Polemik
tentang pengganti pelabuhan Cilamaya, terus bergulir dan kandidat pelabuhan
pengganti semakin bertambah. Dari pelaksanaan pra studi kelayakan (pra
feasibility study) yang selesai September
ini, tercatat 6 (enam) lokasi.
Mereka adalah
: Tarumanagara Bekasi, Pusakajaya
Karawang, Patimban Subang, Eretan dan
Balongan di Indramayu serta pelabuhan
Cirebon. Yang teraman karena tak banyak anjungan lepas pantainya ya
Patimban, Subang.
Bila dilihat
dari sisi ketahanan pangan dan keamanan lingkungan, wilayah Patimban tidak ada
areal persawahan seperti di Cilamaya yang termasuk dalam lumbung beras
nasional. Pemerintah daerahnya pun sangat mendukung pengembangan pelabuhan
Patimban.
Seperti
diketahui, pembangunan pelabuhan baru membutuhkan waktu cukup lama. Pasalnya,
bila feasibility study selesai dilakukan, tahapan selanjutnya yang harus
dilakukan adalah Detail Engineering
Design (DED) serta Analisis dampak
lingkungan (Amdal).
Lantas,
kenapa Cilamaya begitu resisten untuk dibangun pelabuhan anyar ? Seperti
diketahui, dalam perencanaan membangunan pelabuhan Cilamaya banyak pihak yang
khawatir akan mengganggu produksi minyak
dan gas di Offshore North West Jawa
(ONWJ) milik PT Pertamina.
Ditempat itu,
produksi minyak dapat mencapai 40.000
barel per hari, sedangkan produksi gas mencapai 180 Million Metric Cubic Feet per Day (MMSCFD). Hmm gak heran khan
anjungan minyak lepas pantai bisa menghambat karena sudah ada lebih awal juga.
Yo wes, kita
tunggu perkembangan lebih lanjutnya ya.
Sumber : Dari
Sana-sini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar