Senin, 18 Januari 2021

JT 180121 : MSC Semakin Dekati Maersk

 

Rivalitas 2 (dua) pelayaran besar dengan skala global ini sulit tertandingi. Pelayaran lain pun jika ingin besar seperti mereka ini butuh waktu bertahun-tahun untuk bisa mewujudkannya, kecuali salah satunya diakuisisi ato bangkrut.

Jika merger, entah apa yang akan terjadi karena otoritas terkait belum tentu mengijinkan jika ada praktek monopoli karena saking besarnya kapasitas yang dimiliki keduanya. Mereka adalah Maersk dan Mediterranean Shipping Co (MSC). Bahkan keduanya berhimpun dalam satu aliansi, 2M.

Saat ini, pelayaran nomor satu dunia masih dipegang oleh Maersk, yang di tahun 2020 turun 2 persen sedangkan agregat MSC tumbuh 2,4 persen sehingga memperkecil selisih kapasitas hanya berbeda 251.000 TEUs – demikian menurut rumah riset Alphaliner.

Pembanding kenapa selisih antara Maersk + MSC semakin tipis bisa ditandai dari minat manajemen Maersk untuk mengerem laju ekspansi sedangkan di sisi yang Pembanding yang paling kentara antara lain, manajemen Maersk memilih untuk mengerem pertambahan laju armada baru sementara ambisi MSC untuk bisa mengalahkan Maersk masih tinggi, sehingga laju konstruksi kapal2 baru MSC seperti membara luar biasa.

Misal, MSC membangun 10 kapal baru dengan total kapasitas 179.280 TEUs sedangkan Maersk hanya memesan 21 kapal2 kecil dengan kapasitas total 54.558 TEUs. Jika berlanjut terus maka dalam beberapa tahun kedepan Maersk bisa benar2 tersusul.

Maersk menjadi salah satu pelayaran yang mengurangi kapasitas di tahun 2020 tetapi di akhir tahun 2020 masih menguasai 17 persen angkutan. Sementara 8 pelayaran terus menambah kapasitas, yang terbesar HMM + CMA CGM.

Secara konsolidasi MSC menduduki ranking ke-2, dengan penambahan kapasitas 89.879 TEUs sehingga agregatnya menjadi 3,85 juta TEUs di akhir tahun 2020. Kedepannya, MSC bakal dapat sokongan 4 x 24.000 TEUs yang disewa dari BoComm RRCina.

Cosco Shipping Lines berada di peringkat ke-3, setelah menggeser posisi CMA CGM Group saat Cosco mengakuisisi pelayaran Orient Overseas Container Lines (OOCL) pada tahun 2018 lalu.

Cosco tahun 2020 tumbuh 2,9 persen dan agregat totalnya mencapai 3 juta TEUs. Sementara Zim Line + Wan hai Lines (WHL) armadanya tumbuh 22,8 persen + 15,6 persen untuk masing2 pelayaran.

HMM merangsek ke posisi ke-8 dari posisi ke-10 setelah berhasil mendongkrak kapasitas hingga 85 persen. Pertumbuhan mencengangkan asal Korea ini, saat manajemen memutuskan membangun selusin kapal 24.000 TEUs dan kini sedang panen raya.

Rumah riset Alphaliner mencatat, penurunan paling tajam terjadi di pelayaran asal Singapura, Pacific International Lines (PIL), dimana armadanya merosot 28,9 persen dan peringkatnya drop ke ranking 12, dari semula ranking 9.

Semua masih bisa berubah karena kebijakan internal maupun eksternal perusahaan, sangat mempengaruhi sikon dalam 12 bulan kedepan. Ada yang menyangka bakal terjadi kenaikan harga yang gila2an ato kelangkaan kontainer di akhir 2020 dan terbawa hingga awal tahun 2021 ?

Entahlah ..

Sumber : Dari Sana-sini / Foto : Ship.gr.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar