Ini bukan masalah tenaga
kerja Indonesia (TKI) yang mempunyai masalah di negeri tetangga. Singkatannya
memang mirip tapi kenyataannya jauh beda. T-K-I disini mengacu kepada 2 (dua) negara
mantan Uni Soviet yang kini merdeka.
Ditambah Iran.
Dua negara di maksud yaitu : Turkmenistan dan Kazakhstan sedangkan
Iran melengkapi kombinasi T-K-I yang
kini tengah merajut dan bakal mengembangkan jaringan rel kereta api (KA) di Asia
Tengah. Jalur ini menjadi penting karena merupakan gerbang utama ke wilayah
Eropa dan kawasan Persia.
T-K-I
meresmikan jalur KA sepanjang 925 km ato 578 mil agar negeri di pesisir Laut Kaspia ini bisa mengeluarkan
produk mereka dan berdagang dengan dunia luar. Akselerasi T-K-I dengan Asia,
Eropa dan Persia akan segera merubaha wajah negeri di sekitar.
Menurut Presiden
Iran, Hassan Rouhani, langkah ini merupakan yang pertama untuk menjalin
kerjasama lebih erat. Dalam acara tersebut, hadir pula Presiden Kazakhstan, Nursultan Nazarbayev dan Presiden Turkmenistan, Kurbanguly Berdymukhamedov.
Ketiga presiden tersebut, secara simbolis menekan tombol
yang menandai selesainya pembangunan jaringan rel KA yang membentang dari Uzen (Kazakstan) ke Gorgan (Iran). Kapasitas tahunan yang dicanangkan 5 juta ton per tahun, dan akan
meningkat menjadi 20 juta ton di
tahun 2020.
Turkmenistan merupakan negara dengan cadangan gas alam terbesar ke-4 di dunia dan apa jadinya bila
negeri ini bisa memanfaatkan totalitas keberadaan jaringan rel KA ini. Kazakhstan
menjadi negara terbesar ekonominya di Asia Tengah dan produsen gandum kuat di
Asia.
Iran akan mendapat keuntungan dengan mengalirnya produk
Turkmenistan maupun Kazakhstan via pelabuhan Iran maupun jaringan KA dan jalur
darat di perbatasan. Seyogyanya, yang namanya kerjasama, semua pihak merasa
diuntungkan.
Yuuuk, kita simak bareng-bareng, bener gak sih cita-cita mereka bisa
maujud. Ciao.
Sumber : Dari Sana-sini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar