Boleh dibilang gerak langkah negeri Panda yang cukup
ekspansif bisa dilihat dari pertumbuhan ekonomi negaranya di kuartal 4 tahun
2019, hanya tumbuh 6 persen dibanding data tahun sebelumnya.
Pertumbuhan ekonomi RRCina selama 2019 yang
mencapai angka 6,1 persen, disebut-sebut sebagai yang terjelek selama 29
tahun terakhir. Tapi jika dibandingkan dengan target pemerintah yang 6-6,5
persen, masih ok lah.
Boleh dibilang terjadi perlambatan karena di tahun 2018 masih
di angka 6,6 persen dan para analis mewanti-wanti apa yang akan
dilakukan pemerintah di tahun2 mendatang sementara proyek OBOR / one belt
one road terus digaungkan.
Selama kurun waktu 2 tahun ini, ditambah eskalasi perang
dagang antara Amrik + RRCina bisa dibayangkan dampak yang terjadi sehingga
pemerintah Tiongkok pun mengambil posisi angka pertumbuhan moderat.
Hal yang akan banyak berpengaruh adalah sisi investasi akan
banyak terkoreksi, apalagi disadari bahwa konstruksi + properti memegang
peranan penting selama 2 tahun belakangan sehingga penyerahan unit pun jadi mundur
2-3 tahun kepada Pelanggan.
Waspadai terus perkembangan yang ada agar sejalan apa yang
terjadi di Tanah Air. Minimal untuk bisnis yang tengah kita geluti, apapun
sektornya. Kompromi antara Amrik + RRCina sudah ditandatangani kedua negara tapi
dampaknya blon terasa.
Sumber : Dari Sana-sini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar