Jumat, 21 Juli 2017

JT 210717 : Kapal Feeder Alami Rusak Mesin Di Kiev Canal

Sebuah kapal feeder berkapasitas 959 TEUs, Containership VI (buatan tahun 1999) dan dimiliki oleh Wegener Bereederungsges mbH & Co. KG, mengalami kerusakan mesin saat mendekati Brunsbuettel, area yang mengarah ke Kiev Canal tgl 15/07/17.

Kapal sempat tertahan beberapa jam di Brunsbuettel hingga saat 2 (dua) kapal tunda membantu menarik sepanjang kanal. Saat ditarik, beruntung perbaikan bisa selesai dan kapal dapat melanjutkan perjalanan kembali, dari Rotterdam ke Helsinki.

Siiip. Untung aja …

Sumber : Dari Sana-sini.

Kamis, 20 Juli 2017

JT 200717 : HMM Sewakan Kapalnya Ke 2M + Zim

Pelayaran Korea Selatan, Hyundai Merchant Marine (HMM) bakal ngurangin kapasitas sekitar 28 persen, hitungannya dalam 3 (tiga) bulan kedepan – demikian menurut media riset yang berbasis di Paris, Alphaliner.

Antara bulan April dan Juli 2017, HMM udah mulai mengurangi kapasitas dari 479.000 TEUs ke 344.000 TEUs, dengan menyerahkan armada kapal gedenya kepada mitra kerja 2M yakni Maersk Line + MSC serta Zim Line.

Desember 2016 lalu, HMM menandatangani kerjasama operasi dengan anggota aliansi strategis 2M. Kabar terbaru, 3 x 13.092 TEUs dan 6 x 10.081 TEUs yang selama ini dioperasikan HMM, akan dikendalikan penuh oleh Maersk dan MSC.

Selain data diatas, HMM juga menyewakan 2 x 8.556 TEUs ke pihak Zim Line serta 1 x 8.556 TEUs lainnya kepada Hamburg-Sud (H-S). HMM merasa perlu merasionalisasi armadanya karena beban berat operasi yang harus ditanggung.

Setidaknya, di rute Asia – Eropa (AE) dan Asia – Amrik, HMM akan membeli slot dari 2M. Bukan tanpa usaha, HMM udah berupaya masuk aliansi lain namun ditolak sehingga akhirnya pilihan jatuh ke 2M.

Akankah perjalanan restrukturisasi HMM kedepan, bakal semakin lancer ato justru menghadapi kendala yang belum terpikirkan ? Apalagi melihat perkembangan terkini, setelah Cosco mencaplok OOCL.

Ikuti terus perkembangannya.

Sumber : Dari Sana-sini.

Rabu, 19 Juli 2017

JT 190717 : CMA CGM Gandeng Seatrade, Garap Pasar Reefer

Gebrakan2 anyar terus dilakukan oleh pelayaran Perancis, CMA CGM untuk semakin mengukuhkan dirinya sebagai salah satu pemain reefer yang diperhitungkan di industri transportasi global.

Bersama pelayaran Belanda spesialis reefer, Seatrade dan CMA CGM mengumumkan vessel sharing agreement (VSA) dengan menerima layanan 21 pelabuhan dari Eropa menuju Amrik pantai timur sekitar Oktober mendatang.

Servis ini disebut PAD oleh CMA CGM dan Meridian oleh Seatrade, serta kedepannya bakal menghubungkan Eropa, Amrik pantai timur, Amerika tengah, Kepulauan Pasifik, Australia, Selandia Baru dan Karibia.

Rotasi pelabuhan servis PAD / Meridian sebagai berikut : Zeebrugge - London Gateway – Rotterdam – Dunkerque - Le Havre - New York – Savannah – Kingston – Cartagena – Papeete – Noumea – Brisbane – Sydney – Melbourne – Nelson – Napier – Tauranga – Pisco – Paita – Kingston - Philadelphia - Zeebrugge.

PAD / Meridian akan menjadi satu2nya servis regular mingguan ke Papeete dan Noumea, dari Eropa dan Amrik. Armada kapal yang disiapkan 13 modern geared ships berkapasitas 2.200 dan 2.500 TEUs yang akan bertugas di loop ini (6 kapal milik CMA CGM, 6 unit Seatrade, 1 Marfret), dan setiap kapal dilengkapi minimal 600 reefer-plug.

Congrats.

Sumber : Dari Sana-sini.

Selasa, 18 Juli 2017

JT 180717 : Petya Rusak Data TNT Express

Kerusakan yang diakibatkan oleh serangan virus Petya beberapa waktu lalu dan sempat menghebohkan industri transportasi global karena berhasil membobol salah satu sistem milik Maersk Line, cukup meresahkan belakangan ini.

Pihak pelayaran Denmark yang selama 2-4 minggu harus focus melakukan pekerjaan secara manual dan dibantu portal luar seperti INTTRA, akhirnya sepakat untuk memperkuat tim IT dan kedepannya mengantisipasi serangan serupa di sistem berbasis IT.

Baru2 ini, muncul lagi info bahwa TNT Express terkena dampak dari serangan Petya dan mulanya dianggap gak begitu parah, namun ternyata dampaknya hingga saat ini pembuatan invoice pun bermasalah dan dilakukan manual pula.

Hampir setiap orang mengira Petya hanyalah sebuah virus yang dikomersilkan. Artinya, siapa yang berhasil menebus dengan sejumlah uang maka data yang diambil oleh hacker, bisa dikembalikan. Dugaan tersebut ternyata salah.

Petya disebut-sebut merusak data dan sekarang ini dikhawatirkan akan ada gelombang yang lebih besar dari isu Petya. Sebuah filem layar lebar dari Hollywood pernah mengangkat tema ini, cuma judulnya lupa hik hik hik ….

Kini FedEx selaku induk TNT Express cenut2 dan berusaha keras mengembalikan keamanan piranti lunak yang mereka gunakan serta dunia IT mulai was2 apabila penebar maut mengancam perbankan, rumah sakit dan industri2 lainnya di berbagai belahan dunia.


Virus Petya pertama kali menyerang system operasi TNT Express di wilayah Ukraina tgl 27 Juni lalu, sebelum akhirnya menyebar ke seluruh jaringan global TNT Express dan besar kemungkinan FedEx. Hmm… runyem juga.

Kiamat sih ngga, cuma bila sebuah perusahaan mulai menyandarkan diri dengan kecanggihan teknologi, jangan pernah melalaikan ancaman2 serupa di masa datang. Dampaknya akan sangat dahsyat. Bingitz.

Waspada dan waspada selalu.

Sumber : Dari Sana-sini.

Minggu, 09 Juli 2017

JT 090717 : Cosco Beli OOCL

Rumors bisa maujud jadi kenyataan, inilah isu yang awalnya dibantah-bantah ehh … gak tahunya jadian. Mirip orang pacaran ya ha ha ha. Disangkal dulu habis2an dan ujung2nya ternyata benar2 terjadi.

Sepertinya kisah seperti itu bakal kembali meramaikan industry pelayaran internasional disaat pelayaran Tiongkok, Cosco Shipping membeli pelayaran yang bermarkas di Hong Kong, Orient Overseas Container Line (OOCL) afiliasi dari OOIL Ltd.

Cosco Group sepakat membeli OOCL dengan nilai fantastis USD 6 milyar dan kabar akuisisi tsb bakal diumumkan secara resmi hari Senin 10/07. Gimana kalo ternyata setelah digembar-gemborkan tiba2 batal ? Entahlah.

Cosco Shipping, baru aja merger tahun 2016 lalu saat Cosco Container Line dilebur bersama China Shipping Container Lines (CSCL) menjadi Cosco Shipping. Lantas kini melahap OOCL pula, bagaimana mensinkronkan budaya perusahaan dalam waktu sesingkat itu ?

Pembaca gak usah repot2 mikirin rencana akuisisi tersebut, kecuali dari sisi komersialnya, apakah Customer merasa diuntungkan dengan adanya kebijakan tersebut ato malah dirugikan ? Rasanya sih untuk saat ini, pasti diuntungkan.

Gabungan antara Cosco Shipping dengan OOCL akan menciptakan perusahaan pelayaran terbesar ke-3 di dunia, dibawah Maersk Line (Denmark) dan Mediterranean Shipping Co. (MSC – Italia / Swiss). Itu artinya menggeser posisi CMA CGM Group (Perancis).

Hingga Desember 2016 lalu, OOCL mengoperasikan 96 kapal berbagai ukuran. Selain itu, OOCL memiliki sejumlah terminal container di sejumlah negara, semisal di Taiwan dan Amrik. CEO OOCL, Andy Tung menyampaikan transaksi ini bakal rampung dalam waktu 6 bulan – klo semuanya lancar loh.

Seperti diketahui, dalam kurun waktu 5 tahun ke belakang, industri pelayaran global mengalami masa2 sulit dan harus melakukan konsolidasi besar2an sehingga kini tergabung dalam 3 wadah aliansi strategis yang berskala besar.

Sebut saja 2M (Maersk Line + MSC ditambah HMM), THE Alliance (Hapag Lloyd / UASC, Yang Ming, NYK, MOL, “K” Line) sementara Ocean Alliance beranggotakan CMA CGM / APL, Evergreen Line, Cosco dan OOCL.

Beruntung bila Cosco yang akhirnya membeli OOCL. Perhitungan akan berbeda, seandainya yang membeli OOCL bukan mitra aliansi, alias musuh bebuyutannya. Bisa dibayangkan akan seperti apa jadinya keutuhan anggota aliansi dimaksud.

Awal minggu ini pula baru ada kabar yang membuat sumringah 3 (tiga) anggota pelayaran Jepang, yang mulai tahun depan bakal memegang bendera baru untuk bertempur, yakni Ocean Network Express (ONE) : NYK, MOL dan “K” Line dan lagi2 yang diuntungkan aliansinya.

Andai NYK, MOL dan “K” Line berada di aliansi berbeda, bisa dibayangkan runyamnya wajah konsolidasi di industri pelayaran. Semakin lama, semakin bisa ditebak, mana yang akan bangkrut ato pilih diakuisisi daripada mengalami nasib seperti Hanjin Shipping (HJS).

Dalam kurun waktu setahun ke depan, akan ada gebrakan apalagi nih ? Masih menyisakan sejumlah pelayaran yang baru menggeliat IRISL (Iran), Zim Line (Israel), SM Line (Korea Selatan) dan sejumlah pelayaran berskala medium lainnya.

Rujukannya, silahkan baca : JT 060717 : Cosco + OOCL Tolak Isu dan JT 210617 : OOCL + Cosco Bungkam Soal Akuisisi.

Sumber : Dari Sana-sini.

Kamis, 06 Juli 2017

JT 060717 : Cosco + OOCL Bantah Isu Akuisisi

Isu yang sempat menyeruak beberapa waktu lalu, yakni rencana pembelian perusahaan pelayaran OOCL yang berbasis di Hong Kong oleh perusahaan pelat merah Tiongkok, Cosco Shipping ditolak mentah2 oleh kedua belah pihak.

Sejak minggu lalu, kedua belah pihak menyanggah isu yang kabarnya gak berdasar tersebut. Laporan media cetak dianggap seperti nyebarin gossip murahan ngeberitain seleb yang demen kawin cerai. Nyatanya ?

Untuk diketahui, suspensi penjualan saham Cosco di Shanghai untuk minggu ke-7 bukan hitungan ringan dan tanpa sebab. Makanya isu akusisi semakin kencang karena adanya kebutuhan informasi  dan aliran dana untuk keperluan tersebut.

Sebuah sinyalemen menyatakan bahwa Cosco untuk sementara waktu lebih tertarik membangun jaringan terminal kontainer di luar negeri untuk memaksimalkan kebijakan Negeri panda dengan One Belt One Road alias Jalur Sutera Moderen.

Desas-desus tentang pernikahan Cosco dan OOCL telah beredar sejak Januari tahun ini, dan dengan tegas ditolak oleh OOIL – induk perusahaan OOCL. Namun tanda2 ke arah sana semakin dekat. Tinggal persoalan wakdtu doank deh. Percaya ?

Sumber : Dari Sana-sini.

Rabu, 05 Juli 2017

JT 050717 : Lagi, SM Line Beli 7 Kapal

Gila bener ! Itu komentar yang layak ditujukan kepada pelayaran muda usia dari Korea Selatan, SM Line. Dari bulan ke bulan, hobinya ngebeli kapal buat menggebrak pasar. Niat bingitz deh tapi mungkin supaya gak ngecewain skalian.

Persiapannya sih mantep. Pelayaran berusia 7 bulanan (didirikan sejak awal tahun 2017), orang boleh berkomentar, aje gile nih pelayaran. Bukan apa2 sih, blon resmi menggebrak pasar tetapi niatan ngebeli kapalnya aja udah bikin heboh.

Pasar yang siap digebrak udah jelas : Intra-Asia (IA) dan Trans Pasifik (TP). Pemain lama, untungnya udah bersiap dengan strategi beraliansi supaya gak goyah2 amit. Maka gebrakan apa yang bakal dimunculkan SM Line, pasti sangat ditunggu2.

Hingga akhir tahun 2017, SM Line berniat ngebeli gak kurang dari 7 (tujuh) unit – demikian tanggapan seorang pejabat senior di SM Line. India dan INDONESIA disebut-sebut sebagai pasar yang siap digarap abiiiz.

Secara total, kapal yang dibeli juga bukan kelas feeder yang 1.000 ato 2.000 TEUs tetapi kapal diatas 5.000 TEUs. Waduuuuh. Senior Vice President SM Line, Ki Hun Kwon bilang minimal 5 x 8.5000 TEUs dan 4 x 5.000 TEUs musti bisa didapat. Itu target minimal.

IHS Media meramalkan bahwa kapal 8.5000 TEUs bakal dipasang di Pacific Nothwest sedangkan kapal 5.000 TEUs dan dibawahnya, bakal dioperasikan di Asia Tenggara, termasuk INDONESIA. So, ati2 ya Gaes.

Langkah yang ditempuh manajemen SM Line tergolong sangat berani. Selain ingin membeli banyak kapal, sementara waktu kepenginnya menjadi independent carrier dan cukup bernyali juga nih he he he. Jika sudah gede, kemungkinan baru mo ikut aliansi strategis.

Gitu pemikiran sederhananya. Saat memulai biz, SM Line mo nyoba sendiri dulu sampe bisa ngerasain jadi independent carrier. Lagi pula, saat ini katanya mereka baru punya 2 (dua) terminal doank di Gwangyang dan Incheon. Perlu tambahan beberapa lagi.

Ciaileh, keren abiiiz misinya.

Sumber : Dari Sana-sini.

Senin, 03 Juli 2017

JT 030717 : Integrasi ONE Masih On Track

Walau sempat dikabarkan bahwa batas waktu integrasi 3 (tiga) pelayaran Jepang per tanggal 01/07/17, harus bisa disepakati namun kenyataannya gak terpenuhi, kendala apa yang sebenarnya menghadang ?

Hampir semua otoritas terkait di sejumlah negara harus memberikan restu, demikian pula untuk integrasi 3 pelayaran raksasa Jepang seperti Kawasaki Kisen Kaisha ("K" Line), Nippon Yusen Kaisha (NYK Line) dan Mitsui O.S.K Line (MOL), sepertinya harus melewati proses serupa agar bisa diterima dengan baik dan guna menghindari isu monopoli.

Merger 3 kekuatan besar menjadi ONE, akan menciptakan agregat slot 1,4 juta TEUs. Hari ini 3 anggota ONE yang rencananya bersepakat akan menciptakan induk perusahaan, gagal menyepakati batas waktu akhir rencana tersebut. Akan diperlukan cukup waktu hingga semuanya aman dan terkendali.

Dalam sebuah pernyataan bersama, walau rencana tgl 01/07/17 blon tercapai, bukan berarti integrasi ONE mengalami pemunduran dan diyakinkan semua proses diatas akan berjalan sesuai waktu yang sudah ditetapkan, kecuali isu pembentukan holding company.

Jadi selain isu pembentukan holding company, yang lainnya masih on track loh ya. Semua akan indah pada waktunya. Itu pesan idealnya.

Sumber : Splash 24/7.

Minggu, 02 Juli 2017

JT 020717 : Tim IT Maersk Siap Antisipasi Serangan Siber

Setelah sempat diterjang serangan siber Selasa lalu dan sempat melumpuhkan kegiatan Maersk Line di seantero jagat, tim IT perusahaan pelayaran nomor satu di dunia ini akhirnya mampu mengembalikan kepercayaan dunia bahwa semuanya bisa ditangani dengan semestinya oleh ahlinya.

Kabarnya nih, tim IT Maersk tengah diminta untuk mengantisipasi seandainya ada serangan susulan ato serangan siber serupa di masa mendatang. Waktu seminggu bagi Maersk Line dan APM Terminals sudah cukup membuat repot manajemen AP Moller-Maersk karena kegiatan booking dll, yang biasanya dilakukan secara terintegrasi terganggu total dan dilakukan secara manual.

Untung aja ada perangkan software lain seperti INTTRA, yang untuk sementara waktu bisa menjembatani kekosongan akibat ulah hacker yang gak bertanggung jawab tsb. Bagi Maersk Line, ini merupakan pelajaran sangat berharga dan diakui oleh para pengamat, sebenarnya banyak yang terdampak dengan adanya ransomware Petya namun kasus Maersk Line diakui yang terparah.

Sayangnya, seperti diungkap oleh Lars Jensen (bozz perusahaan yang bergerak di bidang pengamana sistem kemaritiman CyberKeel) gak semua pelayaran menyadari bahaya serupa di kemudian hari. Hanya sedikit saja yang benar2 peduli dengan keselamatan data internal perusahaan. Benarkah ?

Lantas, bagaimana pula dengan sejumlah pelayaran domestik di Indonesia, apakah mereka sudah memikirkan hal tsb bila menimpa mereka ? Bagaimana antisipasinya dlsb ? Semoga bisa menjadi catatan tersendiri.

Sumber : Splash 24/7.

Sabtu, 01 Juli 2017

JT 010717 : CMA CGM Jual Saham Terminal LAX

Perusahaan pelayaran Perancis, CMA CGM dikabarkan melepas 90 persen sahamnya di Terminal Global Gate South (GGS), Los Angeles, Amrik, ato setara dengan USD 817 juta kepada pembeli EQT Infrastructure +  P5

CMA CGM mengakuisisi terminal GGS ini di bulan Desember 2015 saat terjadi aksi akuisisi senilai USD 2,4 milyar dengan pihak Neptune Orient Lines (NOL).

CMA CGM menyadari sepenuhnya bahwa pihaknya akan fokus di bisnis pelayaran sedangkan  bisnis penunjang seperti kontainer terminal, bila memungkinkan cukup ikut serta dengan saham minoritas aja.

Di GGS saham CMA CGM yang tersisa hanya 10 persen saja namun modal tersebut cukup kuat untuk menjalin kemitraan dengan pihak EQT Infrastructure maupun P5 dalam jangka waktu cukup panjang.

Kabarnya kesepakatan ini akan dituntaskan paling lambat sebelum akhir tahun 2017. Siiiip.

Sumber : Dari Sana-sini.