Kalo bisnis ngga pernah bisa stabil selamanya, selalu
berfluktuasi dan itulah dinamikanya. Bila berubah maka perusahaan harus segera
menyesuaikan ritme kerja ato berganti haluan supaya tetap bisa eksis. Banyak
contoh sukses untuk itu.
Menjelang akhir tahun 2011, industri maritim global
mencatat nasib kurang baik yang dialami COSCO Holdings dan Evergreen Marine.
Keduanya merugi cukup besar dan bisa menggerus tabungan sebelumnya nih.
Gawaaaaaat !
Konglomerat terbesar di daratan Cina, Cosco Holdings,
mengumumkan bahwa Q3 membukukan net loss CNY 2,07 milya (= USD 325,8 juta)
karena anjloknya freight, isu kelebihan kapasitas serta kondisi pasar yang
kurang menguntungkan, khususnya di sektor dry-bulk.
Di sektor pelayaran kontainer, volume yang dihandle
selama Q3 meningkat 14,2 % menjadi 1.892.161 TEUs. Akumulasi volume 9 bulan
pertama pun meningkat 11,4 % menjadi 5.131.795 TEUs. Cuma kalo harga ga
menunjang, ya jeblok juga ‘lah.
Sang komandan, Wei
Jiafu (chairman dan CEO Cosco), memberikan alasan kelebihan beban
(overcapacity) memberikan kontribusi besar terhadap penurunan freight 26 %
(Trans Pasifik) dan 41 % (Asia – Eropa).
Xia Yongjian, yang membidangi divisi pengembangan biz
Cosco malah menegaskan, bila situasi tak menguntungkan ini berlanjut, maka
pilihan terpait akan diambil, yakni memarkir kapal di pelabuhan tertentu.
Daripada narik tapi rugi juga, ya mending istirahat Bro’.
Pelayaran Taiwan yang belum lama ini mengumumkan rencana
pembelian sederet kapal anyar untuk program ekspansinya, Evergreen Line,
mengabarkan bahwa pendapatan di Q3 (baca : kuartal 3) anjlok namun secara total
9 bulan pertama, masih untung.
Q3 Evergreen net loss NTD 1,12 milyar (= USD 37,67 juta),
bandingkan dengan perolehan Q3 - 2010 yang mencatat laba NTD 7,64 milyar.
Akumulasi total selama 9 bulan pertama sih, Evergreen masih membukukan net
profit NTD 266,8 juta.
Q3 aja sudah pada meradang, gimana pembukuan sampai akhir tahun ya ? Stay tune ...
Sumber : STA-HKSG.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar