Selama
2 (dua) tahun belakangan, sepertinya masalah keuangan mendera pelayaran
asal Singapura yakni Pacific International Lines (PIL), sehingga secara
perlahan harus menjual aset dan peringkatnya
menurun
perlahan-lahan.
Sebelumnya,
menurut rumah riset Alphaliner, PIL menempati posisi ke-10 ato masuk BIG 10
Operators
di dunia namun menurut informasi terakhir, kini posisinya melorot ke posisi 11
dan peringkat 10 digantikan oleh Zim Line (Israel).
Sepeninggal
ayahandanya yang wafat beberapa waktu lalu, SS Teo memulai menakhodai PIL dengan
agregat 400.000 TEUs, kini tinggal 315.383 TEUs. Lantas kemana aja
lepasnya aset PIL ?
Info
dari kalangan broker menyebutkan sekitar pertengahan tahun ini saja PIL harus
melepas 4 (empat) kapal ke berbagai pihak untuk mendapatkan dana segar. Bahkan
Temasek Holdings + Heliconia Capital Management sudah menyuntikkan
dana USD 100 juta.
Bulan
ini, PIL kembali harus menjual aset kapal curahnya, Glovis Maestro (kapasitas 56.670 dwt) ke pihak pembeli
asal RRCina namun gak disebutkan namanya. Yang pasti koleksi kapal PIL lagi2
berkurang secara perlahan.
Info
teranyar lagi. Pihak Brokers sedang menawarkan 4 (empat) kapal PIL L-class buatan Dalian,
RRCina
dan memiliki kapasitas 4.250 TEUs. Kabarnya salah satu peminat yang sudah
memberikan respon yakni pelayaran Taiwan, Wan Hai Lines (WHL).
Bagaimana
nasib PIL menjelang akhir tahun 2020 ini, apakah akan upaya penyelamatan dari
pemerintah Singapura ato justru pihak luar yang tertarik menanamkan duitnya di
negeri yang kini juga sedang terkena resesi.
Rujukan
sebelumnya, silahkan baca : JT 160920 : PIL Lepas 3 Kapal Lagi + JT
090920 : Pendiri PIL Meninggal Dunia.
Sumber
: Dari Sana-sini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar