Minggu, 20 Desember 2020

JT 201220 : WHO Keluhkan Mahalnya Harga Udara

 

Boleh jadi, di era new normal ato adat kebiasaan baru (AKB), harga2 pun ikut menikmati suasana new normal. Produk2 yang dikategorikan sebagai perlengkapan medis dikenai (seolah-olah) biaya premium ato khusus.

Sebagai contoh, harga angkutan udara dari Shanghai, RRCina ke Amrik di kisaran angka USD 73 per kilo dan ini dianggap harga tertinggi yang pernah ada selama ini. Bukan aji mumpung tapi prinsip ekonomi dimana pun akan berlaku.

Menurut catatan Organisasi Kesehatan Dunia ato World Healt Organisation (WHO), para pelaku bisnis mengenakan biaya yang "keterlaluan" (“outrageous”) untuk menerbangkan dry ice + peralatan medis lainnya.

Chief of operations, support and logistics WHO, Paul Molinaro, menyampaikan kepada kantor berita Reuters bahwa pihaknya ditawari harga USD 105 per kilo untuk pengiriman dry-ice dari Texas ke Freetown, Sierra Leone.

Reuters pun menyebutkan bahwa UNICEF, yang merupakan afiliasi dari PBB pun mengalami hal serupa, karena pihaknya diminta menjadi pimpinan (leader) dalam proyek pendistribusian vaksin di seluruh dunia.

Tahun 2019 pihak UNICEF membelanjakan anggaran antara USD 35-40 juta namun taksiran UNICEF pulan, angka di tahun 2020 + 2021 akan semkin membengkak. Ada kemungkinan sewa pesawat tetapi masih jadi opsi.

FedEx, UPS dan beberapa operator lainnya mengatakan bahwa di akhir tahun ini, kiriman barang ritel memang sedan tinggi2nya, ditambah lagi ada promo 11.11 serta 12.12 sehingga angkutan udara menjadi idola.

Baru pihak DP World + P&O Ferries yang menawarkan angkutan gratis untuk distribusi vaksin namun untuk berapa lama, masih belum ada konfirmasi lebih lanjut. Sementara barang kiriman laut, nampaknya akhir tahun 2020 sedang bersuka cita.

Kita pantau saja dulu.

Sumber : Dari Sana-sini / Foto : The STAT Trade Times.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar