Kondisi dalam negeri Mesir yang tengah bergolak, tak
hanya bakal mempengaruhi perekonomian negerinya, tetapi salah satu gerbang
pelabuhan utama saat ini, Damietta, bakal terkena dampak jangka panjang bila
tidak segera ditangani.
Demontrasi yang berbuntut kerusuhan beberapa pekan ke
belakang, menunjukkan eskalasi yang meningkat dimana dikabarkan per hari Kamis
15/08, jumlah pendemo yang meninggal sudah mencapai angka 500 orang dan yang
luka-luka mencapai ribuan orang.
Sungguh sangat ironis. Kembali ke Damietta. Dampak yang
sekarang langsung dihadapi pelabuhan di Mesir ini bukan cuma perkara keamanan
semata tetapi Damietta tidak mampu meng-handle ultra-large containership
(ULCS). O ... oooh.
Thruput tahun 2012 langsung anjlok 36,7 persen menjadi
760.000 TEUs, dari 1,2 juta TEUs di tahun 2011. Damietta Container & Cargo
Handling (DCCH) kini harus merelakan 10 kapal milik aliansi strategis G6 pindah
ke terminal milik APM Terminal di Port Said.
Menurut juru bicara DCCH, dana bukan merupakan isu utama,
justru persetujuan dari Menteri Perhubungan yang masih belum keluar. Lagipula
menurut perkiraan tim internal, proses pengerjaannya memerlukan waktu sekitar
18 bulan dalam 2-3 fase.
Kabar terkini, para pendukung presiden terguling Morsi +
kelompok Ikhwanul Muslimin kabarnya tengah mempersiapkan demo besar-besaran
untuk menggoyang Mesir. Sejumlah negara kini mulai peduli dengan kondisi di
Mesir agar kekisruhan tidak melebar ke negara tetangga.
Semoga berhasil ya.
Sumber : Dari Sana-sini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar