Rabu, 29 Juli 2015

JT 290715 : Harga Asia-Med Rontok !

Salah satu tekanan batin yang dialami operator kapal kontainer di rute Asia – Eropa (AE) maupun Asia – Med (AM), yakni kurangnya permintaan, yang berimbas ke pada jebloknya tingkat harga ke level terendah yang pernah ada di industri pelayaran.

Hingga akhir Juni lalu, tingkat harga yang berlaku di rute Shanghai – Med (maksudnya Mediterania) sesuai Shanghai Containerised Index (SCI) berada di bawah angka USD 300/20’. Hmm sadis juga ya, jika pake kurs 1 USD = Rp 13.000 sekitar IDR 4 juta kurang dikit.

Artinya, hampir sama dengan harga ongkos angkut kereta api Jakarta – Surabaya ato serupa dengan tariff pelayaran Jakarta – Banjarmasin untuk ukuran container yang sama (20’) dalam masa “peak season”. Dalam kondisi normal IDR 1 juta dibawah harga diatas.

Bandingkan dengan harga Jakarta – Jayapura diatas IDR 10 juta /20’ CY/CY (kargo antar-pulau) dengan masa tempuh 14 hari dan Shanghai – Med dengan jarak tempuh kurang lebih sama tetapi harga cuma IDR 4 juta/20’ CY/CY doank ? Hadeuuuuuh.

Makanya jangan heran bila ada pelayaran asing jauh-jauh hari sudah mengamati pasar Indonesia dan sedang mengamati bagaimana masuk pasar domestik dengan bekerjasama ato mengoperasikan kapal sendiri. Berhati-hatilah, lagi dilirik asing loh.

Kembali ke rute Asia – Med. Harus diakui bahwa rute Asia – Eropa sebelah selatan merupakan pintu gerbang sejumlah komoditi dan menjadikan area Med sebagai hub-ports tersibuk di dunia dengan kapasitas 2,7 juta TEUs/minggu !

Hanya 11 dari total 26 servis ke Med yang tidak melanjutkan pelayaran hingga Eropa utara ato Amrik. Artinya, ada dedicated service yang benar-benar melayani Med doank. Ada 17 pelayaran besar beroperasi disini dan MSC merupakan yang terbesar.

Kapal yang beroperasi di Med sekitar 300 unit (berbagai ukuran) dan Mediteranean Shipping Co. alias MSC mempunyai kapasitas mingguan 49.254 TEUs dan bila digabungkan bersama Maersk Line dalam aliansi 2M maka kapasitasnya menjadi 74.174 TEUs.

CKYHE dan Ocean 3 mengikuti 2M dengan rata-rata 68.000 TEUs/minggu dan aliansi G6 memiliki kapasitas mingguan di angka 32.000 TEUs. Bahkan ada pelayaran yang mengoperasikan kapal terbesat di AM yaitu 16.000 TEUs sekitar 15 unit. Siapa tuh ?

Bulan lalu, secara tiba-tiba akibat melempemnya pasar di Laut Hitam dan sekitarnya, 2M menyiapkan langkah dengan mengganti kapal 9.500 TEUs dengan kapal berkemampuan 6.500 TEUs. Adaptasi yang cepat dan hebat.

Gambaran melorotnya volume di kawasan AM bisa dilihat dari Container Trade Statistics (CTS) yang mencatat volume 4 (empat) bulan pertama dengan 25.848 TEUS di tahun 2015, dibandingkan dengan 47.326 TEUs diperiode 4 bulan yang sama tahun 2014.

Walaupun mengacu kepada tingkat pertumbuhan perdagangan sekitar 3-4 persen di pasa AM, prospek tersebut belumlah secerah yang dijanjikan. Gak ada cara bagi pelayaran, selain melakukan sejumlah langkah efisiensi supaya gak tambah ancur.

Berhati-hatilah. Dunia bisnis dimana-mana tengah menghadapi masa kritis dan salah melangkah bisa terjungkal. Termasuk di Indonesia loh ya.


Sumber : Dari Sana-sini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar