Jumat, 20 Oktober 2017

JT 201017 : Penahanan CEO Hanjin Ditangguhkan

Beberapa hari lalu santer dikabarkan bahwa mantan boss Hanjin Group dan Korean Air akan ditahan dengan indikasi tuduhan penyelewengan dana perusahaan alias korupsi. Namun hal tersebut gak terbukti akibat kurangnya bukti sehingga rencana penahanan pun batal.

Cho Yang-ho, dianggap bertanggung jawab atas keruntuhan salah satu pelayaran besar asal Korea, Hanjin Shipping (HJS) yang hingga kini masih misterius. Koq bisa ya perusahaan pelayaran segede HJS rontok.

Menurut kabar yang dilansir newssite Chosun Ilbo, pihak otoritas terkait tengah mencari bukti2 baru untuk menjerat Cho. Pihak kepolisian Korea Selatan menindaklanjuti sebuah laporan bahwa Cho menggunakan dana perusahaan untuk kepentingan pribadi.

Hal tersebut sempat dimuat juga oleh ch-aviation dari Swiss, Cho menggunakan uang tunai untuk merenovasi rumahnya hampir senilai KRW 3 milyar dan sebuah jumlah yang cukup besar dan hingga kini masih banyak orang yang blon percaya.

Pihak kepolisian, dalam hal ini Special Investigation Division dari National Police Agency terus akan mendalami kasus ini dan mencari bukti2 baru agar Cho bisa ditahan dan dibawa ke pengadilan untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Raksasa pelayaran asal Korea Selatan kala itu, Hanjin Shipping dinyatakan bangkrut secara resmi oleh Seoul Central District Court pada tgl 17/02/17 ato hanya 6 (enam) bulan setelah isu receivership muncul dan mengakhiri kejayaan 40 tahun kerajaan bisnis HJS.

Ironis bingitz ya … Baca juga info sebelumnya di JT 171017 : Boss Hanjin Diduga Lakukan Korupsi

Sumber : Dari Sana-sini.

Selasa, 17 Oktober 2017

JT 171017 : Boss Hanjin Diduga Lakukan Korupsi

Buntut dari rontoknya perusahaan pelayaran gede asal Korea Selatan, Hanjin Shipping (HJS) terus dilacak dan kabarnya, pihak kepolisian akan menahan mantan boss Korean Air dan Hanjin Group, Cho Yang-ho.

Kabar2 teranyar mengindikasikan bahwa Cho menggunakan dan menyedot habis dana perusahaan sebesar KRW 3 milyar (= USD 2,65 juta) untuk merenovasi rumahnya di Seoul, untuk masa pengerjaan selama 15 bulan antara tahun 2013 dan 2014.

Namun Cho menolak tuduhan tersebut dan menilai ada yang menggunakan isu tersebut untuk mencari kambing hitam atas rontoknya perusahaan pelayaran prestius tersebut. Cho memang menjadi salah satu pemegang saham minoritas tetapi entah penyebab pastinya dari indikasi diatas.

Simak terus penelusuran selanjutnya ya.

Sumber : Dari Sana-sini.