Kamis, 29 Desember 2016

JT 291216 : Kapal H-L, Yang Terbesar Melintasi Terusan Panama

Salah satu kapal terbaru Hapag-Lloyd (H-L), Valparaiso Express (tipe neopanamax, kapasitas 10.589 TEUs) menjadi  kapal kontainer terbesar, yang melintasi Terusan Panama setelah direvitaisasi.

H-L mulai menggunakan jalur transit di Cocoli Locks yang menghadap Pasifik, setelah mampir di pelabuhan2 di Cile, Peru, Ekuador dan Kolombia – demikian bunyi rilis yang disampaikan oleh Panama Canal Authority.

Valparaiso Express merupakan kapal kontainer milik H-L, yang dioperasikan di rute Europe – South America pantai barat, jarak tempuhnya 9 mingguan, serta merupakan gabungan 2 servis sebelumnya yang dijadikan satu. Supaya praktis dan efisien.

Kapal Valparaiso Express memiliki panjang 333 meter, lebar 48 meter dan menjadi kapal pertama dari 5 (lima) kapal anyar berkapasitas 10.500 TEUs yang bakal dipasang di jalur Terusan Panama.

Satu hal lagi, Cococli Locks kabarnya memiliki lebar 70 kaki dan kedalaman 18 kaki, serta diperkirakan bisa menampung kapal hingga kapasitas 14.000 TEUs. Hmm mantap !


Sumber : Dari Sana-sini.

Rabu, 28 Desember 2016

JT 281216 : Seaspan Tambah Koleksi Kapal Ex Hanjin

Sebagian ada bersyukur atas rontoknya perusahaan pelayaran asal Korea, Hanjin Shipping (HJS). Buktinya kini, kapal2nya mirip seperti bancakan bagi sejumlah perusahaan pelayaran, baik lokal maupun luar negeri.

Blon lama ini, ada selentingan bahwa Seaspan Inc. yang bermarkas di Hong Kong, bakal dapetin 4 (empat) unit kapal ex HJS dengan kapasitas 4.275 TEUs. Nama kapalnya blon disebut tapi konon kabarnya, mereka lagi ngumpulin sistership.

Harga jual kapal HJS tadi diatksir sekitar USD 5,2 juta per unit dan bagi Seaspan ini merupakan kesempatan bagus. Kebetulan Seaspan punya armada kapal serupa, 1 unit buatan tahun 2008 kapasitas 4.275 TEUs dan 3 unit kapal buatan 2009 kapasitas 4.275 TEUs.

Menurut sang CEO Gerry Wang, koleksi kapal 4.275 TEUs bakal disewakan untuk keperluan spot basis. Klo lancer, Seaspan bakal punya kapal 4.275 TEUS 8 (delapan) unit dan itu sisterships. Jeli juga. Congrats !


Sumber : Dari Sana-sini.

Selasa, 27 Desember 2016

JT 271216 : Zim Lebur Servis Pasifik Jadi Satu

Boleh dibilang hari gini pelayaran menjalankan servis sendirian – kecuali jarak dekat ya – dan kasarnya, nekat. Nah pelayaran Yahudi yang menggunakan nama Zim Line bakal menggabungkan servisnya mulai bulan April 2017 mendatang.

Kebanyakan aliansi, kebetulan akan mulai beroperasi di bulan yang sama, sehingga Zim pun mengantisipasi agar service level-nya gak terpengaruh banyak. Koq Zim gak ikutan aliansi strategis ? Entahlah, bisa jadi ke pertimbangan politis.

Mulai April 2017, Zim bakal menggabungkan servis NP1 dan NP3 (NP = Northwest Pacific) yang saat ini digunakan oleh anggota G6, menjadi servis baru. Selain menggabungkan servis yang ada, Zim berencana beli slot dari Cosco juga, namanya CEN service.

Selain melebur NP1 dan NP3, Zim juga berencana meng-upgrade ZCP yang menghubungkan Asia ke Amrik pantai timur alias US East Coast (USEC). Sementara Zim Seven Star service, tetap akan melayani Tiongkok, Asia Tenggara, ISC dan USEC.

Dengan terjadinya perubahan konstelasi aliansi strategis east-west trade menjadi 3 (tiga) aliansi baru yakni : 2M, Ocean Alliance dan THE Alliance maka perubahan struktural lainnya menunggu perjuangan individual carrier seperti Zim Line ini.

Sebelum mengerucut menjadi3, aliansi strategis sebelumnya ada 4 yakni : 2M (Maersk Line + MSC), Ocean 3 (CMA CGM, CSCL, UASC), G6 (H-L, NYK, MOL, APL, HMM, OOCL) dan CKYHE (Cosco, “K” Line, Yang Ming, Hanjin, Evergreen).

Perkembangan drastic selanjutnya, HMM menjalin slot-swap dengan 2M,  Cosco dan CSCL melebur menjadi China Cosco dan bergabung ke Ocean Alliance, bersama OOCL+ Evergreen, sedangkan sisa dari G6 dan CKYHE melebur dalam THE Alliance – kecuali Hanjin Shipping yang ambruk akhir Agustus 2016 lalu dan menyatakan diri pailit.

Sebelum akhir tahun, 3 pelayaran Jepang (MOL, NYK, “K” Line) mengumumkan akan mengintegrasikan operasi biz kontainer dalam satu wadah (entah apa namanya nanti), akan beroperasi mulai April 2017 sedangkan Maersk Line berhasil mengakuisisi Hamburg-Sud di awal Desember lalu.

Seperti apa kelanjutannya, yuuuk kita simak bareng2. Tambah ramping dan semakin seru aja nih.


Sumber : Dari Sana-sini.

Kamis, 22 Desember 2016

JT 221216 : Kapal MSC Regulus Tabrak Kapal Nelayan

Ini bukan isu gede tapi tetap aja menyita perhatian. Sebuah kapal kontainer berkapasitas 13.092 TEUs MSC Regulus, dikabarkan menabrak kapal nelayan Ekuador (sebuah negara di Amerika Selatan) dan menewaskan 5 (lima) orang diantaranya.

Kapal nelayan bernama Don Gerardo berawak 17 orang dan 12 lainnya dikabarkan terluka – demikian menurut laporan American Shipper. Lokasi kejadian di area Zorritos-Tumbes sekitar 220 mil utara Peru dan kapal tengah dalam perjalanan dari Callao ke Lazaro Cardenas.

Menurut Angkatan Laut Peru, kapal nelayan tenggelam dan pihak MSC telah melaporkan ke otoritas terkait serta segera melakukan pencarian dan pertolongan pertama untuk para korban tabrakan.

Pihak MSC sendiri langsung menyampaikan duka cita yang mendalam atas kejadian tersebut kepada pihak keluarga. Di sisi lain, otoritas Panama dikabarkan membuka investigasi atas kejadian tersebut dan pihak MSC akan membantu seoptimal mungkin.

Kapal kontainer milik MSC ini tengah bertugas di rute  Asia-West Coast South America + Mexico Andes Express/NEWACSA2. Rute ini dioperasikan bersama CMA CGM, HMM dan Cosco. Hamburg Sud, Hapag-Lloyd, Alianca, ANL dan CCNI hanya membeli slot.

Andes Express/NEWACSA2 mengoperasikan 12 (duabelas) kapal dengan kapasitas rata2 11.632 TEUs, rotasinya : Busan – Shanghai – Xiamen – Shenzhen/Chiwan - Hong Kong – Busan - Manzanillo (Mexico) - Lazaro Cardenas – Balboa – Buenaventura – Callao - San Antonio – Coronel – Lirquen – Mejillones – Callao - Lazaro Cardenas - Manzanillo (Mexico) -  Busan.


Sumber : Dari Sana-sini.

Rabu, 21 Desember 2016

JT 211216 : Danaos Jeblok, Salahkan Hanjin

Laporan keuangan akhir tahun menjadi titik krusial bagi semua industri, gak terkecuali pemilik kapal di sektor perkapalan seperti Danaos (Yunani). Ini baru satu dan kayaknya bakal menyusul pemilik kapal gede lainnya menyalahkan salah satunya kebangkrutan Hanjin Shipping (HJS).

Ambruknya kerajaan bisnis asal Korea Selatan memang menimbulkan pemikiran dilematis. Di satu sisi, pemerintah melaui Korea Development Bank (KDB) ingin menyelamatkan salah satu rival terberatnya, Hyundai Merchant Marine (HMM) tetapi disisi lain malah mengorbankan HJS.

Pilihan sulit bagi pemerintah maupun KDB saat ini. Bila pun kini digugat balik, gak akan bisa mengembalikan kepercayaan yang telah rontok terhadap kredibilitas HJS dengan tingkat kerugian yang luar biasa besar dan dahsyat.

Salah satunya Danaos Corporation. Kabarnya, di catatan kuartal 3 – 2016, Danaos merugi USD 8,39 juta dan jika dibandingkan hasil tahun 2015 di periode yang sama, untung USD 42,07 juta. Yang disalahkan disini adalah kebangkrutan pelayaran asal negeri Ginseng tadi.

Asal tahu aja nih, Danaos nyewain kapal ke Hanjin 3 x 10.000 TEUs + 5 x 3.400 TEUs untuk kontrak jangka panjang (biasanya diatas 8 tahun) namun sekarang gak jelas juntrungannya. Apakah ini tidak dihitung operating revenue-nya, entahlah.

Yang pasti, untuk kuartal 3, dipastikan semua kapal yang disewakan ke pelayaran besar menggerus duit USD 24,8 juta karena biz lagi drop, USD 15 juta diantaranya merupakan outstanding sewa kapal ke Hanjin.

Kini, Danaos tengah berusaha untuk memasarkan kembali kapal ex sewa ke Hanjin karena kapal ini relatif merupakan kapal baru dan argonya tetap jalan. Good luck !


Sumber : Dari Sana-sini.

Selasa, 20 Desember 2016

JT 201216 : Oversupply Teratasi Bila Maersk Puasa

Inget, pengertian puasa disini suatu pelayaran gak akan ngorder kapal anyar untuk satu periode tertentu sehingga mirip orang sedang berpuasa seharian. Bisa jadi ukuran waktunya 5 ato 10 tahun, tergantung si-kon.

Bila mengharapkan kestabilan, bisa2 aja tetapi bila pelayaran bersangkutan merasa terancam, ngapain juga nunggu 5 tahun dan gak melakukan tindakan antisipatif ? Nah. Itulah dilemma yang masih harus dihadapi industri pelayaran, terutama dari para pemain papan atas.

Orang boleh berbeda pendapat tapi klo gak di posisi puncak dan berada di posisi yang pas buat ngomong, percuma aja berbusa2. Paling pol bisa mendapat simpati dan menyuarakan kepedulian sesama insan penggiat logistik.

Adalah hal ironis kalo disaat oversupply kayak sekarang, masih ada juga perusahaan pelayaran yang maksain order kapal baru. Kecuali strateginya mo ngehancurin musuh, itu perkara lain. Apapun pasti dijabanin, yang penting ngurangin kompetitor he he he.

Akan selalu ada yang hilang (baca : bangkrut ato tereliminasi) dalam sebuah kompetisi super keras dan padat modal ini. Tapi jangan lupa, selalu pula akan hadir pemain baru walau jumlahnya gak harus sama dengan yang terlibas.

Dalam industri pelayaran saat ini, sejumlah nama telah tenggelam akibat persaingan (Hanjin Shipping), diakuisisi oleh lawan (APL dan Hamburg-Sud) bahkan muncul pemain baru seperti Korea Line di rute bergengsi Amrik.

Hyundai Merchant Marine (HMM) boleh dibilang pelayaran beruntung tahun ini dan IRISL bakal menjadi salah satu pelayaran yang bakal diperhitungkan oleh aliansi strategis mana pun. Zim Line, yang ini blon bisa kasih komentar.

Intinya, dibalik kekuatan besar, masih ada kekuatan independen yang secara perlahan akan membentuk pasar tersendiri. Apakah untuk jadi besar harus ngebangun armada kapal lebih dulu supaya bisa eksis dan bertempur di medan perang ?

Gak juga. Maersk Line melakukan terobosan lagi dengan membeli Hamburg-Sud untuk memperkuat kehadirannya di pasar Amerika Latin. Di Afrika, Maersk membeli Safmarine untuk mengawal North-South trade di benua ini terjaga dengan baik.

Maersk kali ini ngebeli Hamburg-Sud agar bisa mengambil manfaat dari jaringan dan 130 unit kapal yang beroperasi di seluruh dunia. Memang perlu duit gak berseri untuk melakukan akuisisi. Klo pelayaran tanggung, udah bubar jalan keleus.

Maersk memang menambah kekuatan dengan akuisisi tetapi secara jumlah kapal khan mempertahankan yang ada agar tingkat harga bisa dikerek menjadi stabil kembali. Berbeda kondisi bila Maersk membangun armada baru maka dipastikan akan oversupply kembali.

Apakah langkah Maersk cukup jitu untuk menetralisir untuk mendongkrak penjualan di tahun 2017 ? Sepertinya akan ada banyak pilihan bagi Maersk untuk melakukan manuver penting di tahun2 mendatang.

Yuuuk kita simak dan perhatikan secara seksama. Eng ing eng …

Sumber : Dari Sana-sini.

Senin, 19 Desember 2016

JT 191216 : Benefit Maersk Akuisisi Hamburg-Sud

Di jaman serba susah dan duit selalu jadi permasalahn inti, agak susah memahami apa yang terbersit dalam benak manajeme AP Moller-Maersk untuk mengakuisisi rival berat yang saat dibeli, berada di posisi ke-7 (sebelum Hanjin rontok) Hamburg-Sud berada di urutan ke-8.

Ternyata tindakan manajemen APMM dianggap pas karena berbarengan dengan rencana memecah divisi pelayaran dan logistik, terpisah dengan divisi energi. Pemeringkat seperti Standard & Poors serta Moody’s merespon kurang bagus.

Namun dari sisi induk, divisi energi yang memberikan kontribusi sepertiga dari pendapatan APMM, jelas2 memerlukan justifikasi bahwa tindaka spin-off organisasi yang diusulkan bisa dibenarkan.

Akuisisi Hamburg-Sud (H-S) bakal menggantikan pendapatan yang hilang saat AP Moller-Maersk (APMM) mewujudkan spin-off diatas tadi. Maersk dikabarkan membeli H-S dengan jumlah yang gak disebutin angkanya. Pastinya angkanya gede bingitz.

Sekedar tahu aja nih. H-S merupakan pelayaran terbesar ke-7 di dunia, memiliki gak kurang 130 unit kapal berbagai ukuran dengan agregat total 625.000 TEUs. Bukan jumlah yag kecil dan pastinya ada skema rahasia dari APMM. Apa langkah selanjutnya.

Soalnya, yang santer dibahas adalah rumors Maersk Line akan mengambil-alih pelayaran yang tengah sekarat dan dalam proses penyembuhan dari Korea, Hyundai Merchant Marine (HMM). Namun yang membuat para pengamat terkesima, Maersk menarik H-S.

Akan ada strategi besar, apalagi H-S termasuk anggota aliansi strategis yang tidak memihak ke salah satu poros. Masih ada lagi pemain di luar sana yang masih nge-jomblo seperti Zim Line dan kini dalam masalah kesulitan keuangan juga.

Canggihnya lagi, H-S merupakan pemain terkuat North-South trade di Amrika Latin dan hingga saat belum terkalahkan. Sementara nama2 pemain local seperti CCNI dan CSAV sudah pupus dari dunia pelayaran sejak beberapa tahun sebelumnya.

Seperti apa gambaran industri pelayaran di tahun 2017 ? Sepertinya, Maersk Line sudah melakukan langkah2 yang diperlukan. Hanya saja, siapa bakal kena pusaran badai dan siapa yang akan terpental, masih harus dicermati lebih lanjut.

Take care …


Sumber : Dari Sana-sini.

Rabu, 14 Desember 2016

JT 141216 : YML-Evergreen Merger ?

Ini nih satu lagi yang bakal ngisi kolom trending topic di industri pelayaran menjelang tutup tahun 2016. Kabarnya nih, para pembuat keputusan di Taiwan tengah merancang strategi memasukkan 33 % saham Yang Ming ke pelayaran Evergreen.

Pasalnya, Yang Ming Marine Transport (dikenal dengan Yang Ming Line / YML) termasuk pelayaran kawakan di negerinya dan Evergreen Line pun memiliki karakteristik unik dalam perkembangannya hingga besar seperti sekarang ini.

Walau susah, bukan berarti gak bisa. Perkembangan di luar sono, memaksa semua perusahaan (termasuk perusahaan pelat merah ato milik BUMN) harus melakukan konsolidasi. Merger antara COSCO + CSCL dan NYK, MOL, “K” Line dalam waktu dekat menginspirasi Taiwan.

Jika Tiongkok dan Jepang sudah melakukan hal penting tsb, ngapain musti nunggu lagi ? Begitu mungkin yang terpikir di benak para pengambil kebijakan di negeri Chiang Kai-sek. Malah jika gagal, bisa bernasib seperti Korea Selatan.

Masih beruntung Korea Selatan memiliki HMM yang tersisa dari 2 (dua) besar karena ditinggal oleh Hanjin Shipping (HJS) yang terpuruk karena isu kesulitan keuangan. HMM berhasil melewati masa krisis dan kini menggandeng aliansi besar 2M (Maersk Line + MSC).

Bulan lalu, Kementerian Perhubungan Taiwan (Ministry of Transportation and Communications) mengucurkan pinjaman lunak kepada Yang Ming maupun Evergreen sebesar TWD 60 milyar (= USD 1,89 milyar) karena merugi selama 4 kuartal ber-turut2.

Chen Ou-po, salah seorang anggota partai berkuasa di Taiwan, Democratic Progressive Party.sempat berujar, isu ini pasti susah ditempuh. Malah ada usulan, seandainya YML bisa di-merger dengan perusahaan pemerintah, Taiwan International Port Corp (TIPC).

Yang Ming menderita rugi TWD 33,8 milyar sejak 2009  dan TWD 13 milyar di masa 9 (sembilan) bulan pertama tahun 2016. Evergreen pun merugi TWD 7,46 milyar di periode 9 bulan pertama tahun 2016. Hmm … serem juga ya.

Kenapa juga TIPC yang dipilih ? TIPC mengelola 7 (tujuh) pelabuhan besar di Taiwan :  Keelung, Taichung, Kaohsiung, Hualien, Taipei, Suao dan Anping – selain itu memiliki biz di angkutan ferry, domestik dan industri pendukung kepelabuhanan.

Selanjutnya, kita tunggu perkembangan menarik di Taiwan yuuuuk.


Sumber : Dari Sana-sini.

Senin, 12 Desember 2016

JT 121216 : HMM Gak Bisa Jadi Anggota 2M

Ini keputusan yang udah bisa ditebak jauh2 hari dan ternyata bener khan ? Pelayaran Korea Selatan, Hyundai Merchant Marine (HMM) yang sedang dalam proses penyembuhan gak diproses lanjut sebagai anggota, kecuali slot-deal semata.

Aliansi strategis yang sejak awal didisain sebagai perkumpulan pelayaran eksklusif dan merupakan 2 (duo) besar di industri pelayaran global, gak bisa mengijinkan HMM masuk menjadi anggota penuh. Maersk Line dan MSC menyampaikan kepada pers agar jleas posisinya.

Selama hampir setahun ini, HMM berupaya dan bernegosiasi agar bisa diterima menjadi anggota aliansi 2M. Selain ada pertimbangan komersial, tentunya bila HMM diterima menjadi anggota nama aliansi gak akan jauh dari HMM dan siapa coba yang diuntungkan ?

Emang sepele tapi dilematis khan ? 2M punya pertimbangan lain. Maersk Line dan MSC merupakan perusahaan pelayaran papan atas dan dari sisi keuangan cukup ok tetapi HMM khan baru juga bebas dari program restrukturisasi. So, gak ada pilihan saat ini.

HMM ditawari kejasama tuker-slot (slot-deal) selama 3 tahun dan kerjasama ini akan dimulai per bulan April 2017 mendatang. Kerjasama yang ditawarkan bisa slot exchange ato slot purchase antara ke-3 pelayaran dimaksud.

Maersk dan MSC sepakat akan mengambil-alih sejumlah kapal yang disewa oleh HMM dan dioperasikan bareng dalam kerangka kerjasama diatas. HMM diakui oleh 2M memiliki layanan bagus untuk Trans Pasifik (TP) makanya Maersk dan MSC tertarik abiiiz.

Langkah pas bagi HMM yang disaat sulit justru menggandeng 2M (sekitar bulan Juli 2016) dan tak lama kemudian Hanjin Shipping rontok di akhir Agustus 2016. Sempat timbul berbagai prediksi atas bangkitnya HMM dan jatuhnya Hanjin. Its over now.

Langkah dramatis yang ditempuh manajemen HMM saat itu adalah menegosiasikan kembali kapal2 sewanya serta mendapat diskon 20 % dari pemilik kapal seperti Danaos Corp., Eastern Pacific Shipping, Zodiac Maritime dll.

Artinya, langkah tepat yang telah menyelamatkan bendera HMM dari kehancuran, bahkan lebih fantastis lagi bagi pengamat, keinginan HMM menjadi bagian dari 2M Alliance. Entah sebagai anggota ato juga sekedar bagian dari sebuah kerjasama.

Acung jempol deh pokoknya. Akhir perjuangan dari HMM seperti apa, yuuuk kita lihat aja.


Sumber : Dari Sana-sini.

Rabu, 30 November 2016

JT 301116 : Hamburg-Sud Mo Dijual ?

Sebenernya rada2 kurang enak juga klo dibilang gossip. Tapi karena ini datangnya dari para pengamat di luar negeri sono dan setelah di-timbang2 layak buat diinfokan, kenapa ngga juga ? Daripada klo gak tahu, ter-kaget2 dibuatnya.

Setelah Hanjin Shipping (HJS) bangkrut, banyak pelayaran kini mencari mitra jodoh2an supaya bisa merger ato berkolaborasi dalam sebuah aliansi strategis yang ukurannya lumayan waaaah ! Akan berhasilkah ?  Klo ngga juga, minimal udah nyoba.

Nah posisi pelayaran ke-7 terbesar didunia setelah mangkatnya Hanjin, posisinya digantikan oleh Hamburg-Sud (H-S), pelayaran asal Jerman. Kabar kurang sedap kini sedang menyelimuti H-S setelah ada selentingan, bakal dijual nih.

Apa sebab koq dijual, itu pasti muncul secara reflek. Ini bukan kali pertama H-S diisukan mo dijual. Sebelumnya, ada kabar bakal merger dengan Hapag-Lloyd (H-L) tapi berita itu ditepis dengan alasan saat itu, gak ada isu genting.

Lha sekarang muncul lagi isu mo dijual, apakah ada sesuatu yang genting ? Seseorang yang dekat dengan sumber menyatakan kemungkina tersebut ada dan berita itu dilansir di semuah media cetak, The Wall Street Journal (TWSJ).

H-S sebenarnya merupakan afiliasi dari imperium bisnis Oetker Group di Jerman, disana mereka memiliki biz di perbankan, makanan dan minuman serta industri pelayaran. Kabarnya, dalam waktu dekat bakal ada pernyataan resmi dari manajemen H-S. Sebaiknya sih begitu.

Kabar2 terdekat, H-S memiliki asset senilai USD 1,4 milyar (menurut data VesselsValue) dan memiliki porsi 3 (tiga) persen dalam percaturan industri pelayaran global. H-S memiliki sekitar 70 kapal dengan total angkutan 600.000 TEUs per tahun.

Untuk diketahui, dalam 2 (dua) tahun belakangan ini konsolidasi di industri pelayaran global berlangsung sangat masif sehingga menciptakan aliansi strategis berskala besar dan mengancam timbulnya krisis baru.

Artinya, pelayaran medium dan kecil, bersiap terlibas ato harus mencari pangsa pasar khusus yang gak bisa dicapai oleh pelayaran bersakala besar. Itu aja. Namanya usaha khan harus diperjuangkan, sambil mencari opsi lain.

Yuuuk, kita tunggu perkembangan selanjutnya di bulan Desember 2016. Apa yang akan terjadi ? Apa dikira operator kapal gak mabok lihat perkembangan tarif yang gak pernah beranjak naik selama beberapa tahun ? 


Sumber : Dari Sana-sini.

Rabu, 16 November 2016

JT 161116 : Korea Line Beli Aset Hanjin

Sungguh gak terduga dan gak banyak yang mengira Korea Line bakal mengambil-alih asset Hanjin Shipping (HJS) yang berbasis kontainer karena Korea Line sendiri bergerak di bulk dan angkutan LNG (gas alam cair).

Sebelumnya, Korea Line dan Hyundai Merchant Marine (HMM) disebut2 sebagai pembeli potensil asset HJS namun secara gak keduga muncul Korea Line yang rupanya berminat untuk melakukan diversifikasi usaha, salah satunya masuk sektor biz kontainer.

Lantas, pasti banyak yang bertanya2 dunk, Korea Line bisa dapetin asset HJS karena memang kompeten ato karena pertimbangan lain ? Menurut pihak penilai yang dipercaya untuk ngejual asset HJS, pihak Korea Line menawar dengan harga lebih bagus, termasuk mempertahankan karyawan yang ada.

Hmm … luar biasa. Lagian buat Korea Line, bisa jadi pihaknya memang membutuhkan pegawai yang mengerti bidang biz container, yang selama ini belum tersentuh oleh Korea Line. Wajar aja klo pihak Korea Line juga ingin mempertahankan karyawannya, sama2 membutuhkan.

Lantas, dihargain berapa sih asset yang diambil-alih Korea Line ? Menurut pihak yang bisa dipercaya, nilainya sekitar KRW 250 milyar (= USD 215 juta) tetapi pihak HJS menolak berkomentar, saat diminta tanggapannya.

Beberapa orang yang mengetahui deal ini, Korea Line juga dapetin hak kelola 5 (lima) unit kapal HJS yang berkapsitas 6.500 TEUs. Hmm kayaknya lumayan murah deh, blon lagi plus jaringannya. Harga diatas merupakan harga yang pantas.

Klo mo jujur sih pihak HMM kecewa juga, koq malah pelayaran kecil yang dikasih kepercayaan mengelola aset HJS yang begitu luar biasa. HMM bisa memahami  keputusan tsb dan bila dipercaya, kedepannya pihak HMM siap ikutan tender lagi buat dapetin sisa asset HJS.

HMM dan Korea Line disebut2 tertarik juga dengan asset terminal yang dimiliki HJS.  Pelayaran ini dikenal memiliki jaringan biz bagus di Trans Pasifik (TP), karenanya asset terminal di Total Terminal International LLC juga ikut dilirik. Kabarnya, justru MSC yang bakal beli sahamnya.

Berita terkait Korea Line, silahkan baca JT 141116 : HMM + Korea Line Siap Akuisisi Aset Hanjin.

Nah, mana yang terbaik bagi HJS, just DO IT.


Sumber : Dari Sana-sini.

Senin, 14 November 2016

JT 141116 : HMM + Korea Line Siap Akuisisi Aset Hanjin

Walau masih sebatas usulan, tapi niatan untuk ngambil-alih asset milik perusahaan pelayaran Korea yang tengah sekarat ini perlu diacungi jempol. Paling ngga menyelamatkan asset bangsa dan kebanggan yang selama ini dipegang teguh Hanjin Shipping (HJS).

Hyundai Merchant Marine (HMM) dan Korea Line disebut2 sebagai peminat atas asset yang dimiliki HJS. HMM sendiri tertarik dengan asset terminal container di Kalifornia, selain membidik rute Asia – Amrik.

Satu kandidat lain yang menaksir asset HJ yakni Korea Line Corp., yang selama ini dikenal sebagai pemain dry-bulker dan LNG. Keduanya udah ngajuin proposal untuk ngebeli rute Trans Pasifik (TP) – sebagaimana dikutip oleh Wall Street Journal (WSJ).

Kedua pelayaran Korea tsb, berminat mengambil-alih Total Terminal International LLC (TTI) yang beroperasi di Long Beach Terminal, Amrik. Mengenai harga yang ditawarkan, kedua belah pihak menolak berkomentar.

Pihak pengadilan di Seoul yang menangani kasus kebangkrutan Hanjin dan mengontrol penjualan aset2nya tersebut, akan memutuskan siapa pembeli yang layak memiliki asset Hanjin dengan harga yang bagus. Perkiraan tgl 21/11/16 mendatang.

 Akhir Agustus lalu, pihak Hanjin mengajukan perlindungan kepailitan dan dengan gencarnya penjualan asset yang masih dimiliki ini, mengindikasikan tamatnya riwayat kebesaran sebuah imperium bisnis pelayaran Hanjin Shipping sebagai pelayaran ke-7 terbesar di dunia di ujung masa kejayaannya.

Pemerintah Korea akhirnya bersikap memihak HMM yang ingin memiliki asset Hanjin dan pihak Korea Development Bank (KDB) selaku pemegang saham mayoritas, kini mengendalikan penuh arah kebijakan HMM.

Stay Tune.


Sumber : Dari Sana-sini.

Sabtu, 12 November 2016

JT 121116 : Industri Pelayaran Khawatir Atas Kemenangan Trump

Rakyat Amrik boleh berbangga atas terpilihnya pebisnis Donald Trump menjadi presiden Amrik yang baru, menggantikan Barack Obama yang udah 2x jadi presiden Amrik berturut2. Akankah ada perubahan kebijakan drastis sesuai janji masa kampanyenya  ?

Presiden asal Partai Republik tsb, berhasil mengalahkan rivalnya dari Partai Demokrat, Hillary Clinton, yang juga isteri mantan presiden sebelumnya Bill Clinton. Cuma kabar miringnya, kebijakan ekonominya cukup radikal, jadi banyak yang khawatir.

Semisal, saham Maersk yang turun 4,25 % di Kopenhagen pada saat Trump mendekati angka kemenangan (blon selesai perhitungan loh saat itu) dan harus disadari bahwa Maersk Line menguasai 15 % pangsa pasar dunia dan salah satu pemain terkuat di dunia saat ini..

Juru bicara Maersk menyebutkan bahwa Amrik merupakan salah satu pasar penting bagi pelayaran nomor wahid di dunia tsb. Sebenarnya, terlalu dini memprediksi apa yang akan terjadi dalam beberapa bulan ke depan. Masih optimis nih ceritanya he he he ….

Menurut konsultan perdagangan Basil Karatzas, blon banyak diperoleh arah kebijakan Trump tapi dari sejak kampanya hingga saat kemenangannya, selalu menyuarakan anti-globalisasi dan sangat proteksionis.

Artinya, klo diterjemahin di ilmu pelayaran, volume yang bergerak ke Amrik bakal berkurang dunk … dan itu bisa membuat sakit pelayaran di seluruh dunia, selain mematikan para pengusaha yang ekspansif dengan pasar Amrik selama ini.

Semasa kampanye, Trump berulang2 menyebut perjanjian perdagangan seperti NAFTA (North America Free Trade Agreement) dan TPP (Trans-Pacific Partnership) dan dinilai merugikan para petani dan pengusaha Amrik.

Kedua perjanjian diatas, dianggap membatasi ruang gerak Amrik dengan 11 negara, termasuk Jepang dan Vietnam. Bila pelayaran terkena dampak langsung, maka imbasnya ke produktifitas pelabuhan dan moda di dalam negeri Amrik juga.

Yuuuk jangan berprasangka buruk dulu. Biasanya, apa yang diomongin di masa kampanye berbeda dengan pelaksanaan koq. Kita tungguin aja buktinya.


Sumber : Dari Sana-sini.

Selasa, 08 November 2016

JT 081116 : Merger NYK, MOL, “K” Line Jadi Ke-6 Terbesar Di Dunia

Rencana merger 3 (tiga) perusahaan pelayaran Jepang, yaitu MOL, NYK dan “K” Line bakal menciptakan pelayaran terbesar ke-6 di dunia. Disadari ato tidak, 7 pelayaran terbesar ini nantinya akan mengontrol kargo hampir 65 % di tahun 2018.

Begitu sih perkiraan media riset Alphaliner. Nantinya, perusahaan pelayaran yang blon dikasih nama ini, bakal mengoperasikan 1,37 juta TEUs di pasar global dengan porsi 6,6 % berdasarkan kemampuan yang dimiliki oleh 3 pelayaran dimaksud.

Walau blon dinyatakan secara resmi namun gaungnya udah mulai menggetarkan pihak lawan. Dulunya seperti gak mungkin melebur karena ego masing2 dan visi yang agak berbeda walau dari negara yang sama. Toh inspirasi RRCina akhirnya bisa mempengaruhi Jepang.

Tiongkok berhasil memaksa 2 (dua) pelayaran besar yakni COSCO dan China Shipping Container Lines (CSCL) melebur menjadi satu naungan. Kedepannya, bukan mustahil juga Taiwan yang memiliki 3 (tiga)  pelayaran besar akan melebur entitasnya ?

Sebut saja ada Evergreen, Yang Ming dan Wan Hai Lines (WHL). Apakah mereka akan berpangku tangan sementara kekuatan maritimnya digerogoti oleh kompetitor yang nota bene sesame pelayaran Asia ?

Gebrakan yang dibuat 3 besar dunia aja udah bikin repot. Siapa mereka ? Maersk Line, MSC dan CMA CGM. Pangsa pasar yang dikuasai mereka bertiga saking besarnya sehingga pada saat merencanakan P3-network akhirnya ditolak otoritas RRCina yang berwenang saat itu.

Timbullah sekarang ini yang namanya 2M, Ocean Alliance dan THE Alliance. Kedepannya, pergeseran kekuatan maritim dunia masih akan terjadi, apalagi bila kondisi ekonomi dunia gak bergerak membaik. Kondisi baik pun bisa berubah, apalagi memburuk ?

Kita lihat saja peta kekuatan industri pelayaran global hingga akhir tahun 2016. Seperti apa ya ? Baca juga deh JT 011116 : Trio Samurai (NYK, MOL, “K” Line) Bersatu ?


Sumber : Dari Sana-sini.

Senin, 07 November 2016

JT 071116 : Zim Siap Dijual !

Aje gileeee, informasi menjelang tutup di industri pelayaran, selaluuuuuu aja ada yang waaaah ! Minggu lalu, baru aja tersiar embrio merger 3 (tiga) pelayaran Jepang yang besar, menjadi satu nama yang akan membesarkan nama Jepang di industri pelayaran global.

Kini muncul lagi, sebuah pelayaran yang siap dijual, namanya Zim Integrated Shipping Services ato lebih dikenal dengan nama singkatnya Zim Line. Pelayaran ini berasal dari Israel dan sempat jatuh bangun, hingga turunnya desas-desus untuk dijual.

Untuk mempertahankan eksistensinya sebagai pelayaran berskala regional dan memimpin di kawasan Mediterania, surat kabar Wall Street Journal (WSJ) ngabarin bahwa para delegasi Zim kini tengah berkeliling dunia dan menawarkan prospektus kepada para investor.

Dari pihak internal Zim sendiri blon ada yang kasih konfirmasi dan memilih bungkam. Juru bicara perusahaan yang gak mo disebutin namanya, menyangkal bahwa Zim akan dijual, apalagi selama beberapa dekade udah eksis … mana mungkin ‘lah.

Klo lihat asal muasalnya negara Yahudi, ya bisa2nya aja dia ngomong tetapi klo ngeliat kondisi jaman sekarang yang kurang kondusif, bisa jadi terkaan para pengamat Zim sedang mengalami kesulitan keuangan alias mo dijual, benar adanya. Ya ja’im dan sedikit sombong.

Saham Zim Line 32 % dikuasai Kenon Holdings – sebuah perusahaan yang berbasis di Singapura dan terdaftar di Amrik dan Israel. Sisanya dimiliki para banker dan juragan kapal (shipowner). Gini nih klo perusahaan Yahudi modelnya, berseliweran di seantero jagat.

Menurut taksiran VesselsValue (penyedia data kelautan), nilai asset Zim sekitar USD 267 juta doank. Malah menurut perkiraan Basil Karatzas (seseorang yang ngaku deket sama operator gede), dari 19 kapal hanya 7 unit yang menarik minat investor. Apa sebab ?

Ternyata yang 7 (tujuh) unit kapal itu kapasitasnya sekitar 10.000 TEUs dan saat ini sih, cuma itu yang bikin investor mlotot. Sisanya, kapal2 Zim berukuran kecil jadi bisa dipastikan gak bakal menarik minat investor.

Satu lagi kesulitan Zim, pihaknya gak bisa leluasa masuk suatu aliansi strategis karena berseberangan dengan negara2 Arab sehingga dilarang masuk pelabuhan Arab manapun. Jelas ini kendala serius karena sifatnya aliansi strategis harus universal.

Namun kabar lebih lanjut tentang status Zim, mending kita tunggu dalam 1-2 hari, karena Zim pasti bakal berkicau juga. Sssssst … ini masih di ranah gossip.


Sumber : Dari Sana-sini.

Selasa, 01 November 2016

JT 011116 : Trio Samurai (NYK, MOL, “K” Line) Bersatu ?

Untuk menyiasati kusutnya perekonomian dunia, banyak pelayaran beraliansi ato jika punya duit, mengakuisisi skalian biar gak ribez. Hitung2 mengurangi kompetisi tapi juga memiliki network secara mudah dari pelayaran yang dibelinya.

Isu baru mulai mengemuka saat 3 (tiga) perusahaan pelayaran Jepang yang dikabarin bakal berkongsi satu sama lain dan ini bakal mengubah lagi peta kekuatan industri pelayaran, yang saat ini terus berubah mengikuti tren.

Pasti ada yang keppo, apa lagi sih ? Merger ato akuisisi ? Entahlah apa namanya, yang pasti MOL, NYK dan “K” Line bakal bersatu padu dalam sebuah perusahaan kerjasama, setidaknya hingga 01/04/2018 mendatang.

Jangan banyak berasumsi dulu. Intinya, perusahaan patungan yang akan digagas 3 (tiga) pelayaran besar Jepang ini bakal dideklarasikan tgl 01/07/17 dengan komposisi kepemilikan NYK (38 %), MOL + “K” Line (masing2 31 %).

Perusahaan patungan yang blon dikasih nama ini, ini didanai senilai JPY 300 milyar (= USD 2,86 milyar) dan diprediksi bakal menghasilkan pemasukan JPY 110 milyar per tahunnya. Total armada container yang disatukan ini nantinya menjadi 1,4 juta TEUs. Not bad ‘lah.

Bagi perusahaan mana pun di dunia, gak ada pilihan lain selain memperkuat entitas melalui kekuatan finansialnya ato skalian aja merger klo udah kepepet. Kini semua pelayaran besar harus memilih ato terlibas seperti halnya Hanjin Shipping (HJS).

Yuuuk kita ikuti aja perkembangan lebih lanjut dari trio samurai ini di industri pelayaran global. Waspadai kisruh pemutusan hubungan kerja (PHK) karena disadari ato tidak, merger selalu didorong untuk menciptakan efisiensi, yang ujung2nya pasti ke PHK juga.

Watch Out !


Sumber : Dari Sana-sini.

Senin, 31 Oktober 2016

JT 311016 : Ex Kapal HJS Yang Idle 62 Unit

Boleh jadi, inilah tragedi industri pelayaran terparah yang mengalami kebangkrutan sepanjang sejarah (hingga saat ini) dan berdampak langsung kepada para pemilik kapal (ownership) dimana kapal2 sewa dikembalikan namun blon jelas pembayarannya.

Menurut media riset yang bermarkas di Paris, Alphaliner, setidaknya ada 62 unit kapal yang dioperasikan oleh pelayaran bermasalah Hanjin Shipping (HJS) asal Korea Selatan. Artinya, status idle ship dipastikan meningkat drastis menjelang akhir tahun 2016.

Sekarang ini, ada 397 kapal nganggur diatas 500 TEUs dengan agregat 1,55 juta TEUs, ato sama dengan 7,6 persen global fleet. Itu berdasarkan status tgl 17/10. Ato … meningkat dari 371 unit dengan agregat 1,33 juta TEUs di periode sebelumnya.

Klo gak ada upaya penyelamatan sama sekali terhadap HJS maka dipastikan hingga Desmber 2016 mendatang, bakal ketambahan 200.000 TEUs ex HJS itupun setelah muatan yang saat ini terlantar, bisa dibongkar dipelabuhan tujuan.

Hingga akhir Desember 2016, diperkirakan bakal ada 1,7 juta TEUs armada kapal yang nganggur dan gak beroperasi sama sekali. Sementara itu, global player menyadari bahwa momen untuk meningkatkan harga udah sama sekali hilang.

Buktinya, selama 5 tahun berturut-turut, kondisi ocean freight (uang tambang) di industri pelayaran global gak pernah beranjak naik. Turun sih iyeee. Klo gini terus, siapa yang sanggup bertahan ? Akuisisi dan merger makanya menjadi pilihan terakhir supaya bisa survive.

Ayooo waspadai kondisi perekonomian dunia yang gak kunjung membaik. Semua industri terdampak dan jangan berspekulasi berlebihan klo gak punya nyali dan kemampuan (skills). Tiarap aja dulu. Badai blon berlalu wooooi.


Sumber : Dari Sana-sini.

Rabu, 26 Oktober 2016

JT 261016 : Terdampak Hanjin, Volume RTM Drop 1,9 Persen

Akibat ambruknya pelayaran Korea, Hanjin Shipping (HJS), thruput pelabuhan Rotterdam (RTM) di Belanda sempat turun 0,4 persen selama periode 9 (sembilan) bulan pertama tahun 2016, menjadi 9,3 juta TEUs.

Di sisi lain, pelabuhan tetangganya di Antwerp, Belgia malah ada kenaikan 4 persen di periode yang sama, menjadi 7.556.386 TEUs dan menjadi pesaing tangguh melawan pelabuhan Hamburg, Jerman maupun Le Havre, Perancis.

Pihak Rotterdam Port Authority berharap di kuartal terakhir tahun ini bakal ada peningkatan significant supaya bisa mendongkrak performance di tahun 2016 secara total. Apalagi Maasvlake 2 sudah mulai beroperasi, harusnya tambah jozz.

Kebangkrutan HJS berkontribusi sekitar 30.000 TEUs bagi RTM namun dalam waktu singkat posisi tersebut akan tergantikan oleh rivalnya yang dengan senang hati siap mengisi kekosongan servis HJS yang ditinggalkan.

Pelabuhan lain pastinya akan merasakan dampak serupa. Besar ato kecilnya volume sangatlah relatif tetapi reputasi yang dipertaruhkan HJS memang gak main2. Dampaknya besar luar biasa.

Yuuuk kita simak terus perkembangannya seperti apa.


Sumber : Dari Sana-sini.

Senin, 24 Oktober 2016

JT 241016 : HJS Niat Jual Saham Terminal Ke MSC

Diam2, pelayaran Korea Selatan yang tengah mendekati akhir masa kejayaannya, mulai menawarkan asset yang dimiliknya kepada pihak lain. Setidaknya, itulah yang dilakukan pihak Hanjin Shipping (HJS) untuk bisa meminimalisir kerugian yang diperkirakan sangat besar.

Kabar terkini, HJS tengah menawarkan salah satu terminal kontainer miliknya kepada pelayaran blasteran Italia-Swiss yakni Mediterranean Shipping Co. (MSC) – demikian sebuah sumber yang gak mo disebutin namanya.

Total Terminal International (TTI) yang beroperasi di Long Beach Terminal, Amrik sahamnya dimiliki oleh MSC 46 % dan Hanjin Shipping 54 %. Hanjin kabarnya udah menunjuk salah satu konsultan pelayaran ternama, jangan keppo ya.

Awal bulan Oktober 2016, pihak HJS mengumumkan penjualan sejumlah asetnya setelah prahara menghantam pelayaran terbesar ke-7 di dunia ini. Tercatat 5 kapal gede dan 10 unit biz lainnya udah ditawar2kan tetapi blon ada kabar lebih lanjut.

Bahkan rute Asia – Amrik kabarnya udah ditawar pelayaran setanah airnya, Hyundai Merchant Marine (HMM) namun kelanjutannya pun gak jelas. Kapal2 gedenya pun dijual obral tetapi blon ada yang berminal ngebeli. Hmm repot juga ya.

Kabar2 yang beredar, saat ini kapal HJS baik milik maupun sewa, merupakan yang terbesar yang sempat nganggur di seantero pelabuhan dunia manapun. Ibaratnya tercecer dimana-mana. So what ? Gak ada yang bisa jawab juga tuh.

Saat Maersk Line ditanya balim tentang peluang membeli hanjin maupun HMM, gak ada pernyataan resmi. Harap dimengerti, air beriak tanda tak dalam. Yang begini nih yang biasa menghanyutkan public he he he. Diam2 tahu2 akuisisi !

Kita tunggu yuuuk perkembangan lebih lanjutnya. MSC niat beli saham HJS di TTI ngga ? Kalo laku, kabarnya HJS mo berkarir di regional carrier dan sepertinya masih memiliki mimpi menjadi pemain global di masa mendatang.

Bagus.dan harus optimis.


Sumber : Dari Sana-sini.

Rabu, 19 Oktober 2016

JT 191016 : Amrik Resmi Larang Galaxy Note7 Masuk Pesawat

Ini yang perlu diwaspadai oleh para penumpang pesawat terbang dalam waktu dekat. Saat ini baru Amrik yang nerapin peraturan bahwa handpone pintar Galaxy Note7 besutan pabrik Korea, Samsung dilarang dibawa serta dalam penerbangan di wilayah udara Amrik.

Larang ini diberlakukan, menyusul timbulnya sejumlah insiden terkait ponsel Galaxy Note 7 di wilayah Amrik. Entah ini jadi model persaingan bisnis teranyar ato sebuah kebetulan. Nyatanya pemerintah Amrik sekarang udah ngelarang abiiiz.

Berdasarkan usulan dari Federal Aviation Administration (FAA) dan Pipeline & Hazardous Materials Safety Administration (PHMSA), ponsel yang diproduksi oleh Samsung ini dianggap sebagai barang berbahaya dan perlu perlakuan khusus.

Artinya, Galaxy Note7 diklasifikasikan sebagai forbidden hazardous material dibawah Federal Hazardous Material Regulations; dan ponsel Samsung dideklarasikan dengan special commercial permit – sebagaimana dilaporkan The Tech Portal (yang bermarkas Jaipur, New Delhi, India).

Lantas di Indonesia kapan diberlakukan ? Tunggu aja tanggal mainnya. Cepat ato lambat tinggal di-gong-kan.


Sumber : HKSG.