Industri pelayaran biasanya selalu aja apdet. Entah servis baru, bisa kapal
baru ato bahkan perubahan di struktur manajemen. Semuanya bisa terjadi dalam
hitungan cepat karena dinamika industri maritim saat ini semakin instan
sementara persaingan bisa saja dalam hitungan detik. Era digital merubah
semuanya.
Untuk isu mingguan kali ini, akan lebih menyoroti pengoperasian ato perolehan kapal baru yang masuk armada kapal sebuah pelayaran. Akan dioperasikan dimana dan apakah akan mempengaruhi keseimbangan harga di kemudian hari, dilengkapi analisis sejumlah lembaga independen yang sudah biasa "membaca" kondisi pasar melalui riset-riset yang dijalankan.
Sekali waktu, ada berita scrapping kapal alias kewajiban membongkar kapal yang sudah gak laik-jalan lagi sehingga harus dimusnahkan. Caranya ? Ya dipretelin. Besi-besi tuanya bisa didaur ulang ato dijual menjadi barang-barang loakan dan mengisi ruangan kolektor seni. Entahlah. Semua bisa terjadi.
Minggu 41 (06-13/10/13) diisi info 4 (empat) pelayaran yang bergerak di sektor break bulk, conro hingga kapal kontainer. Semuanya, dari manca negara ada disini - kecuali yang berasal dari Indonesia, agak sensi buat diekspos. Seperlunya saja, ok ?
Yang pertama, kapal "Green Mountain" (37.000 dwt) yang diproduksi galangan RRCina, dipesan oleh "MACS Maritime Shipping" yang bermarkas di Hamburg. Spesialis kapal break bulk dan multi-fungsi ini beroperasi di wilayah Eropa - Afrika Selatan. Kapal ini baru diluncurkan, dan kini menuju Richard Bay guna memperkuat armada MACS.
Green Mountain merupakan kapal ke-4 dari total 6 unit yang dipesan. MACK memesan kapal ini ditahun 2007/2008 dengan harga satuan USD 42 juta. Mulanya, kapal ini dipesan via galangan kapal "Jiangsu Shenghua Shipyard" namun karena satu dan lain hal, akhirnya dipindah ke "Qingshan Shipyard", Wuhu, RRCina.
Yang ke-2, pelayaran Saudi Arabia "National Shipping Company of Saudi Arabia" (NSCSA - Bahri) mengumumkan pemberian kapal container RO/RO lama buatan tahun 1983 "Saudi Tabuk". Kabarnya, Bahri menjual kuartet kapal ini buatan Swedia ini kepada perusahaan pemecah kapal untuk di-scrap.
Bahri memiliki 4 kapal bersaudara, yakni : "Saudi Abha", "Saudi "Tabuk", "Saudi Diriyah" dan "Saudi Hofuf" dan kesemuanya telah mengabdi hampir 30 tahun. Kini saatnya Bahri memesan kapal conro baru namun berukuran lebih kecil. Bila periode awal, kapal tersebut dipesan di "Kockums Shipyard", Swedia maka generasi baru nantinya akan dibuat di galangan "Hyundai Mipo Dockyard", Korea Selatan.
Daerah operasi kapal-kapal Bahri, dari Arab ke Amrik pantai timur. Kapal-kapal bermutu tinggi ini akan segera mengakhiri masa tugasnya namun walau Kockums sebagai perusahaan masih ada namun biz galangan kapalnya sudah dijual ke pihak lain. Itulah bisnis !
Info ke-3 datang dari "Royal Arctic Line" (RAL). Belum lama ini RAL membukukan order 5 (lima) kapal kontainer yang melintasi kawasan es yang beku. Makanya kapal yang dipesan harus ke ahlinya, yakni "Remontowa Shipyard" Polandia.
Awalnya, tahun 2011 lalu pihak RAL menggulirkan order 5 kapal ini ke pihak "P&S Werften, Jerman. Seharusnya bisa dikirim tahun 2012 lalu namun karena galangan tsb bangkrut sehingga RAL membatalkan pesanan tadi.
Ke-5 kapal baru yang dipesan meliputi 1 unit kapal kontainer 606 TEUs dan 2x100 TEUs serta 2x30 TEUs untuk angkutan area pantai. Kapal 606 TEUs merupakan sodara dari kapal "Mary Arctica" dan bakal menggantikan "Arina Arctica" (buatan tahun 1984). Ke-5 kapal ini bakal diselesaikan semester 1 - 2015.
Berita penutup datang dari Bumi India. Pelayaran "Shipping Corporation of India" (SCI) mengumumkan pihaknya membatalkan 1 (satu) unit kapal kontainer berkapasitas 3.500 TEUs dari galangan "Rongcheng Shenfei Shipbuilding", RRCina. Apa sebab koq dibatalkan ?
Ini bukan kali pertama SCI mendapat masalah. Kabarnya, proses pembatalan dilakukan karena keterlambatan yang dibuat pihak galangan sedangkan ordernya dibuat Juli 2011 dengan jadual pengiriman sekitar Agustus 2012. Apa mau dikata, akhirnya toh batal juga.
Selain order kapal 3.500 TEUs, pihak SCI juga memiliki pesanan 3x6.500 TEUs dari galangan STX Dalian Shipyard. Ironisnya, nasib kapal inipun terbengkalai sehingga gak jelas juntrungannya karena STX Group mengalami kebangkrutan. Sejak saat itu, segala sesuatu yang berbau STX jadi bias.
Padahal, jika semuanya lancar, SCI bisa mulai menerima kapal pertamanya di awal semester 1 lalu. Namun bagaimana kelanjutannya dan apakah tetap dilanjutkan dan siapa yang melanjutkan proyeknya, masih samar-samar nih.
Tunggu waktu yang tepat ya. Akan ada apdet untuk setiap info yang dihadirkan disini.
Sumber : LV.
Untuk isu mingguan kali ini, akan lebih menyoroti pengoperasian ato perolehan kapal baru yang masuk armada kapal sebuah pelayaran. Akan dioperasikan dimana dan apakah akan mempengaruhi keseimbangan harga di kemudian hari, dilengkapi analisis sejumlah lembaga independen yang sudah biasa "membaca" kondisi pasar melalui riset-riset yang dijalankan.
Sekali waktu, ada berita scrapping kapal alias kewajiban membongkar kapal yang sudah gak laik-jalan lagi sehingga harus dimusnahkan. Caranya ? Ya dipretelin. Besi-besi tuanya bisa didaur ulang ato dijual menjadi barang-barang loakan dan mengisi ruangan kolektor seni. Entahlah. Semua bisa terjadi.
Minggu 41 (06-13/10/13) diisi info 4 (empat) pelayaran yang bergerak di sektor break bulk, conro hingga kapal kontainer. Semuanya, dari manca negara ada disini - kecuali yang berasal dari Indonesia, agak sensi buat diekspos. Seperlunya saja, ok ?
Yang pertama, kapal "Green Mountain" (37.000 dwt) yang diproduksi galangan RRCina, dipesan oleh "MACS Maritime Shipping" yang bermarkas di Hamburg. Spesialis kapal break bulk dan multi-fungsi ini beroperasi di wilayah Eropa - Afrika Selatan. Kapal ini baru diluncurkan, dan kini menuju Richard Bay guna memperkuat armada MACS.
Green Mountain merupakan kapal ke-4 dari total 6 unit yang dipesan. MACK memesan kapal ini ditahun 2007/2008 dengan harga satuan USD 42 juta. Mulanya, kapal ini dipesan via galangan kapal "Jiangsu Shenghua Shipyard" namun karena satu dan lain hal, akhirnya dipindah ke "Qingshan Shipyard", Wuhu, RRCina.
Yang ke-2, pelayaran Saudi Arabia "National Shipping Company of Saudi Arabia" (NSCSA - Bahri) mengumumkan pemberian kapal container RO/RO lama buatan tahun 1983 "Saudi Tabuk". Kabarnya, Bahri menjual kuartet kapal ini buatan Swedia ini kepada perusahaan pemecah kapal untuk di-scrap.
Bahri memiliki 4 kapal bersaudara, yakni : "Saudi Abha", "Saudi "Tabuk", "Saudi Diriyah" dan "Saudi Hofuf" dan kesemuanya telah mengabdi hampir 30 tahun. Kini saatnya Bahri memesan kapal conro baru namun berukuran lebih kecil. Bila periode awal, kapal tersebut dipesan di "Kockums Shipyard", Swedia maka generasi baru nantinya akan dibuat di galangan "Hyundai Mipo Dockyard", Korea Selatan.
Daerah operasi kapal-kapal Bahri, dari Arab ke Amrik pantai timur. Kapal-kapal bermutu tinggi ini akan segera mengakhiri masa tugasnya namun walau Kockums sebagai perusahaan masih ada namun biz galangan kapalnya sudah dijual ke pihak lain. Itulah bisnis !
Info ke-3 datang dari "Royal Arctic Line" (RAL). Belum lama ini RAL membukukan order 5 (lima) kapal kontainer yang melintasi kawasan es yang beku. Makanya kapal yang dipesan harus ke ahlinya, yakni "Remontowa Shipyard" Polandia.
Awalnya, tahun 2011 lalu pihak RAL menggulirkan order 5 kapal ini ke pihak "P&S Werften, Jerman. Seharusnya bisa dikirim tahun 2012 lalu namun karena galangan tsb bangkrut sehingga RAL membatalkan pesanan tadi.
Ke-5 kapal baru yang dipesan meliputi 1 unit kapal kontainer 606 TEUs dan 2x100 TEUs serta 2x30 TEUs untuk angkutan area pantai. Kapal 606 TEUs merupakan sodara dari kapal "Mary Arctica" dan bakal menggantikan "Arina Arctica" (buatan tahun 1984). Ke-5 kapal ini bakal diselesaikan semester 1 - 2015.
Berita penutup datang dari Bumi India. Pelayaran "Shipping Corporation of India" (SCI) mengumumkan pihaknya membatalkan 1 (satu) unit kapal kontainer berkapasitas 3.500 TEUs dari galangan "Rongcheng Shenfei Shipbuilding", RRCina. Apa sebab koq dibatalkan ?
Ini bukan kali pertama SCI mendapat masalah. Kabarnya, proses pembatalan dilakukan karena keterlambatan yang dibuat pihak galangan sedangkan ordernya dibuat Juli 2011 dengan jadual pengiriman sekitar Agustus 2012. Apa mau dikata, akhirnya toh batal juga.
Selain order kapal 3.500 TEUs, pihak SCI juga memiliki pesanan 3x6.500 TEUs dari galangan STX Dalian Shipyard. Ironisnya, nasib kapal inipun terbengkalai sehingga gak jelas juntrungannya karena STX Group mengalami kebangkrutan. Sejak saat itu, segala sesuatu yang berbau STX jadi bias.
Padahal, jika semuanya lancar, SCI bisa mulai menerima kapal pertamanya di awal semester 1 lalu. Namun bagaimana kelanjutannya dan apakah tetap dilanjutkan dan siapa yang melanjutkan proyeknya, masih samar-samar nih.
Tunggu waktu yang tepat ya. Akan ada apdet untuk setiap info yang dihadirkan disini.
Sumber : LV.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar