Myanmar kini dipandang sebagai sebuah negara yang lebih
terbuka. Tak heran bila pelayaran seperti "China
Shipping Container Lines" (CSCL) menggaet "MCC Transport" mengoperasikan servis bareng, mulai
akhir bulan Januari 2015 ingin
memanfaatkan peluang yang ada.
Kedua pelayaran sepakat menggunakan kapal yang mumpuni
yakni kapasitas rata-ratanya 1.100 TEUs.
MCC (afiliasi AP Moller-Maersk Group)
membagi kontribusi kapal, masing-masing 4 (empat) unit, ex Intra-Asia 5 (IA5) dan Burma
Express (milik CSCL).
Menurut SeaIntel's
Sunday Spotlight, kapal CSCL bakal singgah di Shanghai, Ningbo, Ho Chi-Minh (Vietnam), Singapura dan Yangon (ibukota Myanmar), waktu tempuh
12-14 hari. Dalam beberapa tahun terakhir, pertumbuhan Myanmar cukup fantastis
yakni 30 persen. Angka terakhir
mencapai 350.000 TEUs.
Servis MCC akan singgah di pelabuhan berikut ini, Vladivostok (Fish Port) Vladivostok
(Dalzavod) - Shanghai - Ningbo - Singapura - Port Kelang - Yangon - Port Kelang
- Singapura - Tanjung Pelepas - Kuantan - Sihanoukville - Ho Chi Minh - Hong
Kong - Shanghai - Ningbo - Busan - Vladivostok (Fish Port).
Kapal-kapal yang dioperasikan CSCL-MCC merupakan yang paling ideal agar kargo tujuan Yangon tidak
harus terkena transhipment akibat terkendala draft. Kabar terkini, draft di Yangon
sekitar 7-8 meter doank. Ini berarti
kendala bagi mother vessel tetapi tidak sekelas feeder.
Wah wah wah, faktor logistik sudah masuk dalam catatan
mereka nih sehingga biaya bisa menjadi semakin kompetitif nih. Awaaaas !
Berhati-hatilah dengan Myanmar ato
dulunya bernama Burma. Kelak akan
menjadi negara semata wayang, setipe dengan Vietnam.
Sumber : Dari Sana-sini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar