Maskapai penerbangan asal Turki yang tengah naik daun, Turkish
Airlines telah menegaskan rencananya untuk menjadikan bisnis kargonya
menjadi anak perusahaan yang mandiri namun kepemilikan saham sepenuhnya tetap dimiliki
Turkish Airlines, demikian laporan media Air Cargo News yang bermarkas
di London, Inggeris.
Turkish Cargo telah menunjukkan dedikasi + inovasi yang
diperlukan, di bawah kondisi yang sulit dan tidak biasa serta mampu muncul
sebagai perusahaan kargo udara yang luar biasa – demikian disampaikan Chairman
Turkish Airlines Ilker Ayci pada webinar Cargo Talks.
Jika selama ini nama Turkish Cargo menjadi semacam sub-merek
dari Turkish Airlines maka kedepannya, dengan disahkannya menjadi anak
perusahaan (afiliasi), posisinya bisa sejajar dengan operator freighter
kelas dunia lainnya.
Ayci mengatakan bahwa volume kargo Turkish Cargo meningkat
menjadi 6,7 miliar kargo ton per km (FTK, freight tonne kms). Hasilnya,
maskapai ini telah naik ranking, dari peringkat 8 menjadi peringkat 6 sebagai maskapai tersibuk di dunia.
Kedepannya, Turkish Cargo akan memiliki terminal raksasa
sendiri yang dinamai Smarist yang berlokasi di Bandara Istanbul.
Kapasitas kargo yang bisa ditangani 4 juta ton kargo per tahun, dengan
luasan area 340.000 meter persegi.
Congrats !
Sumber : Dari Sana-sini / Foto : Atlas Logistic Network.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar