Jumat, 22 Juli 2011

JT 220711 : Siprus Dihentak Ledakan 98 Kontainer

Entah dari mana asalnya, kejadian ini terjadi di sekitar pangkalan angkatan laut Siprus. Skandal ini terungkap belum lama ini walau kejadiannya terjadi tanggal 05/07 lalu. Ditutup-tutupi ? Hari gini mo coba nutupin kejadian gede ? Ngimpi kali ye.

Sekitar 98 kontainer dikabarkan meledak dan menewaskan 13 orang serta melukai 61 lainnya, dan berhasil membuat lubang berdiameter 600 meter di dekat lokasi ledakan. Satu lagi, satu pusat pembangkit tenaga listrik ikut menjadi korban.

Media setempat di Siprus, Cyprus Mail menyebutkan terjadinya mis-komunikasi antar departemen sehingga mengakibatkan kejadian memilukan tersebut. Pihak militer menginginkan kontrol alat-alat pelengkap perang namun pihak pemerintah belum menyetujuinya.

Ini bukan kali pertama, kejadian mengejutkan datang dari Siprus. Di tahun 2009 lalu, sebuah kapal Monchegorsk berbobot 23.000 ton (terdaftar di Cyprus Merchant Marine) sempat menghebohkan dan dianggap sebagai insiden internasional karena melibatkan Iran, Rusia, Israel, Gaza dan Siprus.

Kini, barang ex kapal kontainer berkemampuan RO/RO tersebut (648 TEUs) tergeletak dengan indahnya di pangkalan AL. Padahal sebelumnya, sempat mengehbohkan. Sebagian kontainer tersebut berisi barang haram ex Iran.

Makanya, sepanjang perjalanan di Laut Merah (Red Sea) kapal perang Amrik dalam Gugus Tugas "Task Force 151" mengawal ketat, dibuntuti kapal perang Israel (karena diduga bermuatan amunisi untuk gerilyawan di Jalur Gaza).

Kapal buatan Rusia tersebut tiba di pelabuhan Limassol dengan pengawalan ketat dan sempat diinvestigasi namun hasilnya gak pernah dipblikasikan hingga kejadian awal Juli lalu, cukup menghebohkan pengamat pelayaran.

Tiga bulan kemudian (setelah barang dibongkar), pihak otoritas terkait (National Guard) mengingatkan bahwa kontainer bermuatan bubuk mesiu (gunpowder) sangat riskan bila ditaruh di udara terbuka dan kepanasan terus menerus.

Tanggal 18/05/2009 pihak otoritas menegaskan, kontainer dalam jumlah besar dan berisi ragam barang gunpowder memiliki tingkat risiko tinggi dalam suhu tinggi ato setidaknya menyebabkan degradasi komposisi didalamnya.

Kembali ke insiden awal Juli diatas. Enam hari sebelum ledakan terjadi, diadakan rapat tingkat tinggi yang melibatkan petugas jaga, menteri luar negeri, pejabat resmi kementerian pertahanan dan yang sejajar. Hasilnya ?

Padahal, ada usulan untuk mengganti-ganti posisi kontainer agar tidak tertumpu di satu sisi dan menyarankan re-stacking kontainer diatas namun pihak pemerintah menganggapnya terlalu mahal. Di indikasi, penyebab ledakan diatas, akibat degradasi isi kontainer.

Tuh, bayangkan di tingkat pemerintahan aja masih ada ketidaksinkronan. Bahaya banget khan. Untungnya masih di area terbatas dan koq bisa-bisanya kontainer terampar 2 tahun lebuh disitu, ngapain juga ya ?
Ahh ... urusan mereka 'lah. Yang penting Anda tahu masalahnya.

Sumber : Dari Sana-sini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar