Setelah produsen pesawat terbang
nomor wahid dunia, Boeing
dari Amrik menyatakan pasrah dengan kondisi saat ini, upaya restrukturisasi tetap ditempuh, termasuk pinjaman dari perbankan agar bisa melewati masa sulit.
Kondisi serupa dialami sang
kompetitor dari belahan bumi Eropa,
Airbus, yang rencananya mulai bulan ini
mengurangi kapasitas produksi. Maklum banyak maskapai sekarang memarkir
pesawatnya ketimbang diterbangkan.
Kabarnya, produsen Airbus bakal
memangkas 33 persen kemampuannya, dari semula membuat 73 pesawat menjadi hanya 48
unit pesawat saja. Sejak pandemi
Coronavirus banyak industri terjun bebas dan harus berpikir ulang.
Banyaknya pesawat yang diparkir
menyebabkan banyak maskapai penerbangan merana karena harus tetap menggaji
karyawannya dan menghadapi kesulitan uang tunai. Ujung2-nya harus minjem duit ato nunggu
bailout dari pemerintah.
Airbus bakal memproduksi pesawat narrow-body A320 yang laku dipasaran sebanyak 40 unit per bulan, sementara A350
wide-body sekitar 6 unit per bulan + A330 hanya 2 unit saja per bulan – demikian laporan Bloomberg.
Pihak Boeing memastikan untuk
sementara rehat + menunggu keputusan lebih lanjut dari manajemen. Jika pihak
Airbus masih bisa memproduksi pesawat A320, A330 + A350 di kisaran angka 48
unit berharap bisa bertahan, entah sampai kapan.
Tetap waspada Gaes karena efek
dari Coronavirus gak bisa ada yang memprediksi. Mall / departemen store banyak yang tumbang, maskapai
penerbangan, industri pariwisata, perhotelan, kulineran hingga apa pun, kini bergantung kepada modal + inovasi yang berlabel jualan via internet.
Sampai kapan ? Entahlah.
Sumber : Dari Sana-sini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar