Jumat, 25 Desember 2020

JT 251220 : Isu Kelangkaan Kontainer Kosong

 

Seperti sudah diduga sebelumnya, isu kekurangan kontainer kosong (shortages of MTY boxes) bakal mendunia seiring dengan optimisme bahwa pandemi Coronavirus / Covid-19 akan bisa diredam dengan ditemukannya vaksin.

Belum juga tiba di penghujung tahun, sudah ada bocoran bahwa tahun depan masyarakat internasional akan direpotkan dengan mutasi Covid-19 yang merebak di Inggeris dan kabarnya lebih ganas.

Apapun itu, biasanya dunia bisnis akan tetap bergulir, ada ato tidaknya yang namanya Covid-19. Yang membedakan adalah kadarnya saja, seberapa serius masyarakat + para pelaku usaha akan bisa meredam isu itu.

Jika dibiarkan akan menjadi isu liar sedangkan jika diredam, setidaknya bisa diamanahi dengan berbagai kemudahan yang bisa diantisipasi. Namun kenyataannya kelangkaan kontainer kosong kini menjadi isu krusial di akhir 2020.

Di saat sulit seperti sekarang, gak perlu saling menyalahkan. Carilah solusi yang terbaik. Bisa menggunakan kontainer bekas yang diperbaiki sehingga laik pakai dan memenuhi seaworthiness ato kontainer lama yang mengendap, bisa dikosongkan.

Semua bisa dikomunikasikan dengan pihak pelayaran, pelaku usaha, trucking, forwarding dan pihak2 yang terkait di urusan ekspor impor. Jumlah yang diminta pasti terbatas tetapi setidaknya ada upaya yang dilakukan.

Sekarang berteriak-teriak dan meminta kontainer kosong ke pelayaran, bakal sulit dipenuhi karena stok kontainer kosong memang diminta hampir semua negara, utamanya 40’. Banyak ekspor dan membutuhkan kontainer panjang, gak cuma Indonesia.

Di Amrik saja, kontainer 40’ ada (available) tetapi muatan ekspor ditolak oleh pihak pelayaran dan memilih di repo MTY ke negara yang membutuhkan, dalam hal ini RRCina dan sebagian negara Asia. Akhirnya Federal Maritime Commission (FMC) turun tangan dan melakukan investigasi.

Akankah masalah kelangkaan kontainer kosong ini akan selesai dalam waktu dekat ? Prediksi umum, jika pun pihak pelayaran sekarang diam2 order kontainer baru, butuh waktu 3-6 bulan hingga bisa dipakai.

Jika pun bisa lebih cepat pengadaannya, asumsi memanfaatkan kontainer cadangan yang dibuat oleh pabrik kontainer di suatu negara sebagai stok jika dibutuhkan seperti saat sekarang. Tinggal siapa cepat, dia dapat.

Sekali lagi, dunia masih diliputi rasa was-was tingkat tinggi atas adanya pandemi Coronavirus. Penanganan di satu negara berbeda dengan negara lain, apalagi jika bermutasi menyesuaikan kondisi lingkungan sekitar.

Apakah kita layak mencari kambing hitam semua ini sebagai dampak dari Covid-19. Terlalu simpel mengindikasikan satu faktor saja, karena satu sebab dengan yang lainnya saling terkait. Evaluasi saja data statistik yang bertebaran agar pihak pengambil keputusan bisa memegang amanah yang diberikan.

Jangan biarkan data statistik jadi deretan angka tidak bermakna. Apalagi berani menyalahkan tanpa data. Itulah kegunaan BIG DATA kedepannya. Diolah + Dimanfaatkan.

Bismillah.

Sumber : e-DITOR / Foto : InfoWorld.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar