Kamis, 01 November 2012

JT 011112 : DI Ingin Selamatkan Djakarta Lloyd


Terjangan krisis keuangan yang menghantam perusahaan pelayaran kargo pelat merah, PT Djakarta Lloyd (DL) tak kunjung reda. Tak kurang pengamat ekonomi maupun kalangan anggota Dewan yang pesimis dengan si-kon yang ada.

Pemerintah sebagai pemegang saham harus bekerja keras memengaruhi para kreditur untuk menghindari gugatan hukum di belakang hari. Tidak ada jalan terbaik bagi perusahaan pelayaran kargo BUMN, DL, selain dilikuidasi. Hal itu diungkapkan Ketua Komisi VI DPR Airlangga Hartarto, kemarin.

Secara terpisah, anggota Komisi VI DPR Hendrawan Supratikno juga menganjurkan DL dilikuidasi. Sebagai gantinya, pemerintah membuat perusahaan pelayaran BUMN yang baru. Enteng amat ya ngomongnya, Kalo dikelola oleh orang yang salah, jeblok juga.

DL kini dalam perawatan PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA). PPA ialah BUMN yang dibentuk pemerintah untuk merestrukturisasi dan merevitalisasi perusahaan-perusahaan pelat merah yang sakit. Taksiran PPA pada 2011 menunjukkan aset PT DL hanya sekitar Rp 400 miliar atau kurang Rp 3,2 triliun untuk menutupi semua utang minus bunga

Melihat ocehan ngalor-ngidul yang ngga berujung, akhirnya Menteri BUMN Dahlan Iskan (DI) menyatakan akan mengubah keputusan tentang masa depan DL. Setelah sebelumnya memutuskan DL tidak dapat diselamatkan karena utang, kini DI menyatakan akan menghidupkan DL.

Bukan tanpa alasan DI yang kontroversial namun memang logis ini, membuat keputusan reflek namun penuh perhitungan. DI sempat memberikan proyek pengangkutan batu bara dari Tarakan ke Sibolga dengan menggunakan kapal Jepang. "Itu agar ada pemasukan untuk membayar gaji karyawan sambil menunggu likuidasi. Kalau dilikuidasi pun kan harus ada pesangon," ujar dia.

Akankah optimisme DI dan Dirut PT DL Syahril Japarin maujud dalam waktu dekat ? Industri pelayaran dunia saat inipun masih bergejolak maka bila DL mampu membalik fakta dari “tidak sehat” menjadi “sehat”, itu butuh keuletan dan “super team”, bukan Superman !

Dengan kondisi seperti itu, sebagian dari sekitar 600 karyawan dirumahkan dan hanya menerima gaji separuh. Pada 2011, laporan keuangan PT DL mendapatkan penilaian wajar dengan pengecualian. "Kami juga telah menyerahkan Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) 2013 pada 27 Oktober," cetusnya.

Dalam RKAP dibuat tiga langkah restrukturisasi. Ketiganya ialah tanpa bantuan pinjaman pemerintah, dengan bantuan pinjaman pemerintah, serta tambahan modal. "Yang dipilih opsi tanpa bantuan. Itu bisa berjalan asalkan pemerintah komitmen memberikan peluang bisnis dengan sinergi antar-BUMN," tegasnya.

Selanjutnya, Syahril Djaparin mengatakan perusahaan sebenarnya hanya membutuhkan 70 karyawan. Sekarang ini jumlah total karyawan mencapai 573 orang. “Yang saya butuhkan hanya 10 persen dari 573 orang, ya sekitar 70-an,”

Sedikit tapi profesional jauh lebih bagus, ketimbang banyak tapi melempem. Ayooo DL buktikan, kamu pasti bisa ! Kita beri acung jempol untuk usaha tim yang bekerja untuk menyelamatkan bendera Merah Putih di persada nusantara. Mendingan kerja, ketimbang kebanyakan omong !

Go get 'em.

Sumber : Media Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar