Jengah
dengan kompetisi yang dihadapi saat ini. Pelayaran asal Timur Tengah, United Arab Shipping Co. (UASC) diam-diam melirik
Iran juga walau ditengarai masih terlalu dini karena sanksi Amrik dkk masih
menggantung.
Pernyataan
dicabut secara resmi udah pernah disampein tetapi bener-bener dicabut ato cuma
buat ngelonggarin doank, itu yang masih jadi bahan perdebatan. Makanya yang
nekad baru MSC aja yang memasukkan
kapal ke Iran.
Selebihnya
masih menimbang-nimbang. Sebut aja Maersk
Line, CMA CGM dan terakhir UASC.
Republik Islam Iran (dikenal dengan
nama pendek : Iran), dikenai embargo oleh Amrik dan semua asset yang dimiliki
di negara sekutu Amrik dibekukan.
Iran
terkena sanksi perdagangan, khususnya minyak, perbankan, asuransi hingga
industri pelayarannya dimatikan (secara gak langsung nih). UASC sendiri
menyetop servis ke Iran di tahun 2013,
tepatnya sekitar bulan April.
Kini
UASC tengah mempertimbangkan kapal langsung alias direct call, apalagi memiliki kapal-kapal waaah dengan kapasitas
gede. UASC yang hadir kini bukan UASC “djaman
doeloe”. UASC udah bermetamorfosa jadi sebuah kekuatan besar.
Sebelumnya,
UASC menyadari kontribusi Iran dalam total pendapatan pundi-pundi pelayaran asal
Arab ini sekitar 2-3 persen. Secara prinisp, UASC udah bisa nerima kembali koq
shipment dari dan ke Iran – demikian sebagaimana
dilansir kantor berita Reuters.
UASC
didirikan oleh 6 (enam) negara Arab
di tahun 1976 di Dubai. Ke-6 negara
tersebut : Uni Emirat Arab (UEA),
Bahrain, Saudi Arabia, Kuwait, Qatar dan Irak. Dua pemegang saham besarnya yaitu Qatar (51 %) dan Saudi
Arabia (35 %).
UASC
akan mempertimbangkan implikasi internasional, karenan dlaam menjalankan bisnis
kedepannya tetap memperhatikan ketentuan yang berlaku. Gak asal bisnis dan
modal nguntungin doank.
Woke
deh, siiiiip !
Sumber
: Dari Sana-sini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar