JaKaRTa: Belum habis musibah banjir yang menghantam
pesisir pantai utara (pantura) Jawa, termasuk ibukota tercinta Jakarta, lantas
menyambung insiden Gunung Sinabung di Sumatera Utara dan semalam Gunung Kelud
meletus.
Jawa Timur dan sebagian Jawa Tengah tertutup abu
vulkanik. Aktifitas transportasi akan
terpengaruh, hingga seberapa dahsyat abu vulkanik ini bisa merambah ke arah
barat dan untuk jangka waktu seberapa lama.
Seperti diberitakan oleh hampir semua cetak dan
elektronik, Gunung Kelud meletus hari Kamis 13/02 malam dan secara langsung dirasakan dampaknya oleh
masyarakat sekitar hingga radius 30 km, larangan mendekat hingga jarak 10 km.
Sejumlah jalanan utama di Surabaya, Yogyakarta dan
Purwokerto dimana PT Kereta Api Logistik (KALOG) memiliki sentra aktifitas
bongkar-muat, ikut terkena dampak. Harus meliburkan aktifitas rutin hingga
situasi aman dan melihat si-kon.
Aktifitas di Kalimas walau berdebu tapi masih bisa
berjalan normal namun stasiun Brambanan (foto) dan Solo (khususnya angkutan
barang) berhenti dulu karena jarak pandang pun terbatas. Situasi yang
termonitor tim Operasi KALOG : Madiun / Kediri berdebu tebal dan Purwokerto
gelap dan gerimis.
Untuk diketahui, tinggi letusan Gunung Kelud tahun ini
lebih tinggi dan dahsyat dibandingkan tahun 1990. Tinggi letusannya mencapai
sekitar 17.000 meter atau 17 kilometer. Tahun 1990 lalu, tinggi letusan hanya
8.000 meter (8 km). Skala letusannya mencapai 4.
Waspada bagi rekan-rekan kerja di seluruh lintas dan
tetap semangat. Akan kami update bila ada perkembangan terkini, terkait dampak
sebaran abu vulkanik Kelud. Secara umum, wilayah yang terkena dampak abu
vulkanik area sebelah selatan Jawa.
Hati-hati ya.
Sumber : KALOG.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar