Kejutan di industri
pelayaran, klo mo diamati secara serius, koq munculnya di akhir tahun ya ? Gak
sering cuma belakangan ini semakin menyeruak dan menjelang liburan akhir tahun,
pengamat disibukkan dengan berbagai prediksi dan segala macam isu deh.
Harap
dimaklumi, tanpa isu kayaknya kerjaan wartawan bakal sepi. Tapi klo ada berita
yang sebaris aja, bisa jadi 1 (satu) halaman penuh blog ini buat ngulas
berbagai hal he he he. Kayak aja yang iya. Kita sih amatiran dan kita mah apa
atuh …
Ada kabar
yang bikin kita-kita nih (alumnus pelayaran), geleng-geleng kepala karena
takjub aja. Dijaman serba sulit pun, masiiiih aja ada pengusaha yang mengambil risiko
besar dengan melakukan aksi merger &
akuisisi alias M&A.
Tipikal
risk-taker ya kayak gitu tapi bukan tanpa perhitungan lho. Mereka pastinya
dikelilingi sejumlah konsultan pro sehingga apapun keputusan yang diambil,
sudah mempertimbangkan risiko untung rugi. Contoh terbaru adalah aksi Hapag-Lloyd mengakuisisi CSAV.
Kini, ada
selentingan bahwa Neptune Orient Lines
(NOL) yang dikontrol oleh Temasek
Holdings tengah bernegosiasi dengan AP
Moller-Maersk dan pelayaran CMA CGM
secara terpisah. Dan kabar ini, sepertinya gak ditolak oleh NOL.
Seperti kita
ketahui, selama 4 (empat) tahun
berturut-turut NOL merugi terus sehingga pihak induk merasa sudah saat untuk
melego afiliasi di sektor pelayarannya ini. Nilai akuisisi yang ditawarkan
sekitar USD 1,9 milyar. Ehm ehm …
Seperti
diketahui, biz unit milik Temasek ini tengah mengalami masa-masa sulit sehingga
gak heran bila di tahun lalu saja, berhasil melepas APL Logistics (APLL) senilai USD
1,2 milyar kepada pihak Kintetsu
World Express (KWE), asal Jepang.
Setelah
beberapa bulan menjajakan, akhirnya raksasa transportasi asal Denmark, Maersk Line dan pelayaran asal
Perancis, CMA CGM dinilai yang
paling berminat dan serius. Lagian, siapa pula yang mampu nyediain duit segitu
gede buat ngebeli NOL klo duit masih berseri ?
Perusahaan
gede manapun klo biz merugi terus, pasti pilih opsi dijual, kecuali memang dah
gak butuh duit alias buat prestise. Itu perkara lain. Padahal pihak Maersk
minggu lalu baru saja merumahkan 4.000
karyawannya, dari total 23.000
pegawai yang ada.
Hal tersebut
menyiratkan ketatnya kompetisi dan kondisi ekonomi yang lesu. Gak hanya Maersk
yang melakukan pengetatan serta penghematan gede-gedean supaya tetap bisa
bertahan tetapi intinya, bisnis kepalang gede, so what ?
Sekuat-kuatnya
Temasek tetapi akhirnya harus menyadari kenyataan. NOL harus dilepas dan kini
tengah dalam pembicaraan. Jadi tinggal menunggu waktu, kapan dan berapa harga
akhirnya. Gitu.
Sebelumnya,
pihak Hapag-Lloyd (H-L) dan OOIL (indik dari pelayaran OOCL) pernah juga menjajaki M&A
namun akhirnya gaka da kabar beritanya lagi. Mundur perlahan-lahan ? Bisa jadi.
Lihat angkanya aja bisa shock !
Siapapun yang
bakal negebeli bakal dapat pujian atas keberanian mengambil brand “APL”, bukan hanya jaringan dan asset nyata.
Begitulah bisnis. Sarat dengan makna yang serba wah dan mencengangkan.
Bagi Maersk,
bila berhasil menggaet APL akan semakin menjauhkan diri dari gempuran MSC
(pelayaran ke-2 terbesar di dunia). Hingga saat ini, Maersk Line masih menjadi
pelayaran terbesar dan tengah dikejar oleh Mediterranean Shipping Co. (MSC).
CMA CGM, bila
berhasil mendapatkan APL selain menambah kuat merek dagangnya tetapi juga
memperkuat network di Timur Tengah karena sejak dulu APL termasuk pelayaran
yang diseganidi kawasan ini.
Nah siapakah
yang bakal mendapatkan APL ? Kita tunggu saja perkembangannya ya. Mo gede, ya
gede sekalian tapi klo ragu mending mundur. Ato perkara prestise semata ? udah kita tunggu aja, jangan asal njeplak aja !
Sumber : Dari
Sana-sini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar