Boleh
jadi, inilah tragedi industri pelayaran terparah yang mengalami kebangkrutan
sepanjang sejarah (hingga saat ini) dan berdampak langsung kepada para pemilik
kapal (ownership) dimana kapal2 sewa dikembalikan namun blon jelas
pembayarannya.
Menurut
media riset yang bermarkas di Paris,
Alphaliner, setidaknya ada 62 unit
kapal yang dioperasikan oleh pelayaran bermasalah Hanjin Shipping (HJS) asal
Korea Selatan. Artinya, status idle
ship dipastikan meningkat drastis menjelang akhir tahun 2016.
Sekarang
ini, ada 397 kapal nganggur diatas 500
TEUs dengan agregat 1,55 juta TEUs, ato sama dengan 7,6 persen global fleet. Itu berdasarkan status tgl 17/10. Ato … meningkat dari 371 unit dengan agregat 1,33 juta TEUs di periode sebelumnya.
Klo
gak ada upaya penyelamatan sama sekali terhadap HJS maka dipastikan hingga
Desmber 2016 mendatang, bakal ketambahan 200.000
TEUs ex HJS itupun setelah muatan yang saat ini terlantar, bisa dibongkar
dipelabuhan tujuan.
Hingga
akhir Desember 2016, diperkirakan
bakal ada 1,7 juta TEUs armada kapal
yang nganggur dan gak beroperasi sama sekali. Sementara itu, global player menyadari bahwa momen
untuk meningkatkan harga udah sama sekali hilang.
Buktinya,
selama 5 tahun berturut-turut, kondisi ocean
freight (uang tambang) di industri pelayaran global gak pernah beranjak
naik. Turun sih iyeee. Klo gini terus, siapa yang sanggup bertahan ? Akuisisi
dan merger makanya menjadi pilihan terakhir supaya bisa survive.
Ayooo
waspadai kondisi perekonomian dunia yang gak kunjung membaik. Semua industri terdampak
dan jangan berspekulasi berlebihan klo gak punya nyali dan kemampuan (skills).
Tiarap aja dulu. Badai blon berlalu wooooi.
Sumber
: Dari Sana-sini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar