Senin, 29 Oktober 2018

JT 291018 : Pesawat Lion Air JT 610 Jatuh


Duka kembali menaungi cakrawala Tanah Air tercinta. Pagi ini sebuah pesawat dari maskapai penerbangan Lion Air dengan nomor JT 610 rute Jakarta – Pangkal Pinang hilang kontak dan belakangan diketahui jatuh di sekitar Karawang, Jawa Barat.

Data yang dihimpun sejumlah media cetak menyebutkan banyak penumpang yang merupakan PNS, 20 di antaranya berasal dari pegawai Kementerian Keuangan (Ditjen Perbendaharaan, Ditjen Kekayaan Negara, dan Ditjen Pajak), 10 pegawai BPK, dan 2 orang pegawai BPKP.

Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Perhubungan Udara Pramintohadi Soekarno membenarkan telah terjadi hilang kontak terhadap pesawat Lion Air dengan registrasi PK-LQP sekitar pukul 06.33 WIB pada posisi : 05 48.934 S 107 07.384 E dan Radial : 40.21 degree / 23.81 NM

Pesawat membawa 178 penumpang dewasa, 1 anak + 2 bayi. Awak pesawat terdiri dari 2 (dua) penerbang yakni PIC Capt Bhavve Suneja dan SIC Harvino serta 5 (lima) awak kabin yakni Shintia Melina, Citra Novita Anggelia Putri, Alfiani Hidayatul Solikah, Fita Damayanti Simarmata, serta Mery Yulyanda.

Menurut Pramintohadi, pesawat mempunyai Certificate of Registration issued 15/08/2018 dan expired 14/08/2021. Certificate of Air Worthiness issued 15/08/2018 expired 14/08/2019.

Korban kecelakaan masih ditangani oleh tim Basarnas dibantu pihak2 yang peduli dengan kecelakaan tersebut, semisal Pertamina dll. Kita semua mendoakan yang terbaik bagi korban kecelakaan diatas.

Inna lillahi wa inna ilaihi roji’un.

Sumber : Bisnis, 29.10.18.

Minggu, 28 Oktober 2018

JT 281018 : Korea + Belanda Inisiasi Blockchain


Untuk pertama kali, setahu kita ‘loh ya, pihak manajemen Port of Rotterdam Authority dibantu Samsung SDS dan ABN Amro bakal merilis ujicoba pemanfaatan Blockchain di industri logistik berbasis kontainer. Yahuuud nih.

Bulan Januari-Februari 2019 mendatang, akan dilakukan ujicoba pengiriman kontainer mulai dari pabrik di Asia hingga penerima barang di Belanda serta melibatkan banyak pihak. Untuk itu akan dievaluasi kemudian.

Adapun tujuan implementasi Blockchain ini, menciptakan sebuah proses bisnis yang lengkap, secara fisik gak melibatkan kertas (paperless) dan secara administrasi gak ribet. Pokoknya dibuat semudah mungkin – itu teorinya.

Makanya dibuatlah ujicoba untuk mengukur seberapa sulit tantangan yang dihadapi. Menurut CFO Port of Rotterdam, Paul Smits pengiriman barang dari Cina ke Rotterdam melibatkan gak kurang dari 28 vendor. Hmm iya gitu ?

Pengembangan ujicoba diatas bakal dimonitor oleh BlockLab, sebuah institusi yang sengaja didirikan oleh manajemen Port of Rotterdam Authority. Dan program tersebut didukung sepenuhnya oleh  ABN AMRO commercial banking chief Daphne de Kluis dan juga pihak bozz Samsung SDS Eropa, Sanghun Lee.

Pokoknya para pihak yang terlibat di proyek ini antusias bingitz bahwa program yang terintegrasi dan melibatkan banyak pihak ini bakal sukses. Tinggal nanti mengukur seberapa sukses ujicoba ini diimplementasikan.

Jika ya, maka Blockchain bakal semakin diminati. Begitu pula bila kurang sukses masih akan banyak proses yang ditempuh untuk bisa menerima Blockchain sebagai sesuatu yang bisa mendobrak transaksi dalam dunia transaksi perdagangan yang sudah beroperasi saat ini.

Sumber : Dari Sana-sini.

Selasa, 02 Oktober 2018

JT 021018 : H-L Ganti Nama Kapal Ex UASC


Secara bertahap namun pasti, kapal2 teranyar United Arab Shipping Co. (UASC) akhirnya akan melebur ke dalam armada Hapag-Lloyd (H-L) dan berganti nama. Salah satunya kapal buatan tahun 2016, Al Jmeliyeh (15.000 TEUs).

Seperti diketahui, UASC diakuisisi oleh H-L tahun 2017 lalu dan semua kapalnya lambat laun akan berganti nama. Al Jmeliyeh dibangun di galangan Hyundai Samho Heavy Industries, Korea Selatan dan bertenaga LNG.

Nantinya H-L bakal memiliki 17 unit kapal berbahan bakar gas alam cair ato LNG – demikian menurut laporan dari Maird Maritime yang berbasis di Melbourne, Australia. Ngomong2 mo diganti nama jadi apa, blon jelas juga.

Kapal2 kelas ini dioperasikan di rute Far East (FE4), meliputi : Rotterdam ke Hamburg, Antwerp, Southampton, Yantian, Shanghai, Busan dan Ningbo, sebelum akhirnya kembali ke Eropa. 

Sumber : Dari Sana-sini.

Senin, 01 Oktober 2018

JT 011018 : Cosco Minati Saham Singamas


Menurut isu yang beredar di pasaran, Cosco tengah mengincar saham pabrik pembuat kontainer Singamas, yang gak lain merupakan anak perusahaan dari pelayaran besar Singapura, Pacific International Lines (PIL).

Seperti diketahui, Singamas merupakan pabrik kontainer terbesar ke-2 di dunia dan belakangan PIL dikabarkan tengah perlu duit segar untuk mengatasi sisi keuangannya yang agak tekor.

Data terakhir menyebutkan PIL sempat merugi (loss) USD 141,2 juta di Semester 1 tahun ini, dibandingkan perolehan tahun lalu yang untung (profit) USD 26,4 juta. Juli 2017, Singamas pernah ditawarkan namun agak ragu.

Harga yang ditawarkan saat itu USD 180 juta dan di Singamas PIL memiliki saham 41,1 persen. Bila isu diatas benar, target penyelesaian ditarget awal tahun 2019 sudah selesai semua.

Cosco seperti macan kelaparan, segala diterkam. Sebelumnya Cosco sudah mengakuisisi OOCL asal Hong Kong dan kini OOCL menjadi bagian dari kerajaan bisnis baru raksasa pelayaran asal Tiongkok.

Singamas didirikan tahun 1988, sebagai sebuah pabrik yang memproduksi kontainer, depo, operator terminal dan memberikan layanan logistik. Singamas berada di bawah China International Marine Containers (CIMC) sebagai pabrik kontainer terbesar di dunia.

Kemampuan Singamas per tahun bisa membuat 1 juta TEUs dan menguasai 20 persen pasok kontainer ke seluruh dunia. Saat ini Singamas memiliki 9 (sembilan) pabrik di Cina daratan.

Cosco sebenarnya memiliki pabrik kontainer sendiri, yaitu Shanghai Universal Logistics Equipment dengan kapasitas produksi 500.000 TEUs per tahun namun dirasa kurang kuat sehingga perlu mengakuisisi perusahaan besar.

Padahal Cosco juga memiliki saham 14,5 persen di CIMC tapi ya kepalang nanggung deh.  Skalian aja mo jadi raja kontainer di pasar global. Saat dikonfirmasi wartawan, pihak Cosco no comment tuh.

Tiba2 aja, dibeli he he he. Jozz gandozz.

Sumber : Dari Sana-sini.