Ini
termasuk aksi nekad Hyundai Merchant
Marine (HMM) agar tetap bisa eksis di industri pelayaran. Kabarnya, saat
HMM meminta persetujuan dengan para juragan kapal atas harga sewanya, ehhh gak
disangka2 malah disetujui.
Justru
dalam perjalanan waktu, pihak Hanjin
Shipping (HJS) yang rada frustasi, setelah proposal permintaan diskon harga
sewa kapalnya ditolak oleh sebagian ship-owners.
Ini menimbulkan permasalah baru bagi pelayaran Korea Selatan di dunia internasional.
Tempo
hari, HMM sempat ditolak secara halus buat join di THE Alliance karena rongrongan kondisi keuangannya namun kini HJS
yang jadi anggota THE Alliance pun tengah semaput sehingga didesak untuk merger
sekalian dengan HMM.
Masalah
cocok ato ndak perihal merger diatas (maksudnya antara HJS + HMM), itu perkara lain. Dari sisi layanan, anggota aliansi
kepengen menjaga citra dan standar layanan agar gak ngerusak satu sama lain.
HMM
mengaku sangat terpukul dengan kondisi harga yang terus turun, sehingga
menyisakan piutang yang sangat besar. Untuk menjaga stabilitas di pasar yang
serba gak pasti, kini mencoba untuk mencari saluran ke Maersk Line dan MSC.
Apa
yang mo ditawarin HMM ke 2M ? Rupanya Maersk mengakui bahwa HMM memiliki servis
Trans Pasifik (TP) yang cukup prima
sehingga bisa menjadi salah satu opsi bagi diterima HMM di 2M. Masalahnya, ada
anggota lain yakni MSC yang blon tentu setuju.
Klo
sekedar buying slot, kemungkinan bisa … bingitz. Tapi menjadi anggota penuh 2M
apalagi harus ngerubah nama menjadi HMM misalnya, khan ngerugiin 2M itu
sendiri. HMM bisa jadi singkatan baru : Hyundai,
Maersk, MSC. Nah loh ?
Apakah
mungkin HMM bisa menjadi bagian dari 2M ? Yuuk kita tunggu info selanjutnya
Konstelasi aliansi strategis sangat dinamis sehingga perlu penyesuaian
disana-sini. Selain HMM, ternyata Zim
Line juga ngebet pengen join 2M, beneran nih ?
Watch
Out !
Sumber
: Dari Sana-sini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar