Kejadian tenggelamnya kapal feri di Filipina, hampir
serupa dengan di Indonesia karena keduanya merupakan negeri kepulauan dan moda
transportasi termurah pilihan masyarakat selain kapal laut belum ada.
Kapal feri di Filipina merupakan tulang punggung transportasi
antar-pulau saat ini. Faktor pemeliharaan yang kurang handal dan implementasi
undang-undang yang tidak tegas, menyebabkan banyak warga sipil menjadi korban.
Sudah sering loh dan sepertinya penanganannya biasa-biasa aja.
Untuk kejadian Sabtu 13/09 malam, setidaknya 70 orang
dinyatakan hilang setelah sebuah kapal feri tenggelam di perairan Filipina
akibat cuaca buruk - demikian laporan dari Badan Pertahanan Sipil Filipina.
Sejauh baru tim penyelamat baru menemukan 14 jenazah dari total catatan manifest
yang berjumlah 84 orang.
Seperti diyakini sebagian orang, kapal feri
"Maharlika II" ini membawa lebih dari sekedar 84 orang seperti yang
tercantum di manifest. Kebiasaan yang ada, jauh melebihi kapasitas sehingga
menyebabkan instabilitas, terlebih lagi saat cuaca buruk. Kapal ini tenggelam
di Pulau Leyte setelah dihantam ombak besar.
Juru bicara Dewan Manajemen dan Penanggulangan Bencana
Nasional, Mina Marasigan mengatakan anggota timnya akan tetap berada di lokasi
namun belum bisa memberikan pertolongan maksimal akibat cuaca buruk.
Pasukan penjaga pantai Filipina mengatakan lokasi
tenggelamnya kapal itu adalah 11 kilometer dari pulau Panaon yang berjarak
sekitar 680 kilometer sebelah selatan ibu kota Manila.
Salah satu bencana paling tragis yang menjadi catatan
paling buruk sejarah pelayaran Filipina, terjadi pada 1987 ketika kapal feri
"Dona Paz" bertabrakan dengan sebuah kapal tanker yang mengakibatkan
lebih dari 4.300 orang tewas.
Ikut prihatin dan semoga penumpang lain dapat segera
ditemukan tim penyelamat dalam kondisi selamat.
Sumber : Dari Sana-sini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar