Rabu, 15 Januari 2020

JT 150120 : H-L Khawatirkan Aturan Low Sulphur IMO


Perusahaan pelayaran Jerman, Hapag-Lloyd AG (H-L) mengkhawatirkan bahwa aturan baru dari Organisasi Maritim Internasional (International Maritime Organisation) terkait low sulphur emission akan mempengaruhi profit H-L di tahun 2020 ini.

Setidaknya H-L akan terbebani biaya operasi akibat penggunaan bahan bakar berkadar belerang rendah ato low sulphur tadi, sekitar USD 1M (baca : 1 milyar dollar Amrik) – demikian disampaikan oleh CEO H-L, Rolf Habben Jansen.

Seperti diketahui bahwa penggunaan scrubber untuk memenuhi regulasi IMO diatas tergolong mahal sehingga antisipasi H-L tempo hari mengakuisisi pelayaran United Arab Shipping Co. (UASC) merupakan tindakan pas bingitz.

Pelayaran yang kini berada di peringkat ke-5 di dunia ini terus menggali setiap perkembangan yang ada agar tidak sampe terjungkal di industri maritim yang ketat dengan persaingan.

Udk, kapal2 milik UASC menggunakan teknologi canggih dan memiliki dual-system untuk konsumsi bahan bakarnya dan pihak H-L mungkin akan mengkonversi sejumlah kapal menjadi berbahan bakar LNG / gas alam cair.

Volume yang diangkut H-L tahun 2019 naik 1,5 persen walau prediksi pertumbuhan ekonomi global hanya 1 persen doank. Nah dampak untuk H-L bisa dilihat dari performansi Semester 1 – 2020.

Jansen juga menyampaikan bahwa H-L sudah lama ngga ngorder kapal anyar dan sudah saat memikirkan untuk melangkah ke tahun 2022, 2023 dan seterusnya. Termasuk kemungkinan memesan kapal 23.000 TEUs.

Armada terbesar yang dimiliki H-L yakni kapasitas 19.000 TEUs, sementara dalam 5 tahun belakangan perkembangan konstruksi kapal kontainer sangat pesat dan kapal terbesar saat ini dimiliki MSC yakni MSC Gulsun kapasitas 23.756 TEUs.

Sumber : Dari Sana-sini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar