Selasa, 08 April 2014

JT 080414 : “MOL”, “NYK” Lirik Angkutan LNG


Hantaman krisis di industri pelayaran, khususnya angkutan berbasis kontainer, sudah meradang sejak 5 (lima) tahun belakangan. Untuk pasar Asia, boleh dibilang 2 (dua) perusahaan pelayaran  Jepang ini menjadi pelopor angkutan gas.

Adalah “MOL” dan “NYK” yang secara bertahap mulai mengurangi porsi kontainer dan lebih melirik angkutan gas alam cair ato yang lebih dikenal dengan nama “liquefied natural gas” (LNG) – demikian sebagaimana dilaporkan oleh “Transport Intelligence” (TI) yang bermarkas di Inggeris.

Beberapa waktu lalu, saat Rusia kekurangan gas impor, sebenarnya hal ini merupakan peluang besar bagi mereka yang jeli namun belum ada yang berminat serius. Logistik LNG baru berkembang di benua Asia ketimbang Eropa.

Kebetulan Jepang, Korea Selatan dan Tiongkok merupakan konsumen gas terbesar di Asia dan MOL serta NYK sudah menempatkan logistik LNG dalam rencana besar perusahaan di masa datang. Mereka memilih memasuki era baru dunia transportasi, yakni LNG, ketimbang kontainer.

MOL menilai, angkutan LNG sebagai “one in a million business opprtunity” sedangkan NYK diprediksi, dalam 5 (lima) tahun kedepan bakal mengurangi kekuatan kontainernya. NYK ingin meningkatkan “light asset’, jumlah armada kapal tanker LNG ditarget menjadi 100 unit ato tumbuh 33 persen.

Bagi MOL, program yang dicanangkan “Steer for 2020” merupakan bentuk ekspansi armada angkutan LNG, dari 9 persen ke 26 persen (dalam waktu 6 tahun kedepan). Bulk shipping bakal nge-drop dari 43 persen ke 37 persen dan biz kontainer menyisakan 12 persen doank.

Nah, begitulah industri pelayaran saat ini. Jeli-jelilah melihat peluang. Ada kesempatan bagus, kenapa gak dicoba. Bila prospektif, ya investasi ‘lah. Siapa tahu bisa lebih berjaya dibanding masa kini, berkutat di kontainer he he he. Ganti haluan akh ...


Sumber : Dari Sana-sini / Kredit Foto : LL Intelligence.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar