Ini ngebahas masalah keberadaan kapal container yang
memiliki kapasitas diatas 500 TEUs (ditulisnya +500 TEUs) dan
itu yang kita sebut “kapal kecil” di industri pelayaran global, Kalo di pelayaran
antar-pulau, kapal segede gini sudah powerful melibas pasar he he he.

Padahal (kalo mau tahu aja nih, bukan keppo), tahun lalu
saja kondisinya untuk ukuran kapal +2.000-3.000 TEUs yang idle ada 34 unit. Namun,
guyuran kapal-kapal gede tetap berjalan sebagaimana mestinya, maklum argo jalan
terus dan kapal harus dioperasikan.
Pasar Asia – Afrika barat secara
mengejutkan tumbuh cukup significant sehingga mampu mengurangi idle ship
diantara 3.000 – 5.1000 TEUs dan dalam 3 tahun terakhir, hanya menyisakan 20
unit saja kapal yang nganggur. Rekor nih.
Kapal + 5.100 TEUs diluar dugaan mendapat
perhatian serius dari operator, setelah pemerintah Tiongkok (baca : RRCina
sebelumnya) menolak aliansi strategis P3 yang dimotori oleh Maersk
Line, MSC dan CMA CGM.
Satu kondisi yang cukup pelik bahwa global operator
membutuhkan kapal +5.100 TEUs hingga datangnya kapal baru mereka di bulan Juni –
September ini. Harga sewa kapal diprediksi akan mengalami
gonjang-ganjing.
Bisa dibayangkan 90 unit kapal gede dengan
agregat 600.000 TEUs bakal mengguyur pasar, dipastikan bila kondisi
perekonomian masih seperti sekarang, bisa bikin harga di pasaran morat-marit.
Kita doakan semoga cepat pulih ya.
Sumber : Dari Sana-sini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar