Kamis, 31 Oktober 2019

JT 311019 : Integrasi DSV Panalpina Di Amrik


Dengan adanya program penggabungan (integrasi) bisnis, karyawan Panalpina di Amrik saat ini tengah belajar sistem manajemen angkutan DSV Air & Sea. Biasanya begitu, tim yang diakuisisi harus segera beradaptasi dengan sistem pemilik baru.

Tujuan utama pelatihan diatas adalah untuk mentransfer data + volume Pelanggan Panalpina ke sistem DSV sehingga kedepannya semua kegiatan forwarders akan ditangani sistem yang sama yakni milik DSV – demikian catatan Air Cargo News.

Targetnya, untuk area kantor di Chicago, Detroit, Minneapolis + St. Louis bakal menggunakan sistem DSV, efektif per tgl 15/11/19. Namanya pun sudah resmi setelah proses akuisisi menjadi DSV Panalpina.

Kita doakan semoga proses integrasi yang diharapkan bisa mancarli ya.

Sumber : Dari Sana-sini / Foto : Transport Intelligence.

Rabu, 30 Oktober 2019

JT 3010119 : Kapal Seaspan Fraser Ditahan AL


Hingga akhir bulan Oktober 2019, hal yang sempat rame diperbincangkan adalah banyaknya kontainer yang tertahan gak bisa lanjut ekspor karena feeder-nya kapal Seaspan Fraser voy. 061N ditahan oleh pihak Angkatan Laut (AL).

Kapal ini dioperasikan oleh pihak COSCO (pelayaran RRCina) namun sumber perselisihan kenapa kapal ini di tahan pun masih simpang siur. Ada yang bilang kontrak yang gak jelas, ada juga alasan lain tapi gak diungkap secara jelas.

Intinya, atas permintaan vessel operator, untuk sementara jangan banyak memberikan tanggapan. Khawatir jadi salah kaprah. Tapi ALFI + GPEI dibuat geram karena memakan waktu satu bulan lebih dan gak ada juntrungannya.

Sementara itu Steven Lesawengan, Ketua DPC INSA Surabaya saat dikonfirmasi Ocean Week, Rabu pagi, menyatakan bahwa pada Selasa kemarin sore (29/10), pihaknya bertemu dengan pihak Cosco selaku agen dari kapal tersebut.

Saat ditanya hasilnya, tetap aja no comment. Pihak Ocean Week pun sempat kabarnya memanyakan kepada pihak TNI AL namun dijawab diplomatis dan bisa jadi, menyangkut kepentingan nasional. Uuups, klo ini mah berat – jika benar.

Jika dibiarkan berlarut2 bukannya hanya akan menimbulkan klaim yang besar akibat keterlambatan ato kerusakan barang tetapi juga kredibilitas Customer Indonesia di luar negeri. Hmm gitu ya.

Sebulan bukan waktu sebentar dan kita tunggu kejelasan selanjutnya dari pihak operator maupun owner’s of this vessel. Deg deg-an juga ...

Sumber : Ocean Week.  

Senin, 28 Oktober 2019

JT 281019 : Kapal SM Line Kandas


Kejadian ini lazim jika kapal komersil memasuki perairan sungai seperti di Indonesia, Afrika ato pun Eropa. Rupanya di Amrik hal tersebut bisa juga terjadi. Menurut kabar, ada kapal berbendera Liberia kandas saat meninggalkan pelabuhan Savannah.

Ooooops, kapal siapa gerangan ? Ternyata setelah ditelusuri, kapal tersebut operatornya SM Line (Korea Selatan) dan nama kapal dimaksud SM Vancouver kapasitas 5.618 TEUs. Sebabnya ?

Kabar terakhir menyebutkan karena kerusakan mesin. Kapal berhasil diangkat kembali (refloated) 4 jam kemudian – demikian menurut laporan yang disampaikan Maritime Bulletin yang bermarkas di Kiev.

Alhamdulillah, cepet juga ya.

Sumber : Dari Sana-sini / Foto : FleetMon.

Senin, 21 Oktober 2019

JT 211019 : Maersk Ditempel Ketat MSC


Sepertinya, posisi Maersk sebagai pelayaran terbesar di dunia terus didekati oleh rival sejati sesama mitra aliansi 2M yaitu Mediterranean Shipping Co. (MSC) yang disebut pelayaran blasteran Italia-Swiss.

Targetnya, dalam kurun waktu 2 (dua) tahun kedepan, MSC bisa melampaui Maersk sebagai The World Biggest Box Carrier. Emangnya punya persiapan apa buat menyalip Maersk yang terkenal doyan mengakuisisi pelayaran besar dunia.

Ternyata MSC punya tabungan gede, yakni order kapal kontainer gede (ka-ge) ato ULVC 5 x 23.000 TEUs dari galangan kapal Korea Selatan, Daewoo Shipyard & Marine Engineering (DSME).

Menurut rumah riset Alphaliner, nantinya MSC bakal punya 16 ka-ge ato setara 305.352 TEUs. Bagi Maersk sendiri sepertinya belum ada rencana akuisisi dalam waktu dekat sehingga bisa diprediksi jarak antara keduanya semakin dekat.

CEO Maersk, Soren Skou mengkonfirmasi bahwa Maersk akan konsisten di kapasitas 4,2 juta TEUs yang digelar diseluruh dunia dan kedepannya akan mendorong optimalisasi ketimbang berlomba menambah kapal.

Sebelumnya, Maersk dikenal dengan kontroversi membangun kapal terbesar semisal Emma Maersk 15.000 TEUs kemudian yang terakhir yakni Maersk McKinney Moller (tahun 2013). Bahkan ada juga ide membuat kapal 45.000 TEUs tapi hingga saat ini belum ada kabar lebih lanjut.

Kapal terbesar di dunia saat sudah dipegang oleh MSC yakni dengan beroperasinya MSC Gulsun, kapasitas 23.765 TEUs. Terus kenapa Maersk gak segarang dulu ? Ada masanya mas Bro, jadi simak aja perkembangannya ya.

Sumber : Dari Sana-sini.

Jumat, 18 Oktober 2019

JT 181019 : Kuartal 3 RRCina Terburuk Selama 27 Tahun Terakhir


Kalo udah ngomong ekonomi RRCina, kayaknya kita kudu waspada bener. Negeri Panda yang selama ini begitu kokoh bisa mempertahankan tingkat pertumbuhan ekonomi rata2 2 digit pun harus berhadapan dengan dampak perang dagang.

Kejadian yang gak semua orang inginkan adalah adanya ketegangan antara pemerintah Amrik + RRCina dalam mempertahankan kepentingan nasional masing2 dan diprediksi bakal berlangsung cukup alot dan lama.

Itu urusan politik ‘lah. Tapi dampaknya ke sektor ekonomi sungguh dahsyat. Buktinya dalam 27 tahun terakhir, hasil kuartal 3 tahun 2019, tingkat pertumbuhan ekonomi RRCina di kisaran 6 persen doang.

Secara statistik masih aman karena masih dalam lingkup target pemerintah yang mentapkan antara 6-6,5 persen di keseluruhan tahun (whole year). Cuma kalo kepleset dikit khan gak enak, bisa dibawah 6 persen.

Itu juga yang diwaspadai oleh Chief Economist dari TS Lombard, Bo Zhuang. Angka diatas disampaikan oleh juru bicara National Bureau of Statistics, Mao Shengyong, kondisi sulit akan bakal dilamai hingga akhir tahun. Artinya ?

Untuk diketahun, pertumbuhan ekonomi RRCina di tahun 2018 yaitu 6,6 persen. Jangan sampe jeblok karena pastinya akan menyulitkan semua negara tetangga yang langsung terkoneksi dengan Negeri Panda ini.

Waspada, waspada dan waspada.

Sumber : Dari Sana-sini.

Selasa, 15 Oktober 2019

JT 151019 : Fesco Luncurkan KA RRCina-Rusia


Ini bukan kali pertama, peluncuran servis kereta api (KA) barang dari RRCina ke Rusia dihadirkan kepada Pembaca sekalian. Tapi supaya update dan gak ketinggalan jaman, kita tetap update lagi.

Salah satu perusahaan logistik Rusia, FESCO Transportation Group (disingkat FESCO) baru aja meluncurkan operasi kereta angkutan khusus kendaraan, dari Chongqing RRCina ke Kaluga di sebelah barat Rusia via Mongolia.

Rute ini melewati perbatasan Erlian/Zamyn-Uud/ Naushki dan pengiriman selanjutnya dikirim ke gudang penerima barang di Moskow. FESCO akan menyiapkan layanan 2 hingga 4x sebulan, tergantung kebutuhan Pelanggan.

Layanan baru ini akan fokus di angkutan kendaraan di wilayah RRCina, dengan kapasitas antara 200 hingga 400 TEUs per bulan. Mantul ! KA pertama mengangkut 50 x 40’ yang berisi 150 kendaraan. Mereknya apa ya ? Keppo deh ha ha ha.

Yang berhasil dicatat adalah, KA pertama tiba di Stasiun Vorotynsk (jangan dibaca Porotin) area seputaran Kaluga, pada tgl 06/10/19, menempuh waktu 17 hari ato 2,5x lebih cepat bila dilakukan melalui jalur laut via Terusan Suez. Jozz tenan iki.

Sebuah terobosan baru menggunakan moda KA seperti inilah yang diharapkan bisa ditiru di belahan lain sehingga memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Congrats !

Sumber : Dari Sana-sini.