Tak dinyana, Jumat 04/04 sore menjelang pukul 18.05 kereta api (KA) Malabar
yang berangkat dari stasiun besar Bandung jam 15.30, anjlok di Kampung Terung,
Desa Pasirhuni, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Inna lillahi wa inna ilaihi roji'un.
Dalam insiden tersebut, 3 (tiga) orang meninggal dunia dan puluhan lainnya
luka-luka. KA Malabar membawa 9 gerbong dan yang masuk jurang 3 gerbong –
sebagaimana disampaikan oleh Kabid Humas Polda Jabar Kombes Martinus Sitompul.
Saat kereta melintas di TKP suasana sekitar tengah diguyur hujan dan KA
Malabar tiba-tiba anjlok. Lokasi kejadian di tengah areal perkebunan dan jauh
dari pemukiman penduduk. Setelah kejadian, tindakan evakuasi dilaksanakan
segera untuk menolong para korban dan penumpang yang selamat.
Di negeri ini, terjadi bencana besar dulu ato minimal ada korban jiwa, baru
dipelototin. Jalan rel KA di Indonesia dibangun oleh pemerintah Hindia Belanda.
Di dekat lokasi kecelakaan sudah beberapa kali terjadi insiden serupa.
Tahun 1955, terjadi kecelakaan di Jembatan Cirahong (perbatasan Ciamis –
Tasikmalaya) yang mengakibatkan ratusan orang tewas. Tahun 1962, di Trowek,
Kecamatan Ciawi, sebuah KA jatuh dan menewaskan 130 penumpang dan 1955, sebuah
kecelakaan kembali terjadi, menewaskan 19 orang.
Cukup, cukup dan cukup. Sebab-sebab kecelakaan masih dalam investigasi KNKT
dan kita sebaiknya menunggu hasil penyelidikan lembaga yag berwenang. Dua dari
tiga korban meninggal adalah karyawan PT Kereta Api Indonesia, yang masih aktif
(Ayu Dyah Kusumaningrum) dan seorang pensiunan (Sri Hartono).
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kab Tasikmalaya Kundang
Solihin mengimbau kepada PT KAI untuk mewaspadai tiga titik lintasan rel kereta
api yang dianggap rawan bencana longsor, yakni Ciawi, Kadipaten dan Manonjaya.
Secara total di Tasikmalaya, 39 kecamatan termasuk daerah rawan gerakan tanah
dengan kategori sedang hingga tinggi.
Di musim penghujan ato kemarau, kewaspadaan harus tetap dijaga dan
dilaksanakan agar kecelakaan serupa dapat dihindari di kemudian hari.
Sumber : Dari Sana-sini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar