Pemerintah Tiongkok berencana membangun jaringan rel
kereta api (KA) ke India, Nepal dan Bhutan di tahun 2020 - hal ini terkait
dengan peresmian jalur KA Shigatse yang akan dibuka dalam waktu dekat ato bila
sudah selesai. Jaringan KA ini merupakan perpanjangan dari jalur KA yang ada
saat ini.
Media cetak setempat, Global Times of Beijing, melaporkan
bahwa Tiongkok sudah membuka rute ke ibukota Tibet yakni Lhasa di tahun 2006
lalu, dan kini tengah diperpanjang ke wilayah Shigatse (tempat suci umat Buddha
kedua terbesar di Tibet).
Bila area Shigatse selesai, pemerintah Tiongkok amat
berharap bisa menghubungkan India, Nepal dan Bhutan dalam lingkup jaringan rel
KA terpadu. Ini adalah salah satu modal kekuatan industri logistik masa depan.
Jadual sementara yang dirilis, periode tahun 2016-2020
akan menghubungkan 2 (dua) titik terpisah di perbatasan Nepal serta India dan
Bhutan di sisi lainnya.
Bagi Tibet, posisi negeri mereka menjadi lahan perebutan
antara Tiongkok dan India sehingga sekuat apapun, rasanya keputusan 2 negara
diatas akan menentukan masa depan Tibet. Tahun 1962, terjadi peperangan antara
Tiongkok dan India sehingga daerah Himalaya ini menjadi wilayah konflik hingga sekarang.
Sebelumnya, di tahun 1950 pihak Partai Komunis RRCina
(waktu itu) menduduki Tibet. Sembilan tahun kemudian, Dalai Lama berkunjung ke
India dan meminta perlindungan secara tidak langsung sehingga di awal tahun
1960an timbul peperangan memperebutkan wilayah tersebut.
India mengklaim wilayah tersebut sebagai Arunachal
Pradesh sedangkan pihak partai komunis Tiongkok menyebutnya sebagai Tibet
Selatan dan otomatis menjadi bagian dari negara Tiongkok.
Kedepannya mau seperti apa negeri Tibet, Dalai Lama sudah
berjuang namun tampaknya kurang mendapat dukungan masyarakat internasional. Ya
saat ini pasrah aja ditengah pengaruh kekuasaan besar Tiongkok dan India. Yang
penting aktifitas religius mereka tidak diungkit-ungkit ato dilarang.
Sumber : Dari Sana-sini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar