Awal tahun 2020 bagi Tiongkok lebih merupakan mimpi
buruk ketimbang tahun kegemilangan
seperti tahun2 sebelumnya. Minimal tingkat pertumbuhan jika tidak dobel digit
ya di kisaran 7-9
persen per tahun.
Namun sejak libur Imlek lalu, keadaan berubah
180 derajat, terlebih lagi
dengan ditemukannya Coronavirus yang bermula dari Wuhan dan kini menyebar ke seluruh dunia. Negara terparah
yang terkena dampak yakni Italia,
Iran + Korea Selatan.
Dari sisi perekonomian saja,
pemerintah RRCina harus menutup
lokasi daerah terdampak + penutupan pabrik selama beberapa hingga akhirnya ada yang melakukan
pemutusan hubungan kerja alias PHK
Massal.
Sejak libur Imlek hingga awal Maret 2020 dikabarkan Negeri
Panda berpotensi kehilangan 6 juta TEUs namun angka pastinya belum terkumpul semua dari
pelabuhan yang ada serta seberapa besar dampak Coronavirus, perlu kajian lebih
lanjut.
Akibat lain dari dampak + penutupan
pabrik otomatis volume kiriman akan berkurang drastis. Para analis
memperkirakan pertumbuhan volume kontainer sedunia bakal terpangkas 0,7 persen di tahun 2020 – sesuai laporan World
Maritime News.
Sejumlah pelayaran bahkan masih
ada yang membatalkan jadual pelayarannya ato blank sailing hingga mid-Maret ini. Coronavirus gak cuma mempengaruhi kegiatan
ekspor impor di daratan Cina tetapi juga diseluruh dunia.
Pelayaran global pun masih tetap
mengoperasikan kapalnya ke seluruh RRCina – kecuali Wuhan – padahal Wuhan meng-handle 1,7
juta TEUs di tahun 2019 ato berkontribusi 0,6
persen dari seluruh aktifitas
kepelabuhanan di RRCina.
Tetap monitor dengan baik ya
karena dalam seminggu kedepan kita gak tahu apa yang akan terjadi. Sudah bisa
tertangani dengan baik ato malah tambah mengganas alias korban berjatuhan
semakin banyak.
Astagfirullah
...
Sumber : Dari Sana-sini / Foto : Reuters.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar