Rabu, 21 Juni 2017

JT 210617 : OOCL + Cosco Bungkam Soal Akuisisi

Hmm … seru juga mengamati perkembangan industri pelayaran, dari hari ke hari, lebih khusus lagi pelayaran global yang tengah gonjang-ganjing. Jangan dikira setelah terbentuknya 3 (tiga) aliansi besar lantas industri pelayaran adem ayem.

Januari tahun ini, OOCL sempat diberitakan bakal dilepas oleh induknya OOIL Ltd namun dibantah oleh CEO OOCL Andy Tung dan mengirim email kepada setiap staf OOCL bahwa berita tersebut “gak bener” (untrue).

Hari ini, kedua pelayaran, baik Orient Overseas Container Line (OOCL) maupun Cosco Shipping diam 1000 bahasa dan gak bisa dimintai tanggapan seputar gossip Cosco Shipping mo ngebeli OOCL.

Kalo pun iya jadian, untungnya OOCL dan Cosco berada di grup yang sama, yakni Ocean Alliance bersama CMA CGM / APL dan Evergreen. Tadinya malah ada desakan bahwa bila OOCL jadi dijual maka sangat disarankan, yang membeli adalah salah satu anggota Ocean Alliance.

Bukan tanpa dasar. Ocean Alliance terbentuk dan baru beroperasi secara penuh awal April 2017 lalu dan otomatis bila OOCL diakuisisi oleh pelayaran lain, akan mengganggu stabilitas aliansi Ocean Alliance.

Drewry Financial Research Services (DFRS) menyimpulkan isu terkini, seandainya Cosco jadi mengakuisisi OOCL maka hal ini merupakan kemenangan besar (Big Win) bagi Cosco. Pelayaran Tiongkok ini akan mendapat banyak keuntungan dengan reputasi dan harga yang memadai.

Sementara itu analis lain yang gak mo disebutin namanya, justru kondisi saat ini bagi OOCL tetap bertahan sebagai entitas independen karena Ocean Alliance dinilai mulai membuktikan diri sebagai salah satu aliansi yang efisien dan mendatangkan keuntungan.

Blon lagi – menurut analis yang misterius ini – Cosco merupakan perusahaan pemerintah yang nota bene akan melebur budaya swasta professional yang sudah membudaya di OOCL. Apakah bisa pemimpin baru di entitas baru lebih independen dan professional ?

Itu garis besarnya. Pro dan kontra selalu ada koq. Apalagi isu sensitive seperti merger dan akuisisi. Kita tunggu saja kelanjutannya ya.

Sumber : Splash 24/7.

Senin, 19 Juni 2017

JT 190617 : Kutai Raya Dua Terdampar Di Pulau Buru

Ini ada apa juga … Rasanya kendala alam yang menyebabkan kapal terdampar di Pulau Buru, seperti kisah2 sebelumnya dimana para pemimpin republik ini pernah diasingkan ke pulau yang tersiar kabar begitu indah pemandangannya.

Kapal bulk bernama Kutai Raya Dua dikabarkan dihantam ombak dan petir tgl 14/06 lalu di lepas pantai Pulau Buru, sekitar Laut Banda. Kapal ini kandas di depan Desa Namlea Ilath, Batabual. Kapal ini konon dimiliki oleh PT Kutai Timber dan diberangkatkan dari Probolinggo.

Kapal berencana memuat kayu milik Ferry Tanaya namun karena belum ada aksi penyelamatan, akan diapakan, kapal masih terduduk dengan manis sambil menunggu bantuan lebih lanjut.

Ayooo cepetan diselamatkan, nunggu apa lagi.

Sumber : SN-TR.

Minggu, 18 Juni 2017

JT 180617 : ACX Crystal vs USS Fitzgerald

Ini kecelakaan tergolong langka namun kategori kerusakannya cukup parah. Sebuah kapal perang milik Amrik, USS Fitzgerald ditabrak oleh kapal kontainer ACX  Crystal  (kapasitas 2.858 TEUs) yang dioperasikan oleh pelayaran Jepang, NYK Line.

Kabar sementara, 7 (tujuh) orang pelaut dilaporkan hilang, dan salah satu perwira kapal perusak tersebut dikabarkan mengalami luka2, setelah USS Fitzgerald bertabrakan dengan ACX Crystal – demikian bunyi rilis pernyataan dari US Navy alias Angkatan Laut Amrik.

Kapal perang Fitzgerald dikabarkan mengalami kerusakan cukup parah sementara Komodor Bryce Benson salah satu perwira yang bertugas, harus diterbangkan ke rumah sakit angkatan laut terdekat di Yokosuka, Jepang.

Kedua kapal bertabrakan sekitar pukul 02.30 pagi waktu setempat, sekitar 56 mil laut dari pelabuhan Yokosuka dan 12 mil dari Izu Peninsula – demikian informasi yang didapat dari Petugas Pantai Jepang (Japan Coast Guard).

Menurut pihak AL AS, kapal USS Fitzgerald pada hari Jumat tgl 16/06 seperti biasa melakukan patroli sebagai tugas rutin, setelah meninggalkan pangkalan yang berbasis di Yokosuka tsb. Kerusakan yang diderita kapal perang Amrik, kabarnya menyebabkan air masuk dan banjir.

Investigasi lebih lanjut masih dilakukan. Menyusul dan ikut bersimpati.

Sumber : SN-TR.

Sabtu, 17 Juni 2017

JT 170617 : Pelabuhan Patimban Operasi Tahun 2019

Kebutuhan adanya pelabuhan baru sepertinya gak bisa dibendung lagi. Setelah sempat terkatung-katung dengan status pelabuhan Cilamaya, akhirnya pemerintah Indonesia berbulat tekad membangun pelabuhan baru, Patimban.

Pelabuhan yang akan dikerjasamakan dengan pemerintah Jepang ini diperkirakan bakal beroperasi tahun 2019 mendatang. Yang dapat dipastikan, pelabuhan ini masuk kategori pelabuhan laut dalam alias deep sea port.

Harapan Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Masafumi Ishii bahwa paling tidak, pelabuhan Patimban sudah bisa dioperasikan secara parsial di awal tahun 2019 kuartal pertama. Jelas khan …

Pelabuhan Patimban nantinya akan memiliki kapasitas 1,5 juta TEUs di awal beroperasinya dan bakal mencapai angka 7,5 juta TEUs di tahun 2027 dan diprediksi bisa menyaingi kesibukan pelabuhan utama di Jakarta saat ini, Tanjung Priok.

Bisa diselesaikan secepat itu ? Ada duit, ada kemauan, Inshaa Allah.

Sumber : Dari Sana-sini.

Kamis, 15 Juni 2017

JT 150617 : SM Line Ambil Kapal E.R Tianan 8.204 TEUs

Buat gebrak menggebrak, nyali pelayaran anyar Korea ini bolehlah. Huebatnya, gak perlu waktu lama untuk membangun kerajaan bisnis baru di negeri Ginseng dan kini mulai menebar maut bagi para pemain di kelas menegah.

Ya gimana gak bikin keder / khawatir. Wong dalam hitungan blon setahun tetapi niatan ngumpulin kapal untuk menggempur pasar udah disiapkan dengan baik. Setidaknya dukungan modal udah ok, tinggal strategi di pasar supaya gak keok lawan senior2nya.

Adalah SM Line yang kini tengah naik daun. Afiliasi dari kelompok usaha Samra Midas Group ini terus melaju membangun armada kapal container yang cukup mumpuni, dan terus melengkapi koleksi, mulai dari ukuran kecil untuk feeder hingga tergede sekalipun.

Blon lama ini, SM Line membeli sebuah kapal berkapasitas 8.204 TEUs ER Tianan dan usianya konon 12 tahun. Tetap aja kapal gede dan bisa menggasak kargo di pasar, itu yang dikhawatirkan.

Kabarnya ini adalah ke-23 yang dimilikinya dan target tahun ini saja, SM Line harus bisa mengoleksi minimal 30 unit kapal untuk keperluan ekspansi. Seberapa nekad dan jeli strategi yang dijalankan ? Yuuuk kita tunggu gong keseriusannya di industri maritim global.

Sumber : Dari Sana-sini.

Rabu, 14 Juni 2017

JT 140617 : Maersk Ok, Cosco Tolak Kargo Qatar

Perkembangan di Qatar hingga saat ini berada di level panas karena tekanan masyarakat internasional menyudutkan posisi salah satu negara di kawasan Timur Tengah itu dengan embargo dan sanksi diplomatik.

Setidaknya, itu yang dirasakan rakyat Qatar yang mulai saat berhaji / umrah maupun yang akan melakukan perjalanan dinas / bisnis khususnya ke Kerajaan Arab Saudi mengalami berbagai kendala. Lebih tepatnya dipersulit.

Dari sisi komersil, khususnya industri pelayaran, Maersk Line yang beberapa hari lalu menyetop angkutan kontainer ke Qatar kini sudah memiliki solusi agar tidak terjadi kemacetan total. Kargo tujuan Qatar nantinya oleh Maersk Line akan dikirim via pelabuhan Salalah, Oman.

Booking dari semua negara ke Qatar sudah mulai bisa diterima kembali oleh Maersk Line, KECUALI dari Uni Emirat Arab (UEA), Kerajaan Arab Saudi, Bahrain, Mesir dan Yaman – sesuai regulasi yang dikeluarkan oleh pemerintah setempat.

Maersk Line menjamin bahwa pengiriman kargo via Salalah gak akan mengalami kesulitan dan pelayaran perdana dari Salalah diprediksi akan mulai beroperasi efektif tgl 19/06 dan tiba di Doha tgl 25/06. Frekuensi pelayarannya setiap 10 hari sekali.

Hmm bagus juga, setidaknya sudah ada solusi nyata. Di sisi lain, pihak pelayaran Tiongkok, Cosco Shipping beserta OOCL dan Evergreen memutuskan untuk menunda penerimaan kargo untuk tujuan Qatar. Woow, Maersk bisa kebanjiran order nih he he he.

Seperti diketahui, Qatar sangat bergantung dengan barang2 impor namun pemerintah Qatar pun kabarnya tengah berupaya mencari celah dengan memanfaatkan sejumlah pelabuhan besar sebagai akses masuknya kapal2 asing ke Qatar, salah satunya via Oman.

Ikut prihatin dan hendaknya para Pembaca ikut peduli dengan perkembangan yang terjadi, apalagi bila memiliki hubungan bisnis dengan Qatar. Berita terkait, silahkan baca : JT 120617 : Maersk Tunda Booking Kargo Qatar. Take care.

Sumber : Dari Sana-sini / Ilustrasi : BBC.

Senin, 12 Juni 2017

JT 120617 : Maersk Tunda Booking Kargo Qatar

Dengan menyimak perkembangan geopolitik di Qatar, perusahaan pelayaran Maersk Line menunda penerimaan booking kargo ke Doha dan sekitarnya hingga solusi terbaik dapat dijalankan. Kabarnya, Maersk Line akan membuka feeder tersendiri.

Seperti diketahui, krisis politik di Qatar dengan Amrik dan GCC (Perkumpulan Negara Teluk Arab) tengah memuncak karena disinyalir Qatar banyak membantu teroris yang melarikan diri dari negara2 Timur Tengah. Begitu asal-usulnya.

Belakangan isu disinyalir merupakan agenda terselubung dari Amrik yang memang gak pernah ridlo ada kekuatan saingan Kerajaan Arab Saudi di kawasan Timur Tengah sehingga beberapa waktu lalu, harga minyak mulai melejit naik. Ato Amrik mengincar minyak Qatar juga ?

Pelayaran lain yang cukup kerepotan dengan munculnya konflik Qatar ini adalah Hapag-Lloyd (H-L) karena pelayaran Timur Tengah yang dioperasikan oleh 6 (enam) negara Arab, United Arab Shipping Co. (UASC) kini melebur menjadi bagian dari H-L.

Bagaimana juga manajemen H-L menyikapi perkembangan terkini, karena seperti diketahui didalam UASC ada saham pemerintah Qatar dan Kerajaan Arab Saudi dimana keduanya saat ini bermusuhan satu sama lain. Klo dipikir2 mirip anak kecil aja ya.

Mbok ya diputuskan melalui diplomasi dan udah sama2 gede jangan egois supaya keseimbangan di jazirah Arab gak diobok-obok seenaknya oleh antek yahudi dan sekutunya, Miris aja melihat perkembangan yang terjadi.

Sumber : Dari Sana-sini.

Rabu, 07 Juni 2017

JT 070617 : Clarksons - Kapal 15.000+ TEUs Meningkat Di Mei 2017

Paling ngga nih, sekarang ini ada 76 kapal kontainer ukuran 15.000+ TEUs di seluruh dunia, dengan agregat ato total kapasitas 1,4 juta TEUs alias mewakili pertumbuhan sekitar 29 persen (berdasarkan hitiungan satuan TEU).

Kapal2 gede biasanya bakal dioperasikan di rute Asia – Eropa (AE) dan ini mewakili 36 persen kapasitas dirute  AE ato meningkat 27 persen dibanding posisi tahun 2016. Dampak dari masuknya kapal diatas 15.000+ TEUs ini otomatis menggeser posisi kapal dibawahnya.

Kapal2 dengan kapasitas 8.000 – 12.000 TEUs yang selama berdinas di AE, akhirnya harus rela digeser ke rute lain, semisal Amrik alias Trans Pasifik (TP) ato Trans Atlantik (TA). Ini hukum alam dan mau gak mau, pasti terjadi.

Menurut Clarksons, selama bulan Mei 2017, jumlah kapal antara 8.000 – 12.000 TEUs mendominasi 54 persen total kapal yang dioperasikan di TP sedangkan kapal dengan kapasitas antara 3.000 – 8.000 TEUs berkontribusi dengan 32 persen.

Perubahan yang terjadi di Amrik (baca : ekonomi membaik), serta meningkatnya kemampuan Terusan Panama yang kini bisa mengakomodir kapal berkemampuan 12.000+ TEUs, menambah kompetisi ke negeri Paman Sam bertambah seru.

Membaiknya kondisi perekonomian Amrik, dibarengi dengan masuknya sejumlah kapal anyar dengan kapasitas gede. Di rute utara-selatan saja, perubahan kapasitas kapal brasa bingitz. Terbukti di bulan Mei aja, kapal berukuran 8.000 – 12.000 TEUs menguasai 32 persen kapasitas terpasang ato meningkat lumayan, dari sebelumnya 29 persen.

Sementara itu, untuk rute2 pendek intra-regional services kapal berkapasitas 3.000+ TEUs masih menguasai pangsa 30 persen dan diprediksi bakal stabil. Yang paling riskan saat ini adalah operasional kapal2 gede di rute favorit pula.

Waspada dan tetap waspada.

Sumber : Dari Sana-sini.

Sabtu, 03 Juni 2017

JT 030617 : H-L Akan Rumahkan 1.200 Staf

Ini kabar yang selalu bikin deg-degan pegawai apabila terjadi merger ato akuisisi. Efeknya sama aja, pasti pengurangan pegawai agar perusahaan lebih efisien dan saat ini menjadi tren karena industri pelayaran boleh dibilang lagi berdarah-darah.

Di industri pelayaran hal ini sudah sering terjadi dan yang paling anyar adalah saat perusahaan pelayaran Jerman, Hapag-Lloyd (H-L) mengakuisisi pelayaran asal Timur Tengah dan berbasis di Kuwait, United Arab Shipping Co. (UASC).

Usai finalisasi merger tsb, pihak H-L akan segera memangkas 12 persen sumber daya manusia (SDM) kantoran, dari total 11.000 orang, tetapi 2.100 pelaut yang punya andil mengoperasikan kapal, tetap akan dipertahankan.

Direktur Hubungan Masyarakat H-L, Rainer Horn menyampaikan hal tsb kepada media American Shipper. Waktunya akan memakan 1,5 – 2 tahun kedepan tapi di awal2 merger bisnis akan berjalan sebagaimana mestinya.

Secara keseluruhan, merger antara H-L dan UASC ini akan menghemat biaya hingga USD 435 juta per tahun dan itu angka fantastis. Angka ini pun diperkirakan baru akan dicapai penuh mulai tahun 2018, ato bahkan 2019. Jozz.

Bagi H-L, merger ato akuisisi sudah menjadi pengalaman tersendiri, setipe dengan Maersk Line. Tahun 2014 lalu, H-L merger dengan pelayaran asal Cile, CSAV dan dalam kurun waktu 20-24 bulan berikutnya bisa dilakukan pengurangan pegawai hingga 12 persen. Done !

Menurut CEO H-L, Rolf Habben Jansen, H-L memiliki penglaman dan pengetahuan cukup perihal akuisisi dan merger. Pertama saat mengambil-alih pelayaran Kanada, CP Ships di tahun 2005 dan kemudian CSAV dan terbaru, UASC.

Kombinasi armada kapalnya H-L akan menjadi 230 unit berbagai ukuran namun rata2 berkapasitas 6.840 TEUs dengan agregat 1,6 juta TEUs. Usia kapalnya pun relatif muda, rata2 7,2 tahun dengan target volume per tahun nantinya 10 juta TEUs.

Rujukan info sebelumnya, silahkan baca : JT 260517 : Merger Hapag-Lloyd + UASC Final, JT 210317 : H-L Tunda Akuisisi UASC, dan JT 310816 : Pemegang Saham H-L Setuju Merger Dengan UASC.

Wooow bingitz nih. Congrats.

Sumber : Dari Sana-sini.


Jumat, 02 Juni 2017

JT 020617 : SM Line Tambah 2 Kapal Lagi

Sebagai pendatang baru, sampe2 para pengamat berbagai belahan dunia mengibaratkan munculnya SM Line sebagai embrio dari kehancuran Hanjin Shipping (HJS), sebagai sebuah keajaiban.

Dalam kurun waktu singkat, SM Line berhasil mengoleksi banyak kapal dan harus diakui, sebagian diantaranya milik HJS dan akan dioperasikan kembali di rute ex HJS seperti Amrik ato Trans Pasifik (TP)  dan Intra Asia (IA).

Armada kapal yang dibangunnya cukup masif dan terakhir, SM Line baru aja ngebeli kapal panama (sisterships) milik Seacastle Ships (Singapura), yaitu SCT Oman dan SCT Qatar, masing2 berkapasitas 4.860 TEUs.

Klo ngeliat ukuran kapalnya, kapal yang dikoleksi gede2 ukurannya dan pasti ada strategi besar di balik skenario SM Line. Sejak diluncurkan tgl 06/01/17, pelayaran ini langsung menggebrak dengan angan2 ingin menjadi salah satu pemain global di liga Top 20 Biggest Operators.

Saat ini, SM Line menduduki peringkat ke-24 dari total 100 pelayaran global di seluruh dunia dan jumlah armada kapal SM Line kini menjadi 20 unit. Melihat sepak terjangnya, gak perlu nunggu lama untuk bisa masuk posisi 20 besar dunia bagi SM Line.

Lantas suka ada yang nanya, siapa sih SM Line itu ? Tak lain merupakan bagian dari Samra Midas Group – sebuah grup konstruksi di Korea Selatan dan memiliki pelayaran lain, yakni Korea Line Corp. (dry-bulk operator).

Hmm … maut juga ya gebrakannya. Just wait and see and be carefull Guys.

Sumber : Dari Sana-sini.

Kamis, 01 Juni 2017

JT 010617 : Selamat Datang ONE !

Isu2 tentang bakal meleburnya 3 (tiga) perusahaan pelayaran besar Jepang sempat menguat beberapa tahun lalu namun setelah hantaman isu konsolidasi gede2an di akhir 2016 ‘lah yang menyebabkan ketiganya sepakat membentuk entitas anyar.

Ocean Network Express ato disingkat ONE, merupakan hasil fusi pelayaran yang bernama Mitsui O.S.K Line (MOL), Nippon Yusen Kaisha (NYK) dan Kawasaki Kisen Kaisha (“K” Line) sehingga kedepannya aka nada nama baru, ONE.

Sebuah kekuatan baru di industri maritim global serta merangkum 1,4 juta TEUs, bukanlah kekuatan kecil apalagi datangnya dari Negara Matahari Terbit. Apakah akan ramalan seperti di Tanah Air … ibarat pepatah, Habis Gelap Terbitlah Terang ?

Selama beberapa tahun ini, industri maritim global mengalami masa2 sulit dan sejumlah konsolidasi dilakukan agar efisiensi dapat dicapai. CMA CGM Group mencaplok APL, Hapag-Lloyd (H-L) merger dengan UASC bahkan COSCO pun harus merger dengan CSCL.

Untungnya, ke-3 pelayaran Jepang diatas kini berada dalam satu bendera aliansi yakni THE Alliance dan konsolidasi ini merupakan cara jitu merumuskan strategi baru dalam menjaga kompetisi 2017 ke depan agar tetap terjaga dengan baik.

Sebelumnya, NYK dan MOL menjadi anggota aliansi G6 (bersama OOCL, APL, HMM, H-L) sedangkan “K” Line merupakan bagian dari CKYHE (bareng COSCO, Yang Ming, Hanjin Shipping – yang kemudian ambruk, dan Evergreen).

Restrukturisasi diatas akan membawa dampak terhadap sektor SDM dan IT, disamping system pemasaran dan operasi yang akan bersatu padu menjadi ONE alias cuma ada SATU nama doank. Bravo ONE and now you are ONE.

Sumber : Dari Sana-sini.