Jumat, 31 Oktober 2014

JT 311014 : “DSME” Terima Order 3 x 18.000-19.000 TEUs


Walau belum diketahui secara spesifik siapa juragan kapal ato operator mana yang memesan 3 unit kapal berkapasitas 18.000 – 19.000 TEUs, namun dalam waktu dekat pasti terbukan juga koq. Galangan yang kasih info “Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering” (DSME).

Yang pasti si pemesan datang dari Eropa dan uang yang dibelanjakan KRW 490,1 milyar (= USD 466,5 juta) ato harga per unitnya sekitar USD 155,5 juta dan itu harga untuk kapal kontainer anyar yang memiliki kapasitas antara 18.000 – 19.000 TEUs saat ini.  

Rencana pengiriman kapal diatas di bulan Februari 2017 dan pastinya ini juragan punya prediksi bagus sehingga gak mau berlama-lama memesan kapal. Mirip ungkapan di negeri ini, lebih cepat lebih baik he he he.

DSME adalah galangan kapal ternama di Korea Selatan dan memiliki reputasi oke. DSME juga yang membangun 20 unit kapal Maersk Line Triple-E series serta 9 (Sembilan) unit kapal pesanan Bank of Communications Leasing (BoCoM) dan Minsheng Financial Leasing (MSFL).

Lha bank koq pesan kapal ? Namanya juga membiayai, otomatis ada fee-nya lah. Nah 9 unit kapal yang dipesan institusi perbankan tersebut, didukung oleh pelayaran agresif yang kini bercokol di urutan ke-2 dunia, Mediterranean Shipping Co. (MSC).

Kapal pertama dari seri ini yang akan segera dioperasikan MSC yakni kapal MSC Oscar. Kapal ini sudah diapungkan dan tinggal menyelesaikan pekerjaan akhir saja. Good luck !

Sumber : Dari Sana-sini.

Kamis, 30 Oktober 2014

JT 301014 : Perseteruan Antar Aliansi Memuncak "2M" vs "O3"

Sejumlah pengamat mengamati, mendekati beroperasi 2 (dua) aliansi besar yang tengah berkompetisi dengan kekuatan penuh, di rute andalan pula, menimbulkan spekulasi kurang mengenakkan : harga bakal anjlok.

Nah loh, dampaknya koq malah jadi negatif gini. Saat ini, secara formal-legal, aliansi strategis 2M (Maersk + MSC) dan Ocean 3 / O3 (CMA CGM, UASC, CSCL) sudah mendapat persetujuan dari Federal Maritime Commission (FMC) namun O3 masih bermasalah dengan tatib admin. Bayangkan saja, begitu di-gong-kan gak perlu lama untuk "menggoyang" harga di pasaran.

Kedua aliansi sudah menyiapkan jadual operasi, dan sebagian sudah disosialisasikan kepada para Pelanggan (termasuk pabrikan). Yang terkini, 2M kabarnya tengah menyiapkan 22 string ato loop. Rute yang dikabarkan bakal rame dengan potensi perang tarif adalah Asia - Med.  Waduuuh !

Yang akan bersaing ketat di area Med adalah antara Maersk dan CMA CGM. Keduanya cukup mendominasi dengan pangsa pasar masing-masing diatas 10 persen. Sementara kenaikan kapasitas terpasang bila kedua aliansi ini beroperasi, sedikitnya bakal ada penambahan 14.000 TEUs dalam seminggu.

Tak bisa dipungkiri, menurut analis, pertumbuhan di jalur dagang Med termasuk bagus dengan skala 7 persen artinya masih bisa diimbangi dengan pola lama. Meleburnya pelayaran besar dalam aliansi super, menimbulkan kekhawatiran besar atas ambrolnya tarif. Tak hanya Med tetapi Laut Hitam (Black Sea) dan Adriatik pun akan terkena dampak langsung.

Di sisi lain, hadirnya MSC, UASC dan CSCL yang nota bene juga memiliki pasarnya sendiri, akan ikut mempertaruhkan persaingan harga dan servis di waktu-waktu mendatang. Seperti apakah gambaran persaingan langsung antara 2M vs O3 ?

Tunggu pengumuman resmi hingga bulan depan ato minimal akhir. November 2014. Siapa tahu ada yang baru lagi he he he. Yang pasti sih kalo baca komposisi dan prediksi pengamat, bakal rame nih. Lanjuuuut.

Sumber : Container - Mag.

Rabu, 29 Oktober 2014

JT 291014 : Dirut PT Kereta Api Indonesia (Persero) Anyar, Edi Sukmoro



Akhirnya, kabar yang ditunggu-tunggu datang juga. Pergantian pucuk pimpinan di perusahaan pelat merah dibawah pimpinan Ignasius Jonan, secara resmi mulai hari Rabu 29/10 berpindah ke Edi Sukmoro.

Bertempat di ruang Rakor Menteri BUMN, Gedung Kementerian BUMN lantai 19, telah dilaksanakan Penyerahan Keputusan Menteri BUMN tentang pemberhentian Ignasius Jonan dan pengangkatan Edi Sukmoro sebagai Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) yang baru.

 Rujukan pengangkatannya : Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor SK-253/MBU/10/2014 Tanggal 28 Oktober 2014. Semoga tongkat estafet yang sudah dipersiapkan dengan matang oleh pendahulunya bisa terus berkibar hingga PT KAI bisa berprestasi lebih baik lagi.

Yang selalu ditekankan oleh bang Mandor (demikian julukan Ignasius Jonan selama menjabat Dirut di PT KAI), selain perusahaan harus profit, juga wajib mengedepankan layanan kepada Pelanggan (Customer-oriented). Itu wajib dan tak terbantahkan.

Selamat bertugas untuk keduanya. Ignasius Jonan sebagai Menteri Perhubungan dan Edi Sukmoro sebagai Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) yang baru. Dalam foto (kiri ke kanan) : Ignasius Jonan, Rini M. Soemarno (Menteri BUMN) dan Edi Sukmoro.


Berita terkait, silahkan baca JT 261014 : Dirut PT KAI Menjadi Menhub Di Kabinet Kerja.

Sumber : CorComm PT KAI.

Senin, 27 Oktober 2014

JT 271014 : "Grup MNC" Rambah Perbankan Nasional


Sebagai salah satu raksasa di sektor media di Tanah Air dan berambisi memperkuat bisnis di sektor keuangan, kelompok MNC yang dipimpin Hary Tanoe melangkah pasti, merambah bisnis perbankan. Satu bank yang kini berada dalam genggaman grup MNC adalah "ICB Bumiputera".

Rasanya janggal bila sudah membeli jaringan tetapi menggunakan nama lain. Makanya, tak lama setelah mengakuisisi PT Bank ICB Bumiputera Tbk, grup MNC mengajukan perubahan nama ke pihak Otoritas Jasa Keuangan (OJK), untungnya : disetujui. Nama barunya, PT Bank MNC Internasional Tbk. Top !

Dewan Komisiner OJK mengeluarkan surat keputusan tentang Penetapan Penggunaan Izin Usaha Atas Nama PT Bank ICB Bumiputera Tbk dapat digunakan menjadi Izin Usaha Atas Nama PT Bank MNC Internasional Tbk., dikeluarkan pada 15 Oktober 2014.

Perubahan nama tersebut mengikuti aksi korporasi yang ditempuh PT MNC Kapital Tbk. (BCAP). Perusahaan jasa keuangan berkode saham BCAP itu mengambil alih 25% kepemilikan saham di BABP pada 23 Juli 2014.

Per Juli 2014, BCAP mengantongi 39,75% saham BABP atau setara 3,8 miliar saham dari total saham pemegang saham pengendali sebanyak 7,74 miliar atau 80,87%.

Dengan begitu, BCAP menjadi salah satu dari tiga pemegang saham pengendali ICB Bumiputera. Dana pengambilalihan kepemilikan saham di BABP diambil dari hasil rights issue yang digelar BCAP.

Sumber : Bisnis Indonesia.

Minggu, 26 Oktober 2014

JT 261014 : Dirut PT KAI Menjadi Menhub Di Kabinet Kerja

Secara resmi, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah mengumumkan susunan kabinetnya, yang dinamai Kabinet Kerja, di halaman Istana Negara, hari Minggu 26/10 jam 17.30 s/d selesai. Pengumuman ini dibuat setelah 6 (enam) hari Jokowi-JK dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI periode 2014-2019.

Dalam mengumumkan kabinet, Jokowi didampingi Wapres JK, Ibu Negara Iriana dan Ibu Mufidah Jusuf Kalla. Jokowi juga memanggil dan memperkenalkan 34 menterinya satu per satu.

Ada 1 (satu) nama yang selama ini membuat hingar bingar dunia perkeretaapian begitu gegap gempita dengan prestasi dan pujian. Dialah Ignasius Jonan, Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) ato PT KAI yang telah memimpin perusahaan pelat merah ini, dari merugi di tahun 2008 menjadi untung saat Jonan dilantik menjadi orang nomor satu di industri perkeretaapian nasional.

Kini, berkat sepak terjang dan transformasi yang dilakukan di PT KAI, Jonan dianggap layak menduduki jabatan sebagai Menteri Perhubungan di Kabinet Kerja yang baru saja diumumkan oleh Jokowi di Istana Negara. Apakah prestasinya akan semakin terasah ? Apakah akan ada gebrakan significant dari Kementerian Perhubungan di tahun-tahun mendatang ?

Kita tunggu saja ya. Lantas siapa juga bakal calon penggantinya di PT KAI agar proses transformasi yang sudah dicanangkan pak Mandor (demikian beliau lebih senang disapa), dapat diteruskan oleh pemegang tongkat estafet kepemimpinan ?.

Semoga sukses dan mancarli.

Sumber : Dari Sana-sini / Kredit Foto : SWA.

Sabtu, 25 Oktober 2014

JT 251014 : "CMA CGM" Beli 7.000 x 40' Reefer Boxes

Pelayaran nomor 3 (tiga) terbesar di dunia, "CMA CGM", diberitakan membeli 7.000 kontainer reefer ukuran 40 feet hi-cube, 6.000 unit diantaranya memiliki low consumption engines. Kontainer reefer yang baru dipesan ini, diperuntukan membawa  barang-barang yang sensi terhadap suhu : buah-buahan, bunga, makanan beku (frozen food), anggur dan produk farmasi. 

Kontainer ini dirancang, bisa mengurangi kadar karbon hingga 60 persen, dibanding kontainer reefer generasi pertama yang dimiliki. Kontainer ini juga bisa mengoptimalkan atmosphere control, serta menyajikan phytosanitary cold treatment agar produk yang diangkut, bisa lebih awet hingga ke tempat tujuan.

Investasi ini, memungkinkan posisi pelayaran asal Perancis ini lebih eksis di industri maritim dunia. Selain menjadi pemain ke-2 terbanyak di sektor angkutan reefer, armada kontainer yang dimiliki cukup mumpuni, koleksinya 185.000 TEUs dan menjadi yang kedua terbanyak dibanding sesama pelayaran besar.

Alexis Michel, vice president CMA CGM menyampaikan posisi ini sangatlah penting bagi pihaknya, agar potensi meningkatkan kargo reefer 13 persen bisa tercapai. Setiap tahunnya, CMA CGM mengangkut 850.000 TEUs kargo reefer dan target tahun ini menjadi 1 juta TEUs. Wooow bingitz.


Selamat berjuang. Lagi pula menjelang akhir tahun ini, CMA CGM dan mitra kerjanya di Ocean 3 (O3) yakni UASC dan CSCL, tengah sibuk-sibuknya mempersiapkan jadual kapal serta pola operasi di seluruh rute. UASC Indonesia malah tengah beres-beres membangun jaringan keagenan baru, jadi pasti nambah kerjaan lagi dunk he he he. CMA CGM dan CSCL relatif aman untuk menyambut O3 awal tahun 2015.

Bravo !

Sumber : Dari Sana-sini.

Jumat, 24 Oktober 2014

JT 241014 : “FMC” Usulkan Penyelidikan Internal Terkait “O3”

Salah satu komisioner otoritas kepelabuhanan “Federal Maritime Commission”(FMC) di Amrik yang sangat ketat, Richard Lidinsky, mengatakan bahwa secara internal, pihaknya mempertanyakan cara FMC menangani proposal yang diajukan oleh anggota “Öcean 3” alias “O3”.

Pasalnya, bila pelayaran dan aliansi lain membutuhkan waktu 45 hari untuk review dan kadang-kadang diperpanjang karena waktunya tidak mencukupi untuk mendapatkan masukan pihak lain, malah pihak O3 kabarnya bisa mendapatkan konfirmasi lebih cepat. Ada apa ya ?

Perilaku ini, oleh Lidinsky dianggap rada nyeleneh bin aneh sehingga dirinya menyuarakan, agar diadakan investigasi lebih lanjut atas proses pengajuan program vessel-sharing agreement (VSA) antara CMA CGM, UASC dan CSCL.

O3 mengajukan proposal pada tanggal 06/10 lalu dan mendapatkan tanggapan cepat namun belum secara tertulis. Lidinsky tidak melarang karena indikasi “lampu hijau” sudah diberikan namun karena waktu yang dibutuhkan terlalu cepat, justru jadi pertanyaan sendiri.

Lidinsky merasa resah karena sesuatu berjalan tidak secara semestinya dan tetap mengharapkan adanya penyelidikan internal serta akan disampaikan kepada Chairman dalam waktu dekat. Nah bagaimana kelanjutannya ? 

Yuuuk kita tunggu kabar selanjutnya. Ada-ada aja ya.

Sumber : Dari Sana-sini.

Kamis, 23 Oktober 2014

JT 231014 : “CKYHE” Perluas Kerjasama

Menyikapi perkembangan yang terjadi dalam beberapa pecan ini, dorongan kerjasama antar pelayaran global semakin dekat saja. Setelah 2M, G6 dan Ocean 3 sebagai baru memperoleh sinyal lampu hijau dari pemerintah Amrik.

Kongsi lainnya, yang terdiri dari 5 (lima) pelayaran gede : Cosco, “K” Line, Yang Ming (YML), Hanjin Shipping dan Everegreen – disingkat CKYHE, ikut kesetrum dan berniat memperpanjang cakupan servisnya hingga menyentuh negeri Paman Sam.

Kabarnya, pihak CKYHE sudah mengirimkan keinginan tersebut secara langsung ke pihak FMC (Federal Maritime Commission), otoritas terkait di Tiongkok (China Ministry of Transport) maupun European Commission (EC).

Pola kerjasama operasi yang selama ini dijalankan di Asia-Eropa maupun Asia-Med, akan diimplementasikan juga (kayaknya) di Asia – Amrik gitu deh. Pokoke, wuiiiiih banget deh kompetisi tahun 2015 mendatang. Akhir tahun digunakan sebagai persiapan menuju peperangan sebenarnya.

Eng ing eng …


Sumber : Dari Sana-sini.  

Senin, 20 Oktober 2014

JT 201014 : “K” Line + RCL Luncurkan (Lagi) Korea – China – India

Setelah sempat dibekukan selama 6 (enam) bulan, servis Far East - Eastern India (Indfex 2) yang dioperasikan bersama antara "K" Line dan "RCL", keduanya berencana mengoperasikan kembali servis mingguan yang menghubungkan Korea, India dan RRCina.

PIL, Hanjin dan SC India merupakan slot-taker. "K" Line dan RCL akan menghidupkan juga slot di Far East India Express (IFX), yang dioperasikan sejak Agustus 2014 oleh Hanjin, TS Lines dan Simatech - demikian sebagaimana dilaporkan media riset Alphaliner.

Untuk servis diatas, "K" Line akan membungkus servisnya dengan nama "SWACO-Q" sedangkan RCL bakal menyebutnya dengan nama "RFM" (RCL Far East - Madras service). Rotasi diset sbb: Kwangyang - Busan - Shanghai - Ningbo - Shenzhen /Shekou - Singapura - Port Kelang - Chennai - Port Kelang - Singapura - Kwangyang.

Untuk setting armada "K" Line dan RCL tidak / belum disebutkan secara detil, tapi untuk IFX, armada kapal yang disediakan ada 5 (lima) kapal dengan ukuran 3.600 - 4.600 TEUs. Tiga kapal disumbang oleh Hanjin, sedangkan Simatech dan TS Lines menyumbang masing-masing 1 (satu) kapal.

Sumber : Dari Sana-sini.

Minggu, 19 Oktober 2014

JT 191014 : “Zim Line“ Wes Waras, Sikapi Aliansi Strategis


Setelah selesai dengan program restrukturisasinya belum lama ini, perusahaan pelayaran bangsa Yahudi ini tengah mempertimbangkan untuk memulai debut baru, mencari mitra kerja yang bisa diajak kerja bareng. Ya kalo ngikutin versi anak muda sekarang, mo berkolaborasi.

Sekarang dianggap saat yang pas bagi Zim Line, melakukan upgrading dan ekspansi walau gak jor-joran seperti dimasa lalu. Walau belum menguntungkan namun beban hutang tidaklah sebesar dulu. Begitu ditagih, bisa bikin gemeteran. Kayak orang tua yang lagi kena demam.

Menurut sang CEO Rafi Danieli, kini Zim sudah cukup fit dan harus segera mengejar ketertinggalan. Dibanding pelayaran global lain, Zim boleh dikata lebih banyak bermain sendiri, paling banter slot-swap dengan anggota G6 di sejumlah rute tertentu. Makanya dibilang sekarang saatnya, ya mempelajari kemungkinan terbaik bagi Zim untuk bisa berkiprah kembali.

Zim memiliki kerjasama di NP1, NP2 dan NP3 bersama anggota aliansi G6 namun belum tercatat sebagai anggota. Dalam wawancara panjang lebar dengan media "Containerization International" (CI), Danieli menyebutkan bahwa level kerjasamanya "akan ditingkatkan".


Sudah ada beberapa pelayaran besar yang diajak diskusi namun hingga saat ini pula, Zim memutuskan untuk tetap nge-jomblo dulu. Gak ada beban tambahan - gitu kali ye he he he. Tapi lanjutnya, kalo Zim udah benar-benar beres dengan isu keduitannya, segera akan diputuskan bakal gabung kemana. Gak mungkin lah nge-jomblo terus. Hari giniiiii.

Mitra kerja juga harus mewaspadai, karena bangsa Yahudi sering mengebiri rakyat Palestina di Jalur Gaza ato mengungkit isu lain di wilayah Kaukasus, tak jarang kapal Israel ini dicegat disuatu pelabuhan dan harus melakukan manuver untuk mengelabui (ini sah jagonya Yahudi) dan mencari opsi lain.

Untuk isu ekspansi dan penambahan armada kapal. Bukannya haram untuk dibicarakan namun di saat ini masih terlalu dini. Nanti bila saatnya tiba, Zim sok pasti udah punya kapal, yang dijamin lagi nge-tren yakni 18.000 TEUs seperti jenis Triple-E milik Maersk Line dan sejumlah pelayaran lain, yang kini menjadi pengikutnya.

Wei wei wei keren juga nih. Zim baru aja dinilai sembuh dari wabah krisis keuangan. Sekarang bakal ngebut ? Kita lihat aja perkembangannya. Cheers.

Sumber : Dari Sana-sini.

Sabtu, 18 Oktober 2014

JT 181014 : “APLL” Siap Dijual Oleh "NOL"


Lha yang mau beli siapa ? Pasalnya, sudah berulang kali isu ini  muncul dan di akhir pekan ini mencuat kembali.


APL Logistics (APLL) merupakan afiliasi dari raksasa bisnis asal Singapura, Neptune Orient Lines (NOL), yang juga memiliki perusahaan pelayaran APL. NOL sudah sejak lama ingin menjual divisi logistik cuma kayaknya gak serius gitu.

Info terkini menyebutkan, APLL tengah didekati CJ Korea Express Corp. (salah satu perusahaan logistik terbesar di Korea) yang berniat melakukan kemitraan bisnis ato bila memungkinkan meleburkan entitas mereka. Ini baru wacana dan masih perlu waktu untuk membuktikannya.

Sumber dari kantor berita Reuters menyebutkan, APLL bakal dijual dengan harga sekitar USD 750 juta. Nah, apakah benar CJ Korea Express Corp. yang serius menaksir APLL, bakal dijadikan mitra bisnis ato malah sekedar gossip doank ?

Tunggu kabar selanjutnya ya.

Sumber : Dari Sana-sini.