Sabtu, 08 Oktober 2011

JT 081011 : Maersk – Kapal 13.000 TEUs Jadi Idola

Hiruk pikuk dunia maritim saat ini tak lepas dari isu banjirnya kapal gede (ka-ge) di pasaran sehinga menjadi kambing hitam saat terjadinya perang harga. Sebut saja tahun 2011, pas ka-ge bertebaran dan pas harga merosot tajam.

Bukannya untung, malah buntung, begitulah seloroh kebanyakan pelayaran besar. Ngga salah-salah banget karena sesuai catatan laporan keuangan 3 bulanan maupun 6 bulanan, rata-rata raport pelayaran memang merugi (loss).

Akankah membesarnya ukuran kapal kontainer saat ini akan berkontribusi di sesi perang harga di babak berikut ? Tergantung pertumbuhan ekonomi, sebenarnya. Bisa dibayangkan bila industri maritim kehabisan slot ? Akan dikemanakan komoditi yang selama ini tergantung kepada kontainer ? 

Maersk Line mengambil antisipasi lebih jauh, andai pertumbuhan ekonomi dunia dahsyat maka pelayaran yang memiliki kapal banyak ato kapasitas besar, yang akan menikmati hasilnya. Terbukti saat OOCL membangun armada 8.888 TEUs beberapa tahun silam.

Awal tahun 2011, afiliasi dari AP Moller-Maersk Group ini menyetujui program konstruksi kapal kontainer generasi terbaru, kapasitas 18.000 TEUs, jumlahnya itu ‘loh yang gak tahan, 20 unit. Apa jadinya coba ?

Disebut-sebut, kapal gede (ka-ge) macam inilah yang akan jadi tumbal bila pertumbuhan ekonomi tidaklah sesuai harapan. Walau disitir Maersk bahwa ka-ge 18.000 TEUs gak bakal banyak diminati, tetapi tetap saja reaksi diluaran berbeda.

Maersk berpendapat, justru kapal 13.000 TEUs-lah yang akan jadi standar dan idola pelayaran dunia. Dibilang agresif juga ngga sih, buktinya penambahan slot sebanyak itu masih dibawah angka pertumbuhan kompetitor di sektor pembangunan kapal anyar.

Kapal 18.000 TEUs yang harga per unitnya sekitar USD 190 juta ngga bakal menjadi tren. Yang ideal mengikuti model perluasan Terusan Panama (Panama Canal, selesai ekspansi tahun 2015 mendatang) yakni kapal 13,000 TEUs. 

Alasan lain Maersk, hanya sedikit perusahaan saja yang bakal mengikuti langkahnya, membangun kapal 18.000 TEUs. Selain mahal juga lemot. Chief Maersk Vessel Management, Soren Andersen, kapal 18.000 TEUs mempunyai speed pelan, antara 17-22 knots.

Apalagi sejak tahun 2009, istilah slow-steaming sudah membahana sehingga untuk kurun waktu 5 (lima) tahun kedepan, faktor bahan bakar kapal menjadi sorotan penghematan. Ngga perlu menambah kekuatan (speed).

Bravo, ya selamat berhemat-hemat.

Sumber : Dari Sana-sini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar