Rabu, 30 November 2016

JT 301116 : Hamburg-Sud Mo Dijual ?

Sebenernya rada2 kurang enak juga klo dibilang gossip. Tapi karena ini datangnya dari para pengamat di luar negeri sono dan setelah di-timbang2 layak buat diinfokan, kenapa ngga juga ? Daripada klo gak tahu, ter-kaget2 dibuatnya.

Setelah Hanjin Shipping (HJS) bangkrut, banyak pelayaran kini mencari mitra jodoh2an supaya bisa merger ato berkolaborasi dalam sebuah aliansi strategis yang ukurannya lumayan waaaah ! Akan berhasilkah ?  Klo ngga juga, minimal udah nyoba.

Nah posisi pelayaran ke-7 terbesar didunia setelah mangkatnya Hanjin, posisinya digantikan oleh Hamburg-Sud (H-S), pelayaran asal Jerman. Kabar kurang sedap kini sedang menyelimuti H-S setelah ada selentingan, bakal dijual nih.

Apa sebab koq dijual, itu pasti muncul secara reflek. Ini bukan kali pertama H-S diisukan mo dijual. Sebelumnya, ada kabar bakal merger dengan Hapag-Lloyd (H-L) tapi berita itu ditepis dengan alasan saat itu, gak ada isu genting.

Lha sekarang muncul lagi isu mo dijual, apakah ada sesuatu yang genting ? Seseorang yang dekat dengan sumber menyatakan kemungkina tersebut ada dan berita itu dilansir di semuah media cetak, The Wall Street Journal (TWSJ).

H-S sebenarnya merupakan afiliasi dari imperium bisnis Oetker Group di Jerman, disana mereka memiliki biz di perbankan, makanan dan minuman serta industri pelayaran. Kabarnya, dalam waktu dekat bakal ada pernyataan resmi dari manajemen H-S. Sebaiknya sih begitu.

Kabar2 terdekat, H-S memiliki asset senilai USD 1,4 milyar (menurut data VesselsValue) dan memiliki porsi 3 (tiga) persen dalam percaturan industri pelayaran global. H-S memiliki sekitar 70 kapal dengan total angkutan 600.000 TEUs per tahun.

Untuk diketahui, dalam 2 (dua) tahun belakangan ini konsolidasi di industri pelayaran global berlangsung sangat masif sehingga menciptakan aliansi strategis berskala besar dan mengancam timbulnya krisis baru.

Artinya, pelayaran medium dan kecil, bersiap terlibas ato harus mencari pangsa pasar khusus yang gak bisa dicapai oleh pelayaran bersakala besar. Itu aja. Namanya usaha khan harus diperjuangkan, sambil mencari opsi lain.

Yuuuk, kita tunggu perkembangan selanjutnya di bulan Desember 2016. Apa yang akan terjadi ? Apa dikira operator kapal gak mabok lihat perkembangan tarif yang gak pernah beranjak naik selama beberapa tahun ? 


Sumber : Dari Sana-sini.

Rabu, 16 November 2016

JT 161116 : Korea Line Beli Aset Hanjin

Sungguh gak terduga dan gak banyak yang mengira Korea Line bakal mengambil-alih asset Hanjin Shipping (HJS) yang berbasis kontainer karena Korea Line sendiri bergerak di bulk dan angkutan LNG (gas alam cair).

Sebelumnya, Korea Line dan Hyundai Merchant Marine (HMM) disebut2 sebagai pembeli potensil asset HJS namun secara gak keduga muncul Korea Line yang rupanya berminat untuk melakukan diversifikasi usaha, salah satunya masuk sektor biz kontainer.

Lantas, pasti banyak yang bertanya2 dunk, Korea Line bisa dapetin asset HJS karena memang kompeten ato karena pertimbangan lain ? Menurut pihak penilai yang dipercaya untuk ngejual asset HJS, pihak Korea Line menawar dengan harga lebih bagus, termasuk mempertahankan karyawan yang ada.

Hmm … luar biasa. Lagian buat Korea Line, bisa jadi pihaknya memang membutuhkan pegawai yang mengerti bidang biz container, yang selama ini belum tersentuh oleh Korea Line. Wajar aja klo pihak Korea Line juga ingin mempertahankan karyawannya, sama2 membutuhkan.

Lantas, dihargain berapa sih asset yang diambil-alih Korea Line ? Menurut pihak yang bisa dipercaya, nilainya sekitar KRW 250 milyar (= USD 215 juta) tetapi pihak HJS menolak berkomentar, saat diminta tanggapannya.

Beberapa orang yang mengetahui deal ini, Korea Line juga dapetin hak kelola 5 (lima) unit kapal HJS yang berkapsitas 6.500 TEUs. Hmm kayaknya lumayan murah deh, blon lagi plus jaringannya. Harga diatas merupakan harga yang pantas.

Klo mo jujur sih pihak HMM kecewa juga, koq malah pelayaran kecil yang dikasih kepercayaan mengelola aset HJS yang begitu luar biasa. HMM bisa memahami  keputusan tsb dan bila dipercaya, kedepannya pihak HMM siap ikutan tender lagi buat dapetin sisa asset HJS.

HMM dan Korea Line disebut2 tertarik juga dengan asset terminal yang dimiliki HJS.  Pelayaran ini dikenal memiliki jaringan biz bagus di Trans Pasifik (TP), karenanya asset terminal di Total Terminal International LLC juga ikut dilirik. Kabarnya, justru MSC yang bakal beli sahamnya.

Berita terkait Korea Line, silahkan baca JT 141116 : HMM + Korea Line Siap Akuisisi Aset Hanjin.

Nah, mana yang terbaik bagi HJS, just DO IT.


Sumber : Dari Sana-sini.

Senin, 14 November 2016

JT 141116 : HMM + Korea Line Siap Akuisisi Aset Hanjin

Walau masih sebatas usulan, tapi niatan untuk ngambil-alih asset milik perusahaan pelayaran Korea yang tengah sekarat ini perlu diacungi jempol. Paling ngga menyelamatkan asset bangsa dan kebanggan yang selama ini dipegang teguh Hanjin Shipping (HJS).

Hyundai Merchant Marine (HMM) dan Korea Line disebut2 sebagai peminat atas asset yang dimiliki HJS. HMM sendiri tertarik dengan asset terminal container di Kalifornia, selain membidik rute Asia – Amrik.

Satu kandidat lain yang menaksir asset HJ yakni Korea Line Corp., yang selama ini dikenal sebagai pemain dry-bulker dan LNG. Keduanya udah ngajuin proposal untuk ngebeli rute Trans Pasifik (TP) – sebagaimana dikutip oleh Wall Street Journal (WSJ).

Kedua pelayaran Korea tsb, berminat mengambil-alih Total Terminal International LLC (TTI) yang beroperasi di Long Beach Terminal, Amrik. Mengenai harga yang ditawarkan, kedua belah pihak menolak berkomentar.

Pihak pengadilan di Seoul yang menangani kasus kebangkrutan Hanjin dan mengontrol penjualan aset2nya tersebut, akan memutuskan siapa pembeli yang layak memiliki asset Hanjin dengan harga yang bagus. Perkiraan tgl 21/11/16 mendatang.

 Akhir Agustus lalu, pihak Hanjin mengajukan perlindungan kepailitan dan dengan gencarnya penjualan asset yang masih dimiliki ini, mengindikasikan tamatnya riwayat kebesaran sebuah imperium bisnis pelayaran Hanjin Shipping sebagai pelayaran ke-7 terbesar di dunia di ujung masa kejayaannya.

Pemerintah Korea akhirnya bersikap memihak HMM yang ingin memiliki asset Hanjin dan pihak Korea Development Bank (KDB) selaku pemegang saham mayoritas, kini mengendalikan penuh arah kebijakan HMM.

Stay Tune.


Sumber : Dari Sana-sini.

Sabtu, 12 November 2016

JT 121116 : Industri Pelayaran Khawatir Atas Kemenangan Trump

Rakyat Amrik boleh berbangga atas terpilihnya pebisnis Donald Trump menjadi presiden Amrik yang baru, menggantikan Barack Obama yang udah 2x jadi presiden Amrik berturut2. Akankah ada perubahan kebijakan drastis sesuai janji masa kampanyenya  ?

Presiden asal Partai Republik tsb, berhasil mengalahkan rivalnya dari Partai Demokrat, Hillary Clinton, yang juga isteri mantan presiden sebelumnya Bill Clinton. Cuma kabar miringnya, kebijakan ekonominya cukup radikal, jadi banyak yang khawatir.

Semisal, saham Maersk yang turun 4,25 % di Kopenhagen pada saat Trump mendekati angka kemenangan (blon selesai perhitungan loh saat itu) dan harus disadari bahwa Maersk Line menguasai 15 % pangsa pasar dunia dan salah satu pemain terkuat di dunia saat ini..

Juru bicara Maersk menyebutkan bahwa Amrik merupakan salah satu pasar penting bagi pelayaran nomor wahid di dunia tsb. Sebenarnya, terlalu dini memprediksi apa yang akan terjadi dalam beberapa bulan ke depan. Masih optimis nih ceritanya he he he ….

Menurut konsultan perdagangan Basil Karatzas, blon banyak diperoleh arah kebijakan Trump tapi dari sejak kampanya hingga saat kemenangannya, selalu menyuarakan anti-globalisasi dan sangat proteksionis.

Artinya, klo diterjemahin di ilmu pelayaran, volume yang bergerak ke Amrik bakal berkurang dunk … dan itu bisa membuat sakit pelayaran di seluruh dunia, selain mematikan para pengusaha yang ekspansif dengan pasar Amrik selama ini.

Semasa kampanye, Trump berulang2 menyebut perjanjian perdagangan seperti NAFTA (North America Free Trade Agreement) dan TPP (Trans-Pacific Partnership) dan dinilai merugikan para petani dan pengusaha Amrik.

Kedua perjanjian diatas, dianggap membatasi ruang gerak Amrik dengan 11 negara, termasuk Jepang dan Vietnam. Bila pelayaran terkena dampak langsung, maka imbasnya ke produktifitas pelabuhan dan moda di dalam negeri Amrik juga.

Yuuuk jangan berprasangka buruk dulu. Biasanya, apa yang diomongin di masa kampanye berbeda dengan pelaksanaan koq. Kita tungguin aja buktinya.


Sumber : Dari Sana-sini.

Selasa, 08 November 2016

JT 081116 : Merger NYK, MOL, “K” Line Jadi Ke-6 Terbesar Di Dunia

Rencana merger 3 (tiga) perusahaan pelayaran Jepang, yaitu MOL, NYK dan “K” Line bakal menciptakan pelayaran terbesar ke-6 di dunia. Disadari ato tidak, 7 pelayaran terbesar ini nantinya akan mengontrol kargo hampir 65 % di tahun 2018.

Begitu sih perkiraan media riset Alphaliner. Nantinya, perusahaan pelayaran yang blon dikasih nama ini, bakal mengoperasikan 1,37 juta TEUs di pasar global dengan porsi 6,6 % berdasarkan kemampuan yang dimiliki oleh 3 pelayaran dimaksud.

Walau blon dinyatakan secara resmi namun gaungnya udah mulai menggetarkan pihak lawan. Dulunya seperti gak mungkin melebur karena ego masing2 dan visi yang agak berbeda walau dari negara yang sama. Toh inspirasi RRCina akhirnya bisa mempengaruhi Jepang.

Tiongkok berhasil memaksa 2 (dua) pelayaran besar yakni COSCO dan China Shipping Container Lines (CSCL) melebur menjadi satu naungan. Kedepannya, bukan mustahil juga Taiwan yang memiliki 3 (tiga)  pelayaran besar akan melebur entitasnya ?

Sebut saja ada Evergreen, Yang Ming dan Wan Hai Lines (WHL). Apakah mereka akan berpangku tangan sementara kekuatan maritimnya digerogoti oleh kompetitor yang nota bene sesame pelayaran Asia ?

Gebrakan yang dibuat 3 besar dunia aja udah bikin repot. Siapa mereka ? Maersk Line, MSC dan CMA CGM. Pangsa pasar yang dikuasai mereka bertiga saking besarnya sehingga pada saat merencanakan P3-network akhirnya ditolak otoritas RRCina yang berwenang saat itu.

Timbullah sekarang ini yang namanya 2M, Ocean Alliance dan THE Alliance. Kedepannya, pergeseran kekuatan maritim dunia masih akan terjadi, apalagi bila kondisi ekonomi dunia gak bergerak membaik. Kondisi baik pun bisa berubah, apalagi memburuk ?

Kita lihat saja peta kekuatan industri pelayaran global hingga akhir tahun 2016. Seperti apa ya ? Baca juga deh JT 011116 : Trio Samurai (NYK, MOL, “K” Line) Bersatu ?


Sumber : Dari Sana-sini.

Senin, 07 November 2016

JT 071116 : Zim Siap Dijual !

Aje gileeee, informasi menjelang tutup di industri pelayaran, selaluuuuuu aja ada yang waaaah ! Minggu lalu, baru aja tersiar embrio merger 3 (tiga) pelayaran Jepang yang besar, menjadi satu nama yang akan membesarkan nama Jepang di industri pelayaran global.

Kini muncul lagi, sebuah pelayaran yang siap dijual, namanya Zim Integrated Shipping Services ato lebih dikenal dengan nama singkatnya Zim Line. Pelayaran ini berasal dari Israel dan sempat jatuh bangun, hingga turunnya desas-desus untuk dijual.

Untuk mempertahankan eksistensinya sebagai pelayaran berskala regional dan memimpin di kawasan Mediterania, surat kabar Wall Street Journal (WSJ) ngabarin bahwa para delegasi Zim kini tengah berkeliling dunia dan menawarkan prospektus kepada para investor.

Dari pihak internal Zim sendiri blon ada yang kasih konfirmasi dan memilih bungkam. Juru bicara perusahaan yang gak mo disebutin namanya, menyangkal bahwa Zim akan dijual, apalagi selama beberapa dekade udah eksis … mana mungkin ‘lah.

Klo lihat asal muasalnya negara Yahudi, ya bisa2nya aja dia ngomong tetapi klo ngeliat kondisi jaman sekarang yang kurang kondusif, bisa jadi terkaan para pengamat Zim sedang mengalami kesulitan keuangan alias mo dijual, benar adanya. Ya ja’im dan sedikit sombong.

Saham Zim Line 32 % dikuasai Kenon Holdings – sebuah perusahaan yang berbasis di Singapura dan terdaftar di Amrik dan Israel. Sisanya dimiliki para banker dan juragan kapal (shipowner). Gini nih klo perusahaan Yahudi modelnya, berseliweran di seantero jagat.

Menurut taksiran VesselsValue (penyedia data kelautan), nilai asset Zim sekitar USD 267 juta doank. Malah menurut perkiraan Basil Karatzas (seseorang yang ngaku deket sama operator gede), dari 19 kapal hanya 7 unit yang menarik minat investor. Apa sebab ?

Ternyata yang 7 (tujuh) unit kapal itu kapasitasnya sekitar 10.000 TEUs dan saat ini sih, cuma itu yang bikin investor mlotot. Sisanya, kapal2 Zim berukuran kecil jadi bisa dipastikan gak bakal menarik minat investor.

Satu lagi kesulitan Zim, pihaknya gak bisa leluasa masuk suatu aliansi strategis karena berseberangan dengan negara2 Arab sehingga dilarang masuk pelabuhan Arab manapun. Jelas ini kendala serius karena sifatnya aliansi strategis harus universal.

Namun kabar lebih lanjut tentang status Zim, mending kita tunggu dalam 1-2 hari, karena Zim pasti bakal berkicau juga. Sssssst … ini masih di ranah gossip.


Sumber : Dari Sana-sini.

Selasa, 01 November 2016

JT 011116 : Trio Samurai (NYK, MOL, “K” Line) Bersatu ?

Untuk menyiasati kusutnya perekonomian dunia, banyak pelayaran beraliansi ato jika punya duit, mengakuisisi skalian biar gak ribez. Hitung2 mengurangi kompetisi tapi juga memiliki network secara mudah dari pelayaran yang dibelinya.

Isu baru mulai mengemuka saat 3 (tiga) perusahaan pelayaran Jepang yang dikabarin bakal berkongsi satu sama lain dan ini bakal mengubah lagi peta kekuatan industri pelayaran, yang saat ini terus berubah mengikuti tren.

Pasti ada yang keppo, apa lagi sih ? Merger ato akuisisi ? Entahlah apa namanya, yang pasti MOL, NYK dan “K” Line bakal bersatu padu dalam sebuah perusahaan kerjasama, setidaknya hingga 01/04/2018 mendatang.

Jangan banyak berasumsi dulu. Intinya, perusahaan patungan yang akan digagas 3 (tiga) pelayaran besar Jepang ini bakal dideklarasikan tgl 01/07/17 dengan komposisi kepemilikan NYK (38 %), MOL + “K” Line (masing2 31 %).

Perusahaan patungan yang blon dikasih nama ini, ini didanai senilai JPY 300 milyar (= USD 2,86 milyar) dan diprediksi bakal menghasilkan pemasukan JPY 110 milyar per tahunnya. Total armada container yang disatukan ini nantinya menjadi 1,4 juta TEUs. Not bad ‘lah.

Bagi perusahaan mana pun di dunia, gak ada pilihan lain selain memperkuat entitas melalui kekuatan finansialnya ato skalian aja merger klo udah kepepet. Kini semua pelayaran besar harus memilih ato terlibas seperti halnya Hanjin Shipping (HJS).

Yuuuk kita ikuti aja perkembangan lebih lanjut dari trio samurai ini di industri pelayaran global. Waspadai kisruh pemutusan hubungan kerja (PHK) karena disadari ato tidak, merger selalu didorong untuk menciptakan efisiensi, yang ujung2nya pasti ke PHK juga.

Watch Out !


Sumber : Dari Sana-sini.