Ini angka
yang fantastis dan bukan melulu produk domestik tetapi dampak global dari
kondisi ekonomi saat ini. Jangan heran bila Yunani dan Puerto Riko pun
dinyatakan bangkrut karena gak sanggup bayar cicilannya yang sudah jatuh tempo.
Hmm ...
Kejamnya
dunia ya. Berita di dalam negeri setelah industri tekstil dan garment di Jawa
Barat dan Jawa Tengah mengaduh, kini sektor perkebunan dan pertambangan yang
terkena dampaknya. Ada sekitar 125 perusahaan batu bara di Kalimantan Timur
tidak beroperasi lagi dan berpotensi memberhentikan 5.000 orang pekerja.
Astagfirullah
aladzhiim. Ngeri sungguh ngeri dan karenanya yang mengendalikan ekonomi saat
ini di pemerintahan, harus ekstra hati-hati ato akan bernasib seperti 2 (dua)
negara bangkrut tadi ? Jangan sampe ya. Ngeliatnya aja gak tega.
Ketua
Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kaltim, M. Slamet Brotosiwoyo
menyampaikan hal tsb saat diwawancara satu media cetak lokal. Hingga akhir
tahun, diprediksi bakal ada 200 perusahaan batu bara gulung tikar, apabila
sikon ekonomi tak kunjung membaik.
Repotnya,
selain pungutan resmi yang mencapai 11,75 persen, ternyata ada pungutan lain
diluar peraturan resmi ato 31 jenis pajak. Walaaaah, gimana ini ? Makanya,
sudah mulai banyak pengusaha minta dispensasi dan keringanan. Apa saja ? Itu
justru yang sedang dipikirkan.
Ini adalah
tamparan kedua di Kaltim, setelah sebelumnya diindikasi ada sekitar 400 kapal
nganggur dan gak beroperasi akibat sepinya transaksi bisnis, dan itu lagi-lagi
terjadi di Kaltim. Sektor pelayaran domestik disebut-sebut tengah prihatin
abiiiiz. Mulai kapal pelra, kapal niaga batu bara hingga kapal kontainer,
nganggur (idle ships).
Berdoalah
agar sikon perekonomian global dapat segera pulih. Aamiin. Sebuah perjuangan
panjang dan butuh komitmen besar.
Sumber :
TribunNews.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar