Di industri maritim, boleh jadi selama pandemi
menjadi tahun yang menguntungkan karena berlakunya hukum pasar, yakni
saat pasok + kebutuhan gak seimbang sehingga membuat uang tambang
(ocean freight) melambung bak dibuai mimpi.
Customer yang memiliki aktifitas dagang antara Asia –
Eropa (AE) dihadapkan pada pilihan sulit, terutama yang memiliki service
contract tahunan dan kebanyakan diantara mereka banyak yang akan segera
berakhir.
Padahal sebagaimana diketahui bahwa dalam 2-3 bulan ke
belakang terjadi polemik kelangkaan kontainer di hampir semua
penjuru dunia, termasuk di Indonesia dan sebagian belahan Asia.
Bagi pemegang kontrak, harga di tahun 2021 akan
berbeda dibanding tahun2 sebelumnya dan kenaikan harga akan menjadi opsi gak
terhindarkan dalam negosiasi antara Shipper dengan pihak pelayaran.
Sebagai info, harga di akhir November 2020 lalu sudah 2x
lipat dibanding harga rata2 kontrak dari RRCina ke Eropa – demikian menurut
Xeneta. Pertengahan Desember 2020 merangkak lagi hingga mencapai 3x
lipat rata2 yang pernah ada.
Menurut data Shanghai Containerised Freight Index (SCFI),
harga Asia-North Europe per tgl 11/12/2020 mencapai USD 2.948 per
TEU, + Asia-Mediterranea di kisaran USD 3.073 per TEU. Luar biasa !
Padahal, berdasarkan data harga rata2 SCFI untuk RRCina –
Eropa di tahun 2019 hanya diangka USD 764 per TEU, dan dari bulan
Januari hingga November 2020, harga spot di angka USD 979 per TEU.
Susah dijelaskan secara logika namun jika supply &
demand gak seimbang ya beginilah. Banyak pihak yang dibuat nyut-nyutan.
Semoga kondisi perekomian bisa segera pulih. Aamiin.
Sumber : Dari Sana-sini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar