Kemelut di Timur Tengah membara lagi. Setelah Suriah yang
tak kunjung padam, Mesir dikhawatirkan akan bernasib sama. Setahun setelah
terpilih menjadi presiden, Mohammad Mursi (foto) resmi digulingkan oleh militer Mesir.
Kudeta yang telah menumbangkan Presiden Mesir ini,
rupanya dipupuk oleh kegagalan “Arab Spring” dalam menjalankan pemulihan
ekonomi. Setelah ultimatum militer selama 48 jam, Kepala Staf Angkatan Darat
(KASAD) Abdel Fattah al-Sisi melengserkan Mursi, menahan konstitusi dan
menjadualkan pemilihan ulang.
Adly Mansour (Ketua Mahkamah Konstitusi) terpilih sebagai
presiden sementara Mesir. Untuk diketahui, penilaian ekonomi Mesir kian
memburuk. IMF memprediksi ekonomi hanya akan bertumbuh 2 % saja dan merupakan
yang terburuk dalam sejarah Mesir moderen.
Ribuan demonstran merayakan kudeta tersebut sebagai
kemenangan demokrasi. Padahal presiden Mursi dipilih menjadi menjadi presiden
melalui pemilihan yang dianggap demokratis. Kudeta ini merupakan buntut demo
besar-besaran rakyat Mesir yang sudah muak dengan janji-janji.
Mesir berjanji akan membangun masyarakat yang kuat dan
stabil serta mengikut-sertakan semua pihak – demikian janji al-Sisi. Saat
mengumumkan, al-Sisi didampingi wakil ulama Al Azhar, wakil Grereja Kristen
Koplik, tokoh oposisi Muhammad al-Beredei dan pemimpin pergerakan Tamarod.
Pengumuman militer ini disambut gemuruh teriakan dan
tepuk tangan pengunjuk rasa di Lapangan Tahrir. Dua setengah tahun lalu, di
lapangan ini gelombang unjuk rasa berhasil menumbangkan diktator militer Husni
Mubarak.
Jalur perdagangan di wilayah Terusan Suez dikabarkan aman
dan terlindung dari aksi unjuk rasa kali ini sehingga tidak / belum mengganggu
arus lalu lintas kapal komersil yang melintas. Syukurlah dan semoga proses
transisi kali ini lancar dan aman.
Sumber : Dari Sana-sini / Foto : Kompas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar