Seperti
sudah diduga sebelumnya, isu kekurangan kontainer kosong (shortages of MTY
boxes) bakal
mendunia seiring dengan optimisme bahwa pandemi Coronavirus / Covid-19 akan bisa diredam
dengan ditemukannya vaksin.
Belum
juga tiba di penghujung tahun, sudah ada bocoran bahwa tahun depan masyarakat
internasional akan direpotkan dengan mutasi Covid-19 yang merebak di Inggeris dan kabarnya lebih
ganas.
Apapun
itu, biasanya dunia bisnis akan tetap bergulir, ada ato tidaknya
yang namanya Covid-19. Yang membedakan adalah kadarnya saja, seberapa serius
masyarakat + para pelaku usaha akan bisa meredam isu itu.
Jika
dibiarkan akan menjadi isu liar sedangkan jika diredam, setidaknya bisa diamanahi
dengan berbagai kemudahan yang bisa diantisipasi. Namun kenyataannya kelangkaan
kontainer kosong kini menjadi isu krusial di akhir 2020.
Di
saat sulit seperti sekarang, gak perlu saling menyalahkan. Carilah solusi yang
terbaik. Bisa menggunakan kontainer bekas yang diperbaiki
sehingga laik pakai dan memenuhi seaworthiness ato kontainer lama
yang mengendap, bisa dikosongkan.
Semua bisa dikomunikasikan dengan pihak
pelayaran, pelaku usaha, trucking, forwarding dan pihak2 yang terkait di urusan
ekspor impor. Jumlah yang diminta pasti terbatas tetapi setidaknya ada upaya yang
dilakukan.
Sekarang
berteriak-teriak dan meminta kontainer kosong ke pelayaran, bakal sulit
dipenuhi karena stok kontainer kosong memang diminta hampir semua negara, utamanya
40’. Banyak ekspor dan
membutuhkan kontainer panjang, gak cuma Indonesia.
Di
Amrik saja, kontainer 40’ ada (available) tetapi muatan
ekspor ditolak oleh pihak pelayaran dan memilih di repo MTY ke negara yang membutuhkan, dalam hal ini RRCina dan sebagian negara
Asia. Akhirnya Federal Maritime Commission (FMC) turun tangan dan
melakukan investigasi.
Akankah
masalah kelangkaan kontainer kosong ini akan selesai dalam waktu dekat ?
Prediksi umum, jika pun pihak pelayaran sekarang diam2 order kontainer baru,
butuh waktu 3-6 bulan hingga bisa dipakai.
Jika
pun bisa lebih cepat pengadaannya, asumsi memanfaatkan kontainer
cadangan
yang dibuat oleh pabrik kontainer di suatu negara sebagai stok jika dibutuhkan
seperti saat sekarang. Tinggal siapa cepat, dia dapat.
Sekali
lagi, dunia masih diliputi rasa was-was tingkat tinggi atas adanya pandemi
Coronavirus. Penanganan di satu negara berbeda dengan negara lain, apalagi jika
bermutasi menyesuaikan kondisi lingkungan sekitar.
Apakah
kita layak mencari kambing hitam semua ini sebagai
dampak dari Covid-19. Terlalu simpel mengindikasikan satu faktor saja, karena
satu sebab dengan yang lainnya saling terkait. Evaluasi saja data statistik
yang bertebaran agar pihak pengambil keputusan bisa memegang amanah yang diberikan.
Jangan
biarkan data statistik jadi deretan angka tidak bermakna. Apalagi berani
menyalahkan tanpa data. Itulah kegunaan BIG DATA kedepannya. Diolah + Dimanfaatkan.
Bismillah.
Sumber
: e-DITOR / Foto : InfoWorld.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar