Inilah saat yang ditunggu-tunggu oleh mega-aliansi yang bernama “P3”,
beranggotakan 3 (tiga) pelayaran terbesar saat ini : “Maersk Line”, “MSC” dan
“CMA CGM”. Pihak Federal Maritime Commission (FMC) Amrik sudah memberikan
persetujuannya.
Kini P3 tinggal menunggu otoritas Uni Eropa dan Tiongkok (dulunya RRCina)
yang masih menimbang-nimbang untung-ruginya proses penyatuan pola operasi mereka,
bukan entitas perusahaan ato yang biasa disebut “merger”. Disebut juga P3 bukan membawa konsep "vessel sharing agreement / VSA. nah loh ?
Suatu hari mungkin merger tetapi tidak saat ini. P3 membawa gelombang perubahan
terhadap keanggotaan suatu aliansi. Sebagai contoh, “G6” merupakan gabungan
antara 2 (dua) aliansi besar yang bernama “The New World Alliance” (TNWA : APL,
MOL, HMM) dan “Grand Alliance (G.A : Hapag-Lloyd, NYK, OOCL).
Selain G6, ada pula aliansi “CKYH” yang bermetamorfosa menjadi “CKYHE”
dengan masuknya anggota baru “Evergreen Line”. Sebelumnya mereka sudah
bersekutu membangun kekuatan 4 Sekawan, yakni “COSCO, “K” Line, Yang Ming (YML)
dan Hanjin Shipping (HJS).
Kehadiran P3 dalam industri maritim, seolah menyajikan model bisnis baru
walau gak dibilang baru-baru amat tetapi keunikannya 3 (tiga) pelayaran besar
bersatu dalam satu aliansi, bukannya 2 lawan 1, sudah lebih dari cukup. Mirip gerakan perubahan pola pikir dari para elit perusahaan pelayaran tersebut.
Bahkan kini, pelayaran lain kelimpungan mencari mitra kerja yang sejalan
dan sejajar. CMA CGM saja, sampai harus meng-upgrade kapal barunya, yang diawalnya dirancang untuk 16.000 TEUs tetapi akhirnya harus dinaikkan kapasitasnya menjadi 17.000 TEUs.
Pasalnya, Maersk Line dan MSC sudah melangkah ke kapal serial 18.000 TEUs
atau yang mendekati itu. Mau tidak mau, CMA CGM harus menyesuaikan diri. Enam kapal
barunya siap menjelma dalam kapasitas terbaru : 17.000 TEUs.
Kapal-kapal terbaru CMA CGM pun kabarnya dibangun di Tiongkok karena
mendapat kemudahan pembiayaan, selain bila tengah menghadapi kendala seperti
tempo hari saat krisis keuangan melanda dunia, CMA CGM meminta penundaan
pengiriman kapal barunya, dan yang bisa mengatur demikian cuma Negeri Panda
inilah.
Gak main-main ‘loh. P3 sudah menyiapkan kantor barengan di London hingga
akhir tahun ini. Alternatif lain, kabarnya sudah dijatuhkan ke Singapura.
Tinggal menunggu gong berikutnya, dipastikan P3 langsung operasional.
Wooow banget deh. Siapa diuntungkan siapa dirugikan. Just wait and see ya.
Sumber : Dari sana-sini / Grafis : Wall Street Journal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar