Beberapa
hari lalu, Drewry Maritime Research
pernah melontarkan bahwa selain Hanjin
Shipping (HJS), bakal ada korban berikut di industri pelayaran global,
karena terantuk situasi ekonomi terkini dan kesulitan likuiditas.
Ini
bukan lomba balap kapal layar yang saling susul-menyusul untuk memenangkan
perlombaan. Ini adalah isu sensitif karena masalah bangkrut ato ambruknya
sebuah perusahaan pelayaran kharismatis, bisa merusak reputasi.
Perusahaan
pelayaran Jepang, “K” Line disebut2
bakal mengikuti jejak pelayaran Korea yang bernasib sial karena gak didukung
oleh pemerintah dan para kreditornya. Akhir Agustus lalu, menjadi momen yang yang sangat sakral bagi Hanjin Shipping karena dikabarkan
bangkrut.
Walau
masih dikabarkan, tetapi kenyataan di lapangan nasib Hanjin Shipping (HJS) seperti benar2 hancur luluh. Kreditor utama Korea Bank Development (KDB) serta para
kreditor lainnya, ternyata udah angkat tangan alias menyerah.
Secara
diplomatis, Kiyoshi Tokonami, general
manager K Line’s IR & PR Group, menyangkal info diatas dan menyatakan
berita tersebut gak benar dan gak ada dasarnya. Nah lho. Jadi siapa nih yang
ngomporin dan meniup2 isu bangkrut ?
Isu
ini rupanya bertiup dari daratan Tiongkok
dan menghantam daratan negeri Sakura
sehingga membuat petinggi “K” Line geram. Klo isunya bener sih, ya terima aja.
Klo salah dan merugikan reputasi perusahaan khan berabe abiiiz.
Bukan
tanpa alasan bila industri pelayaran tengah merana. Di Jepang aja, udah memakan
korban 2 (dua) pelayaran besar : Sanko
Steamship dan Daiichi Chuo yang
memiliki profil bagus. Tapi sekarang ini profil bagus blon jadi jaminan dan
bisa merontokkan bisnis.
Blon
lagi diluaran sana. COSCO sampe
harus dikawinkan dengan CSCL oleh
pemerintah Tiongkok. CMA CGM sampe
harus mengakuisisi APL serta Hapag-Lloyd (H-L) juga membeli UASC. Ini proses merger dan akuisisi
di ranah pelayaran global dan gak bisa dihindari.
Awal
bulan September ini, ada selentingan
perusahaan pendanaan Jepang yang bergerak di Singapura, Effisimo bermaksud memperbesar sahamnya di perusahaan pelayaran tsb,
malah nadanya rada serem lagi, mo mengambil-alih.
Kabarnya,
secara perlahan, saham Effisimo di “K” Line terus meningkat dan kini di kisaran
37 persen. Lantas apakah langkah
Effisimo mengakuisisi ato nambah modal di perusahaan pelayaran ke-3 terbesar di
Jepang ini bisa maujud seiring dengan isu bangkrut ?
Siapa
sih Effisimo itu ? Effissimo Capital
Management, didirikan di Singapore oleh investor berkebangsaan Jepang juga,
Yoshiaki Murakami, dan selain mengincar saham “K” Line, Effisimo menjadi salah
satu penyandang dana di perusahaan Jepang seperti Ricoh.
Kita
ikuti aja kelangsungan desas-desus ini karena yang erhak memberikan pernyataan
resmi, ya hanya yang punya hajat. Kita mah apa atuh, cuma ngebaca dan nyebarin
yang sekiranya berguna buat Pembaca. Lain tidak.
Sumber
: Dari Sana-sini.
NYK,MOL, and KLINE to merge container shipping busineeses
BalasHapus