Salah satu konglomerat di industri transportasi (yang
terlalu cepat meroket hingga akhirnya mengumumkan kebangkrutannya), HNA
Group, kini kabarnya tengah mencari investor baru untuk
menghidupkannya lagi.
HNA Group memiliki bisnis utama di maskapai penerbangan Hainan
Airlines, bandar udara hingga bisnis ritel dan terakhir terdapat 320
perusahaan afiliasi yang ikut program restrukturisasi – demikian menurut Caixin.
Dalam kalkulasi bisnis HNA, bisnis utamanya harus tetap
bisa dipertahankan yakni perusahaan penerbangannya dan jika pun ada investor
masuk maka ada klausul bahwa aset utama, semisal Hainan Airlines gak akan bisa
dilepas ato dijual begitu saja karena ada “perlakuan khusus”.
Dari data Wikipedia, HNA Group Co., Ltd merupakan sebuah
konglomerasi yang berkantor pusat di Haikou, RRCina. Didirikan tahun 2000
dan investasinya masuk di hampir semua bidang usaha, bahkan ekspansinya pun
berskala global.
Lingkup usahanya disebutkan mulai dari industri penerbangan,
real estate (properti), jasa keuangan, turisme, logistik dan masih banyak
lagi. HNA merupakan bagian dari induk usaha yang bernama Grand China Air
dimana 25 persen sahamnya dimiliki Hilton Worldwide.
Menurut Wikipedia juga, di tahun 2017, HNA Group
menempati ranking ke-170 sebagai perusahaan kelas kakap dengan revenue USD
53,335 milyar serta masuk dalam deretan Fortune Global 500.
Namun sayang, saking masifnya berinvestasi di tahun 2021,
perusahaan mengajukan kebangkrutan setelah hutang yang melilit luar
biasa besarnya dan kini sesuai perintah pengadilan, disetujui untuk mencari
investor baru untuk menyelamatkan aset yang sudah dimilikinya.
Sumber : Dari Sana-sini / Foto : Gnews.org.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar