Boleh jadi Inggeris bakal kecele bila ternyata Skotlandia
jadi memisahkan diri dari kungkungan Inggeris Raya. Seperti
halnya Timor Timur (yang sekarang jadi Timor Leste) memisahkan diri dari wilayah NKRI.
Serupa tapi tak sama, silahkan saja berdebat. Itu hanya
permisalan saja. Hanya saja bila terjadi, apa Irlandia yang sejak lama menjadi
medan perang saudara tertutup akan tinggal diam ? Inilah yang bakal dihadapi
Inggeris dalam waktu seminggu lebih kemuka.
Kabarnya, di Skotlandia sudah diadakan referendum
dan terdapat perbedaan tipis, selisih suara antara kelompok yang ingin
memisahkan diri dan tetap ingin bersanding dibawah naungan bendera Inggeris
Raya.
Mirip kondisi di negeri ini saat pilpres kemaren ini deh,
beda suara tipis, ehh malah jadi ribez urusannya. Kini isu Skotlandia mau cabut
dari Inggeris Raya pun membuat pembuat keputusan di pemerintahan Inggeris
berkernyit dan muka berlipat.
Menurut jajak pendapat yang diadakan lembaga survei TNS (mulai
lagi deh he he he), dukungan kuat justru berpihak ke kelompok yang ingin
memisahkan diri dari Inggeris – demikian sebagaimana dikutip oleh kantor berita
“Reuters”.
Sebagian pengamat hanya berujar, terlalu dini
berkomentar. Yang pasti kedua belah pihak akan berusaha memenangkan uapyanya
masing-masing supaya tujuannya tercapai. Kelopok yang menyetujui pemisahan
dipimpin oleh Alex Salmond asal Skotlandia. Wajar.
Lantas, apa komentar partai yang berkuasa di Skotlandia
yakni Partai Nasional. Setuju aja tuh. Mereka mendukung Skotlandia
memisahkan diri dari payung kekuasaan Inggeris Raya setelah 3 (tiga) abad bergabung
dengan Union Jack.
Hmmm berat juga ya. Indonesia dijajah Belanda
hampir 350 tahun. Skotlandia bergabung dengan Inggeris Raya hampir selama 300
tahun. Sama gak ya polanya ? Inggeris bakal bilang, mereka membantu
masyarakat Skotlandia koq, ketimbang disebut “menjajah””. Hari gini.
Eng ing eng, bakal seru nih kalo maujud dan membuat sejarah
baru lagi.
Sumber : Dari Sana-sini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar