MSC dalam 2-3 tahun ke belakang memang ajiiiiib dan luar biasa manuvernya. Kita tunggu waktu kapan waktu yang pas buat nyalip.

Informasi terkait manuver MSC ini, silahkan baca : JT 290421 : MSC Siap Geser Maersk, JT 270421 : MSC Beli Aset CPP 2 x 9.288 TEUs, JT 260221 : MSC Akan Geser Maersk di Urutan 1, JT 060221 : MSC Siap Salip Maersk ?, JT 180121 : MSC Semakin Dekati Maersk.

Sumber : Dari Sana-sini.

Senin, 07 Juni 2021

JT 070621 : Update 2 - Klaim Kapal X-Press Pearl

 

Melihat sikon (situasi + kondisi) yang terjadi atas kapal kontainer berkapasitas 2.700 TEUs yakni X-Press Pearl, tim penyelamat pun seperti kehilangan asa bakal ada kontainer yang bisa diselamatkan, sekalipun dalam jumlah minim.

Pasalnya berbagai spekulasi banyak berkembang di lapangan, apalagi jika bukan terkait klaim yang siap2 ditanggung pihak asuransi. Menurut sejumlah sumber, bisa jadi kejadian ini akan mencatat sejarah baru di perasuransian laut.

Emangnya seberapa gede sih nilai ganti rugi jika X-Press Pearl benar2 dinyatakan “total constructive loss” (sebagaimana disampaikan oleh Martin Hall dari firma hukum Clyde & Co.) diperkirakan sekitar USD 30-50 juta, sebagaimana ditaksir oleh Rob Hawes dari adjuster Crawford & Co. berdasarkan ukuran kapasitas kapal.

Sejak terjadinya dua kali ledakan diatas kapal X-Press Pearl pada tgl 21/05 hingga kini api belum dapat sepenuhnya dikuasai, namun taksiran pihak adjuster maupun asuransi jika boleh memilih, kapal dibawa ketengah laut untuk antisipasi jika sampai tenggelam.

Jika kapal tenggelam di area pelabuhan, dermaga ato mendekati area pantai wisata, dipastikan nilai klaimnya akan membesar, belum lagi tuntutan pembersihan lingkungan akibat polusi yang ditimbulkan.

Berhubung upaya2 pemadaman api serta penyelamatan kapal masih terus dilakukan sehingga muncul banyak kalkulasi dan pihak pemilik kapal diramal bakal mengalami kerugian besar.

Tahun ini saja, sudah ada kejadian besar sebelumnya yakni kandasnya kapal kontainer berukuran raksasa 20.388 TEUs MV Ever Given di Terusan Suez dan hingga kini menyisakan kasus hukum yang belum ada titik temunya sejak akhir Maret 2021 lalu.

Rujukan sebelumnya terkait kejadian terbakarnya kapal X-Press Pearl, silahkan baca : JT 270521 : Update 1 MV. X-Press Pearl Dievakusi, JT 240521 : X-Press Pearl Alami Kebakaran Di Kolombo.

Sedangkan yang ingin tahu kelanjutan kasus kapal Ever Given, yang dioperasikan oleh pelayaran Evergreen Marine Corp. (EMC), silahkan baca info terkait : JT 310521 : Ever Given Diminta Tinggal Hingga 20/06, JT 280521 : Ever Given Masih Harus Tinggal Di Mesir, JT 230421 : Pengadilan Mesir Tolak Permintaan Evergreen, JT 190421 : Pelaut India Galau Usai Kandasnya Ever Given, JT 160421 : Mesir Enggan Lepas Kapal Evergreen, Jika Belum Bayar Kompensasi, JT 100421 : Antrian Kapal Di Suez Terurai Paska Kandasnya Ever Given, JT 290321 : Breaking News – Kapal Ever Given Berhasil Diapungkan, JT 250321 : Update 1 - Kondisi Kapal Ever Given Pasrah, JT 240321 : Ever Given Sebabkan Antrian Di Suez.

Sumber : Dari Sana-sini / Foto : Big News Network – The Loadstar.

Sabtu, 05 Juni 2021

JT 050621 : Cosco Incar Terminal Hamburg

 

Strategi RRCina untuk bisa menancapkan pengaruhnya dimana-mana, gak harus dimulai dari pekerjaan besar. Kadang mulainya dari yang receh namun akhirnya jadi gunung alias menguasai pasarnya. Yang harus dijaga adalah komitmen-nya.

Kabarnya nih, pihak pengelola terminal kontainer di Hamburg yakni Hamburger Hafen Lieblings Arbeitplatz (HHLA) tengah berdiskusi dengan Cosco Shipping Ports. Apalagi jika gak terkait jual beli.

Cosco tertarik untuk membeli saham minoritas di Container Terminal Tollerort (jangan dibaca terolet ya) – demikian sebagaimana dilaporkan oleh media yang berbasis di London, Inggeris, The Loadstar.

Jika usulan diatas disetujui, inilah kali pertama perusahaan non-Jerman yang bisa membeli saham di pelabuhan gerbang utama negeri Jerman. CTT / Container Terminal Tollerort merupakan area terkecil yang ada di Kawasan HHLA dengan 4 dermaga saja.

CTT saat ini melayani 18 liner service (layanan berjadual), kebanyakan feeder tetapi juga memiliki layanan internasional, terbukti dengan masuknya servis Ocean Alliance yakni NEU3 di rute Asia – Eropa.

Harus diakui 3 bulan pertama volume Hamburg menurun 7,2 persen dan cukup drastis akibat kongesti yang terjadi di 3 pelabuhan dibawah pengelolaan HHLA. Wajar untuk menerima pinangan Cosco yang bisa membawa volume kedepannya.

Sumber : Dari Sana-sini / Foto : HHLA.

Jumat, 04 Juni 2021

JT 040621 : SITC Order 10 Kapal 1.023 TEUs

 

Kecil2 cabe rawit, begitulah sebutan pengamat untuk menggambarkan perilaku pelayaran yang bermarkas di Hong Kong ini. Namanya SITC Container Lines dan belum lama ini memesan 10 x 1.023 TEUs – demikian menurut laporan Container News.

Siapakah yang beruntung mendapatkan pesanan kapal feeder sebanyak itu ? Lagi, galangan kapal Korea Selatan, Dae Sun Shipbuilding & Engineering (DSSE). Dari induk SITC International, disebutkan bahwa kapal2 anyar ini siap dikirim tahun 2023 mendatang.

Bagi DSSE, ini bukan order pertama yang diterima tetapi yang kesekian kalinya. Pertama dapat order tahun 1996, 2010 + 2017. Dan Dae Sun mengklaim 25 persen kapal feeder dibuat disini.

Harga per unitnya USD 19,2 juta sehingga total transaksi USD 192 juta. Selain 10 kapal ini, SITC pun memesan 20 kapal, dengan ukuran antara 1.800 hingga 2.700 TEUs di galangan kapal RRCina, Yangzijiang Shipbuiding untuk masa pengiriman tahun 2021-2023.

Woooow, semasa pandemi Coronavirus pembangunan kapal2 malah masif bingitz ya. Do’akan saja tetap stabil kondisi perekonomian dan bahkan semakin membaik saja. Aamiin.

Sumber : Dari Sana-sini / Foto : Container News.

Kamis, 03 Juni 2021

JT 030621 : Hindari Waktu Tunggu, 2M Geser Ke Bremerhaven

 

Akibat terjadinya kongesti di pelabuhan utama Jerman, yakni Hamburg pihak aliansi strategis 2M yang beranggotakan Maersk + MSC, memutuskan selama 4 (empat) pekan ke depan, 2M memindahkan bongkaran kontainer ke Bremerhaven.

Servis yang dipindahkan sementara waktu yakni AE7 (Maersk) / Condor Loop 4 (MSC) dan kedua pelayaran sudah menyampaikan informasi tersebut diatas, untuk meminimalisir disrupsi rantai pasok berkepanjangan.

Selain adanya isu kongesti, 2M pun mengantisipasi kemungkinan pemberlakuan ketentuan baru terkait kapal masuk + keluar pelabuhan via Sungai Elbe, selain program pengerukan sungai hingga 1,9 meter ato setara tambahan 1.000 kontainer 20’ yang bisa dibawa.

Apapun yang terjadi dalam 4 pekan kedepan, jika ada barang kiriman ke Eropa (khususnya Hamburg) menggunakan layanan 2M, silahkan dikoordinasikan dengan kantor perwakilan Maersk maupun MSC terdekat.

Sumber : Dari Sana-sini / Foto : The Loadstar.