Rabu, 23 Maret 2011

JT 230311 : Dampak Gempa Jepang, Biz Kontainer Terpukul

Negeri Matahari Terbit tengah dirundung awan duka mendalam. Pasalnya, dampak akibat gempa dan sapuan gelombang tsunami di Sendai dan sekitarnya telah memporak-porandakan fasilitas umum, termasuk PLTN.

Kini, kecemasan baru muncul setelah pemerintah Jepang mengumumkan tingkat kebocoran di pusat pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) berada diatas rata-rata atau mulai mencapai tingkat waspada dan mengkhawatirkan.

Selain rusaknya fasilitas umum dan sosial tersebut, sektor transportasi termasuk yang lumpuh, semisal jaringan kereta api, jadual penerbangan maupun transportasi laut. Yang terparah, tentu yang berada di darat dan angkutan laut.

Sejumlah karyawan/wati masih banyak yang tidak masuk akibat musibah yang menimpa maupun akibat ketiadaan angkutan yang memadai, Secara berangsur-angsur tumpukan sampah dari hasil sapuan gelombang tsunami mulai dibersihkan atau dikumpulkan di beberapa tempat.

Secara umum, pelabuhan utama Jepang dilaporkan beroperasi secara normal, semisal Yokohama, Tokyo, Nagoya, Kobe, Osaka dan Hakata – demikian dilaporkan media American Shipper. Hanya saluran telepon rusak dan sejumlah pabrik masih tutup.

Menurut catatan Alphaliner, pelabuhan kelas menengah mengalami kerusakan cukup parah dan bisa mempengaruhi volume pelabuhan besar di Jepang. Secara persentase ke-6 pelabuhan menengah ini hanya berkontribusi 2% dari total volume.

Contoh pelabuhan dimaksud (medium-sized container ports), Sendai Shiogama yang meng-handle 200.000 TEUs di tahun 2010 dan Hachinohe 50.000 TEUs pencapaian tahun lalu. Bila fasilitas pelabuhan rusak maka alternatif termungkin adalah dibawa truk ke pelabuhan terdekat ato via udara.

Pelabuhan lain yang dilanda kerusakan cukup parah dan diprediksi bisa memakan waktu berbulan-bulan prbaikannya, yakni Ishinomaki dan Onamaha – demikian kesimpulan International Freight Weekly (IFW). OOCL kehilangan 500 kontainer akibat tsunami ini dan NOL mengalami delay di Kobe.

Yang agak parah dialami oleh “K” Line saat tsunami menerjang pesisir Jepang dan melenyapkan 3 (tiga) unit kapal panamax. Industri besar Jepang, seperti Hitachi Ltd, Daikin Industries dan sejumlah perusahaan besar lainnya setop produksi.

Pelayaran lain yang juga mengalami keterlambatan adalah WHL, MOL, NYK dan Hanjin Shipping. Namun hal tersebut ngga menyurutkan niat meringankan beban bagi sesama yakni dengan donasi, pengiriman barang bantuan secara cuma-cuma dan lain-lain.

Wong pelayaran juga tersentil rasa kepeduliannya, ngga mengenal batas negara, politik, suku bangsa dan kepentingan komersilnya (untuk sementara waktu hik 3x)  Begitulah manusia, digebrak satu musibah dan bersatulah saling bahu membahu. Kenapa harus bencana yang menyadarkan manusia ?

Gempa berkekuatan 8,9 SR ini menewaskan hampir 10.000 jiwa dan hingga kini tim sukarelawan berbagai negara masih membantu upaya pencarian korban yang hilang. Secara komersil disebut-sebut kerugian yang diderita mencapai USD 3,4 milyar per hari !

Sejumlah pengamat memperkirakan pemulihan fasilitas pelabuhan akan memakan waktu lama, apalagi bila berkaca ke pengalaman saat gempa melanda Kobe tempo hari, waktu pemulihannya saat itu memakan waktu 3 bulan lebih.

Info sebelumnya terkait gempa dan tsunami Jepang kali ini, silahkan baca JT 150311 : Gempa Jepang 8,9 SR Pengaruhi Sektor Logistik dan JT 110311 : Jepang Dihantam Gempa Dan Tsunami. Kita tetap menyampaikan rasa prihatin dan simpati,  dari lubuk hati terdalam.

Yang penting, selamatkan dulu nyawa manusia karena tanpa mereka mustahil semuanya bisa pulih. Perlahan tapi pasti karena setiap negara memiliki tingkat kepekaan tersendiri terhadap warga negaranya. Take care and be patient.

Sumber : Dari Sana-sini.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar