Senin, 23 April 2018

JT 230418 : CMA CGM Minati Saham CEVA


Gak disangka-sangka ya, perusahaan pelayaran asal Perancis, CMA CGM berminat untuk membeli 25 persen saham CEVA Logistics, dengan tujuan untuk memperkuat porto folio bisnis di sektor per-logistik-an dunia.

Saat ini, CMA CGM Group sudah memiliki bisnis inti yakni sektor pelayaran, bahkan sempat mengakuisisi sejumlah nama besar dan menoreh catatan sejarah tersendiri dengan menjaga entitas yang ada, untuk mendukung bisnis induknya.

Sebut saja nama APL, ANL, CNC dan sederetan nama pelayaran yang masih eksis sampe sekarang. Blon lagi CMA CGM juga merambah industri angkutan kereta api, terminal kontainer dan kini memperkuat sektor logistik.

CMA CGM membelanjakan hampir CHF 380-450 juta ato sekitar USD 390-400 juta dan tentunya, harus menunggu persetujuan otoritas terkait. Inisiatif ini ditangkap CMA CGM setelah pihak CEVA berniat melakukan IPO / initail public offering.

CEVA mempekerjakan 56.00 orang di 160 negara, mendulang pendapatan USD 7 milyar di tahun 2017. Dan CEVA saat ini menduduki peringkat 5 contract logistics providers dan peringkat 10 international freight forwarder terbesar didunia.

Gak main2 dan ini memang diseriusin oleh CMA CGM. CMA CGM sebenarnya punya unit sendiri yakni CMA CGM Logistics (CCLog) tapi supaya lebih jozz gandeng nama yang powerful. Nah bagaimana kelanjutannya, yuuuk seperti biasa kita tunggu hasil finalnya.

Sumber : Dari Sana-sini.

Jumat, 20 April 2018

JT 200418 : Dirut + Empat Direktur Pertamina Dicopot


Inilah suka duka menjadi petinggi di republik tercinta, jabatan bisa secepat meteor meroket tetapi di sisi lain karena ada pertimbangan lain, bisa terhujam braaaak hingga ke dasar.

Jabatan itu amanah, memang. Jadi jangan terlalu dipikirkan karena rejeki Allah SWT yang atur. Ikuti aja aturan mainnya dan nanti bakal ketemu kesempatan yang jauh lebih baik, dengan syarat ya ikhtiar juga ;lah.

Cukup kaget juga saat membaca Direktur Utama + 4 direktur lain di Pertamina diganti. Elia Massa Manik diberhentikan secara hormat sebagai Direktur Utama PT Pertamina (Persero).

Selain Elia Massa Manik, empat direktur lainnya dicopot secara hormat dan langsung digantikan oleh Nicke Widyawati yang didapuk menjadi Plt Dirut Pertamina sekaligus Direktur SDM Pertamina.

Itu aja sih yang mo disampein. Gak ada maksud lain.

Sumber : Dari Sana-sini.

Rabu, 18 April 2018

JT 180418 : Studi TI – Teluk Persia Kelebihan Terminal


Namanya mumpung banyak duit dan sektor logistik menawarkan pesona luar biasa, sehingga para pemilik modal berlomab-lomba membangun terminal kontainer, kebanyakan di Timur Tengah yang sejak lama terkenal dengan limpahan kekayaannya.

Negeri2 sakti mandraguna begini nih yang sulit dikontrol pembanguinannya bahkan melebihi kapasitas volume tampung yang ada. Artinya volume kargo cuma 10 (sepuluh) tetapi membangun kapasitas tampung hingga berkali-kali lipat. Uedaaaan !

Sayang gak kepake khan alias kurang optimal. Tapi klo punya jawaban, gpp buat antisipasi di masa depan, yo wes. Gak perlu debat panjang. Alangkah bagusnya disebar ke daerah yang membutuhkan, khan ekspansi skaligus profitable.

Menurut sebuah studi yang dilaksanakan oleh Transport Intelligence (TI) dari Inggeris, kawasan Teluk Persia bakal memiliki kapasitas terminal kontainer berlebih – bila semua proyeknya berjalan lancar ‘loh ya.

Menurut catatan TI, kelebihan kapasitas bisa menimbulkan beragam problem. Contohnya, tahun 2016 volume muatan Bahrain 300.000 TEUs tetapi saat membangun Khalifa Bin Salman, kapasitas per tahunnya diproyeksikan 1 juta TEUs !.

Dalam laporan ayng diberi tajuk Middle East Logistics Investment Opportunities 2018, semua pelabuhan dan bandara yang dibangun melebihi kapasitas yang ada, bisa jadi untuk beberapa tahun kedepan.

Contoh lain, Qatar menangani dibawah 500.000 TEUs per tahun tetapi kapasitas yang dimilikinya 4x lipat lebih besar. Sementara Oman (Duqm, Sohar + Salalah) total volumenya 4 juta TEUs tetapi kapasitas total per tahun bisa mengakomodir 10,5 juta TEUs.

Pelabuhan besar saat ini dengan volume besar berada di Arab Saudi yakni Dammam + Jeddah, sementara Uni Emirat Arab (UEA) menjagokan Khor-Al-Fakkan serta Port of Jebel Ali yang terbaru.

Bisa dibayangkan potensi yang akan terjadi bila pasok ruang melebihi permintaan ? Itulah yang dikhawatirkan TI dengan melihat perkembangan investasi di dunia Arab.

Sumber : Dari Sana-sini.

Jumat, 13 April 2018

JT 130418 : Prospek Industri Pelayaran 2018 + 2019 Oke


Dalam sebuah laporan tahunan terbaru yang diterbitkan oleh Drewry, tren industri pelayaran di tahun 2018 + 2019 kelihatannya ok. Pertumbuhan pasar bagus, tingkat harga relatif tinggi dan menguntungkan bagi pelayaran.

Walaupun harus diakui kekhawatiran masuknya kapal2 gede dengan skala yang boleh dibilang “waaaah” yakni kapasitas diatas 20.000 TEUs bakal membanjiri pasar. Secara umum pengoperasiannya gak jauh dari rute Asia – Eropa (AE) koq.

Yang bikin masalah biasanya, posisi kapal yang digantikan akan membanjiri pasar baru di area lain dan sedikit banyak mengguncang pasar. Laporan ini blon memasukkan unsur perseteruan antara Amrik dan Cina yang sedang bersitegang.

Dalam laporan yang diberi judul Container Forecaster, beruntungnya sejumlah pelabuhan besar dunia volumenya meningkat cukup pesat sehingga kekhawatiran terjadinya penurunan tarif akibat perang dagang, bisa diabaikan.

Ancaman detil di industri pelayaran secara jujur diakui sulit dijabarkan tetapi yang juga jadi perhatian adalah adanya produk barang2 teknologi tinggi (hi-tech) masih memilih diangkut via air freight ketimbang kapal laut.

Jadi, nikmatin aja dulu. Satu lagi yang mungkin blon terbahas, adanya konsolidasi di indsutri pelayaran (merger & akuisisi) akhirnya benar2 bisa mengontrol harga sehingga gak jatuh2 amit seperti dekade sebelumnya.

Asyiiiik deh. Lumayan agak bisa tenang he he he.

Sumber : Dari Sana-sini.

Kamis, 12 April 2018

JT 120418 : Tanda Tanya Besar Akuisisi Cosco Atas OOCL


Tanda tanya ini ditujukan ke pemerintah Amrik, pasalnya rencana akuisisi raksasa pelayaran Tiongkok, Cosco Shipping atas OOIL (termasuk OOCL) sudah diketahui publik dan rasa2nya sih tinggal nunggu persetujuan otoritas Amrik doank.

Lantas kenapa tertahan cukup lama ? Ini juga yang jadi kekhawatiran para petinggi di Tiongkok usai pemerintah Cina bersitegang dengan Amrik sehingga proses persetujuan pun ikut tertunda.

Untuk diketahui, pelayaran Overseas Orient Container Line (OOCL) merupakan bagian yang akan diambil-alih oleh Cosco tetapi di Amrik OOCL memiliki terminal kontainer yang cukup penting dari sisi kepentingan nasional Amrik.

Jika masih dikuasai oleh OOCL yang bermarkas di Hong Kong, Amrik pikir masih ok. Tetapi begitu jatuh ke tangan Tiongkok kudu berusaha keras memikirkan, bagaimana mengamankan kepentingan nasional Amrik kedepannya.

Ndilalah, beberapa waktu lalu, hubungan dagang antara kedua negara memburuk sehingga menimbulkan berbagai spekulasi, termasuk salah satunya pembekuan persetujuan merger antara Cosco dan OOIL diatas.

OOCL memiliki terminal kontainer di Long Beach (LB) yang merupakan gerbang laut terbesar di Amrik, bergandengan dengan pelabuhan internasional Los Angeles (LA). Kabarnya, merger keduanya masih berada ditangan Commitee on Foreign Investment in The United States (CFIUS).

Otoritas terkait di Uni Eropa (UE) secara prinsip sudah menyetujui merger antara Cosco + OOIL. Justru yang belum kasih ijin regulator di Tiongkok dan Amrik. Iya sih batas waktu masih cukup lama yakni 30/06/18.

Isu kepentingan nasional dibawah pimpinan si Jambul Putih alias Donald Trump selalu mengemuka. Terakhir tgl 12/03 lalu, saat perusahaan chip Singapura, Broadcom ditolak saat hendak mengakuisisi Qualcomm  yang bisa membangun jaringan 5G.

Juga sebelumnya, saat DP World akan mengambil-alih 6 (enam) terminal di Amrik dan ditolak mentah2 dengan alasan keselamatan negara dan beberapa kasus lainnya. Isu ini menjadi bola panas diantara kedua negara.

Sumber2 dari Alphaliner menyebutkan bahwa isu utama adalah review penguasaan OOCL atas Long Beach Container Terminal (LBCT), dimana nantinya Cosco akan mengambil-alih kontrak 40 tahun hingga tahun 2052, senilai USD 4,6 milyar.

Saat ini saja Cosco sudah menguasai 2 (dua) terminal kontainer terpisah di Los Angeles – Long Beach / San Pedro Bay. Cosco menguasai 46 persen Pier J Terminal (PCT) Long Beach dan 100 persen Pier 100-102 West Basin Container Terminal (WBCT) di LA.

Di PCT, Cosco berkongsi dengan SSA Marines (44 persen) dan CMA CGM (10 persen) dan masa kontraknya akan habis di tahun 2022. Kontrak WBCT diperoleh Cosco setelah mengakuisisi China Shipping Container Line (CSCL) tahun 2016 silam.

Bisa dibayangin juga, jika ini maujud maka akan merubah komposisi urutan pelayaran terbesar didunia, minimal Cosco-OOCL akan menggeser CMA CGM Group di posisi ke-3, setelah Maersk Line dan Mediterranean Shipping Co. (MSC).

Nah, akankah isu ini benar2 nyangkut ato hanya strategi diplomasi semata antara 2 (dua) negara besar ? Kita tunggu aja ya.

Sumber : Dari Sana-sini.