Rabu, 14 November 2018

JT 141118 : Lagi, Isu HMM Merger Dengan SM Line


Bagi Korea Selatan, perlu berpikir agak panjang sebelum ada keputusan melebur ato tidaknya sebuah perusahaan pelayaran menjadi entitas yang lebih besar dan lebih powerful.

Setelah Tiongkok yang berhasil menggabungkan Cosco + China Shipping Container Line (CSCL) 2 tahun lalu dan kemudian 3 (tiga) samurai biz kontainer Jepang dilebur dalam Ocean Network Express (ONE : NYK, MOL, “K” Line). Tinggal Korea Selatan dan Taiwan yang masih melirik-lirik terhadap setiap teori kemungkinan.

Mungkin merger, mungkin bail-out ato ada opsi lain, entahlah. Kebijakan sebuah negara untuk melebur ato tidak sangat bergantung kebijakan global dan strategis luar negerinya. Untuk itulah Korea dan Taiwan masih mengkajinya lebih dalam.

Bahwa beberapa waktu lalu ada isu pelayaran Hyundai Merchant Marine (HMM) akan digabung dengan SM Line, embrio sebuah kerajaan biz ex Hanjin Shipping (HJS) yang bangkrut, kembali mencuat.

Pasalnya, HMM hingga saat ini masih berdarah-darah walau sudah menempel di aliansi strategis 2M tetapi vessel sharing agreement (VSA)-nya bakal selesai di tahun 2020 juga, dimana HMM harus sudah memikirkan solusinya.

Perjanjian VSA bisa saja diperpanjang tapi tergantung keputusan 2M juga – yang juga pesaing langsung bagi HMM. Maersk Line dan MSC memiliki strategi cukup kuat mengingat keduanya adalah yang terbesar dibidangnya.

HMM akhirnya memutuskan untuk membangun armada sendiri dan membeli 12 x 23.000 TEUs + 8 x 15.000 TEUs.serta kesemuanya akan mulai dikirim di tahun 2020 hingga selesai. Total 20 kapal anyar.

Wakil Ketua Korea Shipowner’ Association (KSA), Kim Young-moo dalam sebuah wawancara menyarankan aksi merger antara HMM dan SM Line untuk mengurangi rasa frustasi manajemen HMM.

Penyokong keuangan HMM yakni Korea Development Bank (KDB) menyiratkan bakal lebih tegas dalam mengarahkan biz HMM. Jika merugi terus maka pegawai yang gak perform bakal ditendang dan diganti dengan personil yang lebih mumpuni.

Aksi tegas ini harus dilakukan mengingat HMM merupakan pelayaran yang diselamatkan KDB dan HJS merupakan korban dari keganasan kompetisi industri pelayaran global dalam 10 tahun belakangan ini.

Sebuah catatan yang cukup memprihatinkan, bahwa dalam 13 kuartal HMM membukukan kerugian USD 1,62 milyar, termasuk merugi USD 155 juta di semester 1 (Jan-Jun) di tahun 2018.

No wonder. Memang harus ada langkah revolusioner klo ngeliat catatan statistiknya. Klo gak berubah, ya pasti terus berdarah-darah dan apa iya KDB mo terus kasih subsidi ?
Just wait and see ya. 

Klo dari sisi kita orang awam, just DO IT aja (maksudnya jadiian aja) daripada telat dan waktu terus berjalan. Pertanyaan selanjutnya, emang klo dilebur bakal untung ? Setidaknya, mengurangi stres para bozz yang mendanai.

Sumber : Dari Sana-sini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar